DELAPAN BELAS: KEDATANGAN NICO

146K 11.1K 488
                                    

HALO, APA KABAR?

SELAMAT MEMBACA YA AYANG 😍

KOMENTAR SETIAP PARAGRAF YA 😘

ABSEN DULU SEBELUM MEMBACA 👋

***

Lapangan lebih sesak daripada biasanya. Para pengurus OSIS menerima kunjungan salah satu SMA dari Bandung. Rombongan cowok-cowok keren dan tinggi yang terdiri dari sepuluh orang, berseragam biru tanpa lengan seolah memamerkan otot-otot biseps tanda kerja keras mereka bermain basket selama ini.

Siswi-siswi SMA Nusa Bangsa serempak histeris melihat pemandangan baru di sekolah mereka. Ada yang sengaja mengundur waktu pulang untuk berdiri di tepi lapangan, panas-panasan demi menyaksikan tim basket SMA Pemuda berlatih di depan mereka.

Ada yang berbisik-bisik. "Ih, charming banget dah! Siapa tuh?"

"Calon gue tuh!" imbuh yang lain kegirangan.

Ada pula yang baru sadar kalau tiga hari ke depan ternyata pertandingan persahabatan antar kota yang akan digelar di sekolah mereka. Termasuk Ashila, perempuan itu hanya bisa menggeleng melihat keriuhan pada saat itu.

Dia menyenggol lengan Kinta dan Rina. "Gue balik duluan ya."

Rina mengernyit. "Lo gak mau mengibur diri gitu dulu, Shil? Cogan-cogan loh yang lagi latihan basket."

Balasan Ashila sebatas kekehan kecil atas candaan temannya. Perempuan itu hanya ingin segera pulang ke rumah untuk menenangkan hati. Mendapati kedua temannya yang teramat antusias menyaksikan cowok-cowok sedang melempar-lempar bola, Ashila memutuskan untuk pulang lebih dulu.

Ashila pun beranjak meninggalkan jubelan massa di tepi lapangan. Perempuan itu memilih berjalan di koridor yang lengang. Kondisi itu membuat Gaga yang sedari tadi mencari Ashila, akhirnya bisa menemukan perempuan itu dengan mudah.

Gaga memperdekat jaraknya. "Shil..."

Jantung Ashila berdegup mendengar suara yang tak asing itu. Tanpa ingin menengok, Ashila mempercepat langkahnya. Namun langkah itu langsung saja tercekal ketika Gaga menghadang di depannya.

Keinginan Gaga sangat jelas. Cowok itu ingin berbaikan dengannya. Tetapi setelah mengingat bagaimana rasanya dipermalukan menjadi bahan taruhan gengnya Gaga, Ashila masih belum bisa mendengar apa pun yang keluar dari mulut cowok itu.

Ashila menghela napas. Merasa lelah. "Jangan ganggu aku, Ga."

"Aku cuma mau ngajak pulang sama-sama, Shil." lirih Gaga.

"Aku bisa pulang sendiri." Balasan Ashila terdengar gemetar. Dirinya sangat terpaksa menolak ajakan itu meski melihat ketulusan di raut wajah Gaga.

Ashila kemudian setengah berlari meninggalkan Gaga. Untuk sekali lagi Gaga mencoba mengerti situasi hati Ashila. Perempuan itu masih sangat marah padanya. Mungkin beberapa waktu ke depan Gaga harus masih perlu bersabar dengan sikap Ashila yang berusaha ingin sendiri.

Teriakan dari lapangan semakin heboh ketika salah satu pemain basket dari SMA Pemuda ingin mengoper bola kepada pemain yang lain. Tetapi bola itu melesat jauh keluar lapangan karena temannya itu tak mampu menjangkau bola tersebut.

Bola lantas nyasar menuju koridor tepat di mana Ashila sedang melangkah. Gaga yang menyaksikan itu berteriak dari belakang, "Awas, Shil." Tanpa banyak kata-kata lagi, Gaga berlari menggagalkan bola itu mengenai kepala Ashila.

Pada saat itu, sang kapten basket yang mengoper bola tadi hadir di tengah-tengah Gaga dan Ashila. Cowok bermata cokelat itu lebih fokus pada perempuan di depannya. Mencoba memberi perhatian dengan cara mengelus bahu perempuan itu.

Pangeran KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang