EMPAT BELAS : I'm Serious With You

313K 22.5K 1.3K
                                    

Yura cemberut, Aldrich terus saja memaksakan kehendaknya bahwa Yura harus tidur di apartemen Aldrich. Bukan apa-apa tapi untuk apa apartemen miliknya? Ia ingin tidur sendiri saja malam ini, sungguh.

"Aku hanya ingin bersama dengan kekasihku," seru Aldrich yang berhasil membuat Yura mendengus.

"Aku ingin tidur sendiri, please." Aldrich menaikkan sebelah alisnya.

"Mengapa?"

"Percuma aku memiliki apartemen sendiri. Lagipula, aku belum membereskannya." Aldrich mendengus tanda tidak setuju.

"Kalau begitu aku tinggal di apartemenmu." Yura menghela napas dalam.

"Terserah kau saja, berisik."

"Kita pergi ke apartemenku dulu, aku ingin mengganti pakaianku." Yura mengangguk.

Sesampainya di apartemen Aldrich, laki-laki itu langsung membuka bagian atas bajunya, yang sontak disambut teriakan kencang dari bibir mungil Yura.

"ALDRICH!!! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Yura menutup matanya erat, tidak lupa kedua telapak tangannya juga ikut ia tempelkan ke sekitar area matanya.

"Mandi," jawab Aldrich singkat.

"Kau mau pamer? Buka baju di kamar mandi saja, berengsek," sanggah Yura dengan mata yang masih terpejam rapat.

"Kau sendiri pasti suka melihatku seperti tadi," cibir Aldrich. Ia kemudian melangkah menuju kamar mandi.

Setelah mendengar bunyi pintu ditutup Yura membuka matanya, duduk di sofa ruang tengah. Perempuan bersurai panjang itu mendesah pelan.

Ia mengingat kembali apa yang terjadi sore itu, Aldrich melamarnya? Tiba-tiba pipi Yura memanas. Sial.

Baru kali ini ia menemui laki-laki sefrontal Aldrich, berbicara tanpa basa-basi dan jujur sejujur-jujurnya.

Yura merasa sangsi, jawaban yang dilontarkan Yura akan sama saja efeknya bagi Aldrich. Dia pasti akan tetap memaksanya untuk menikah.

Ngomong-ngomong soal menikah ia jadi teringat ayah dan ibunya yang ada di Korea Selatan. Ayahnya seorang pengacara yang handal, sedangkan ibunya pemilik kafe yang sudah membuka beberapa cabang di berbagai kota. Fyi, orang tua Yura sudah bercerai sejak lama.

Memikirkan hal itu membuat mata Yura terasa panas, setetes air mata akhirnya mengalir. Dari kecil ia selalu berpindah-pindah karena persetujuan orang tuanya, seminggu di rumah ayah dan seminggu di rumah ibu. Benar-benar melelahkan.

Yura selalu marah dengan keputusan kedua orang tuanya untuk bercerai, apakah mereka pikir mereka yang paling menderita disini? Tidak. Anaklah yang mendapatkan efek paling besar.

Pikiran Yura kembali ke Aldrich, apakah Aldrich serius untuk menikah dengannya? Sempat terpikirkan bahwa Aldrich hanya bermain-main, tetapi Yura tidak bisa melihat apa alasan laki-laki itu berbuat demikian.

Atau psikopat memang biasanya seperti itu? Ia sama sekali tidak mengerti.

Dengan langkah gontai Yura berjalan ke arah dapur, berharap menemukan sesuatu untuk ia makan. Untungnya ada buah-buahan di kulkas, dan ia mengambil sebuah apel.

Ketika Yura berbalik ia mendapati Aldrich yang baru keluar dari kamarnya, rambut laki-laki itu masih basah dan ia tidak mengenakan atasan. Tetapi sebuah kemeja kotak-kotak menggantung di pundaknya.

"Aldrich, pakai bajumu," titah Yura sambil menghadap ke arah lain.

"Aku ingin minum," balas Aldrich asal.

"Tidak usah berbalik seperti itu, aku sudah mengenakan pakaianku." Yura berbalik dan menggigit apel yang sudah habis setengahnya.

"Kau lapar? Mau aku masakkan sesuatu?" Yura menggeleng.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang