18. GERTAKAN [REPOST]

669K 42.8K 13.2K
                                    

Heyyyho! Siapa (Nama/Username) Yang Baca Ini Sekarang?❤️❤️

1-10 Emoji Yang Mewakilimu Saat Ada Update Cerita Ini?

Jam Berapa Kamu Baca Updatean Cerita Ini?

[Biar Kamu Readers Aktif & Terlihat] Coba Sebut Siapa Aja / Nama / Username Mana Aja Yang Baca Part Ini?

[Biar Kamu Readers Aktif & Terlihat] Coba Sebut Siapa Aja / Nama / Username Mana Aja Yang Baca Part Ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa Kamu Siap / Ready Mengisi Tiap Paragraf dan In-Line Dengan Komentarmu?❤️🔥

18. GERTAKAN

Begitu Bu Dayu menyelesaikan jam pelajarannya. Bams dan Guntur langsung mengungsi ke tempat duduk Galaksi—menggusur paksa Jordan yang sudah memiliki hak paten untuk duduk di sebelah Galaksi. Jordan yang sudah biasa menerima hal itu pun melengos kesal dan memilih duduk di atas meja Septian karena tidak ingin terlalu jauh dari kelimanya.

Baik Guntur dan Bams memiliki ekspresi yang serupa; mengantuk. Sementara Oji di tempatnya benar-benar tidak ada semangat sama sekali. Biasanya ketiga cowok itu selepas bel pergantian pelajaran selalu mengganggu Nyong. Namun hari ini cowok itu tidak ada di tempat duduknya yang berada di sebelah Oji.

"Padahal niat gue nraktir Nyong es lilin sekarang."

"Udah deh Bams. Bentar lagi juga dia masuk sekolah." Jordan melihat Bams. Laki-laki itu sedang bersender di tembok kelas, menghadap ke depan. Bams menggaruk kepalanya, benar-benar boring.

"Lak?"

Galaksi yang sedang melonggarkan dasi sekolahnya menoleh. "Apa?"

Jordan terlihat meragu. "Lo bakalan memperpanjang yang tadi?" tanyanya. "Kalau kata gue sih Lak. Mending nggak usah. Biarin aja. Ya, gue tau tadi Robert mukul lo. Tapi gue rasa ada baiknya lo diemin aja."

"Trus menurut lo gue harus diem aja? Gak ngelakuin apa-apa?"

"Bukannya gitu Lak," Galaksi menaikan sebelah alisnya melihat raut wajah distorsi itu. "Masalahnya kita juga udah mau bazar. Cukup Nyong aja yang diskors karena ketauan bawa vape ke sekolah. Gue nggak mau lo atau yang lainnya juga. Mungkin aja kan Robert sengaja nyerang lo tadi? Dia juga berani nyamperin lo ke sekolah. Ke Ganesha. Dia pasti udah tau kalau kita mau ngadain bazar tahun ini."

"Gimana menurut lo, Sep?" tanya Jordan padanya.

"Gue sih sejutu aja," jawab Septian pendek.

"Lo salah nanya. Jangan nanya ke Sep. Mending nanya ke gue," ujar Guntur sehingga Septian menarik sedikit ujung bibirnya. "Jangankan masalah kaya gini. Sama Jihan aja Sep cuek."

"Woi jangan bahas cewek. Nggak menghargai banget lo pada," Oji yang tadi sedang tiduran di meja jadi menegakkan tulang belakangnya sehingga badan cowok itu membelakangi teman-temannya. "Emang lo sama Jihan udah sampe mana?" tanyanya sambil menoleh.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang