SEPULUH: KEBAHAGIAAN GAGA

194K 14.1K 430
                                    

HALO, APA KABAR?

SELAMAT MEMBACA YA AYANG 😍

KOMENTAR SETIAP PARAGRAF YA 😘

ABSEN DULU SEBELUM MEMBACA 👋

***

Di taman sekolah, Gaga menemukan seseorang yang sedari tadi dia cari. Tempat ini sangat sejuk karena pohon-pohon yang ditanam di sekeliling lingkungan ini sangat rindang. Sejenak Gaga memperhatikan Ashila yang duduk di kursi, mata perempuan itu melihat langit, memperhatikan burung-burung kecil yang sedang berterbangan.

Gaga menekuri es krim di tangannya. Entah apa yang membuatnya hingga pergi ke tempat ini. Dia tidak tahu. Gaga hanya mengetahui jika sekarang dirinya ingin menghampiri perempuan itu.

"Ashila." panggil Gaga.

Ashila mengerang kesal. "Lo mau ngapain sih ke sini? Mau gangguin gue?"

Tanpa persetujan dari Ashila, cowok berjaket jins itu menghempaskan tubuhnya di kursi. "Siapa juga yang mau gangguin lo. Gue mau duduk di samping lo kali!"

Ashila memandang Gaga. "Gue lagi mau sendirian!" Suaranya terdengar seperti memohon.

Gaga tidak menyerah begitu saja. "Gue gak suka diusir."

"Mau lo apa sih, Ga?" Perempuan itu bangkit dari posisi duduknya.

Gaga mencoba tersenyum. "Gue mau lo makan es krim berdua sama gue."

Ashila sama sekali tidak menginginkannya. "Gue gak mau!" Perempuan itu melangkahkan kaki menjauh dari tempat yang sedari tadi membuatnya tenang. Sebelum Gaga datang menyerang.

"Shil..." lirih Gaga, menghentikan langkah kaki perempuan itu.

Gaga sekarang berdiri tepat di samping Ashila lalu berkata pelan. "Gue aja yang pergi dari sini!"

"Gitu kek dari tadi." kata Ashila lalu kembali duduk di kursi putih itu. Kedua mata perempuan itu menyipit melihat Gaga yang masih berdiri di hadapannya. "Ngapain lo masih di sini?"

Kekecewaan terlukis jelas di wajah cowok itu. Namun dia tidak beranjak pergi. Dia bukan dilahirkan sebagai pecundang. Gaga akan tetap terus berusaha. "Gue akan pergi kalau lo mau temenin gue makan es krim."

"Ga..." Ashila mencoba meredam kejengkelannya terhadap cowok itu.

Gaga terlihat lega saat dia kembali duduk tetapi perempuan di sampingnya terlihat menyerah menghadapi dirinya. Tangan cowok itu lantas membuka bungkus plastik es krim untuk Ashila. "Nih, untuk lo."

Perempuan itu menerima es krim dari tangan Gaga. "Buat apa sih ngikutin gue mulu" tanya Ashila sambil melihat kedua mata Gaga yang teduh.

Ashila selalu merasakan dadanya berdebar ketika Gaga melihat dirinya seperti sekarang. Tanpa kedip. "Hidup gue hampa kalau sedetik aja gak dengar suara lo yang kayak petasan itu." Gaga terkekeh.

"Enak aja lo kalau ngomong." Suara petasan yang Gaga katakan barusan keluar.

"Nah itu nyaring banget lo ngomong." Cowok itu terus menggoda Ashila.

Ashila, meskipun bukan kali pertama menatap sepasang mata indah itu, dia masih tidak berani menatapnya lama-lama. Ashila menekuri es krim seakan-akan makanan manis itu lebih menarik daripada wajah Gaga. Melihat es krim itu, Ashila langsung berniat jail. Ashila mendaratkan ujung es krim miliknya ke ujung hidung Gaga. Perempuan itu mencoba menahan tawanya ketika melihat ekspresi cowok di sampingnya. "Rasain tuh. Nyebelin sih lo."

Gaga meneguk ludahnya sendiri karena grogi. Melihat tawa perempuan itu membuatnya tidak dapat berkutik. Ada keinginan Gaga untuk membalas kejailan Ashila namun Gaga mengurungkan niat itu sejenak. Cowok itu justru memandang Ashila sungguh-sungguh.

Pangeran KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang