ENAM BELAS : Birthday Party

285K 20.8K 1.4K
                                    

Aldrich menatap Yura dengan pandangan datar, perempuan itu kini sedang memakan buahnya dengan lahap.

"Tadi seniormu itu datang kesini." Yura mendongak, karena mulutnya masih penuh dengan buah maka ia hanya seolah-olah mengucapkan 'siapa?'

"Senirmu yang memberikan kartu undangan."

Yura menelan potongan terakhir buahnya. "Untuk apa?"

Aldrich berdecih kesal sebelum menjawab pertanyaan Yura.

"Dia bilang bahwa sebenarnya dia kecewa tidak langsung bertemu denganmu." Suara Aldrich terdengar marah. "Benari-beraninya dia mengatakan itu di hapanku?! Akan kupastikan bahwa mulutnya akan robek nanti, pesta ulang tahunnya malam ini kan?" Yura meneguk salivanya kasar.

"Ja-jangan bilang kalau kau akan membunuh Johnny. Al, tolong. Jangan lakukan niat burukmu itu," pinta Yura dengan wajah memelas, sedangkan Aldrich hanya memasang wajah tak berdosa.

"Aku tidak janji." Seringai tajam tampak di wajahnya, Yura menjadi takut dibuatnya.

"Laki-laki berengsek itu mengatakan bahwa kau harus datang malam ini, karena akan ada banyak orang di sana. Ia bahkan tidak menyinggung apakah aku boleh atau tidak pergi ke pestanya," sungut Aldrich dengan tangan yang dikepalkan.

"Baiklah, kita akan datang ke sana."

"Benarkah?"

"Hmm."

"Nah, sayang. Lebih baik kita mempersiapkan diri untuk pergi ke sana. Aku ingin kita menjadi pusat perhatian, dan jika laki-laki itu melakukan hal aneh padamu. Katakan saja, pisauku akan dengan senang hati membunuhnya untukmu." Yura menggigil ngeri.

"Apa konsep pestanya?" tanya Aldrich kemudian.

"Aku tidak tahu, jika dilihat dari kartunya pesta mungkin dilaksanakan dengan konsep semi formal." Aldrich mengangguk paham.

"Aku ingin pakaian kita berwarna putih, bisa kan?" Yura hanya mengangguk, toh laki-laki itu pasti akan mengatur segalanya.

"Bagaimana? Apa pakaian ini terlihat cocok untukku?" Aldrich merentangkan tangannya untuk memperlihatkan setiap bagian sehingga Yura bisa menilai.

"Cocok. Tetapi Al, bisakah aku memakai pakaian yang berwarna hitam?"

Aldrich mengernyitkan.

"Pakailah dulu, baru kemudian aku akan tahu kau boleh memakainya atau tidak."

Yura masuk ke dalam kamar, keluar dengan pakaian berbeda.

"Bagaimana?" Aldrich menggeleng.

"Aku ingin pakaianmu berwarna putih." Yura mendengus dan masuk kembali.

Tetap saja, ketika Yura sudah berganti pakaian Aldrich kembali berseru yang membuatnya jengkel.

"Aku tidak terlalu menyukai ini." Yura menarik napas dalam-dalam. Sabar, sabar.

Aldrich membelalak ketika Yura keluar dari kamar dengan penampilan luar biasa, sehingga ia sempat melongo sebentar.

"Kau... cantik," puji Aldrich sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Dari dulu aku memang sudah cantik."

"Dan aku tampan." Yura berdecak. "Terserahlah."

"Sudah siap?" Yura mengangguk. "Ayo, mari kita lihat sebenarnya apa tujuan laki-laki itu mengundangmu secara langsung."

***

Johnny Kim melihat ke sekelilingnya dengan heran, mengapa ia tidak bisa menemukan Yura? Padahal pesta baru saja dimulai, kehadiran perempuan itulah yang ditunggu-tunggu nya.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang