20. LABRAK [REPOST]

552K 34.8K 10.1K
                                    

Hayo siapa yang belum tidurr?

Siapa (Nama/Username) Yang Baca Ini Sekarang?

1-5 Emoji Yang Mewakilimu Saat Ada Update Cerita Ini Lagi?

Ini udah termasuk cepet kan yaa?

Jam Berapa Kamu Baca Updatean Cerita Ini?

[Biar Kamu Readers Aktif & Terlihat] Coba Sebut Siapa Aja / Nama / Username Mana Aja Yang Baca Part Ini?

[Biar Kamu Readers Aktif & Terlihat] Coba Sebut Siapa Aja / Nama / Username Mana Aja Yang Baca Part Ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa Kamu Siap / Ready Mengisi Tiap Paragraf dan In-Line Dengan Komentarmu?💖💖

20. Labrak

Hari ini awan-awan mendung bergelatungan di atas sana. Sekolah damai-damai saja saat ini. Syukurlah. Begitu Kejora sampai di sekolah, ia langsung berjalan di lorong sekolahnya. Ketika mendapati pandangan tidak bagus—yang menurutnya tidak enak. Kejora melepas tasnya lalu melepas jaket jeans milik Galaksi yang sedang ia pakai. Kejora tidak bodoh. Ia tau kenapa pandangan mereka tertuju padanya seorang. Bukannya Kejora gede rasa hanya saja, pasti karena jaket milik Galaksi dia dipandang seperti itu. Bukannya Kejora memamerkan, tapi ia memang hendak mengembalikan jaket Galaksi pada pemiliknya.

"Kok dilepas?"

Kejora menoleh ke belakang dan melihat Galaksi sudah berjalan disampingnya.

"Jangan dilepas. Pake aja."

"Nggak ah. Panas."

Wajah Galaksi berubah menyebalkan di mata Kejora dan itu membuatnya malu. "Panas? Dingin gini."

"Oh ya gue mau ngembaliin nih jaket sama lo. Waktu ini lupa. Lo sih gak ngingetin," ujar Kejora mengalihkan pembicaraan sekaligus memberi jaket yang sedang ia pegang pada Galaksi. "Jangan nolak. Kalau lo nolak gue buang nih jaket."

Galaksi terkekeh. "Mana sini," pintanya.

Kejora memberi jaket itu pada Galaksi. Galaksi mendekatkannya pada hidungnya yang membuat Kejora menaikan satu alisnya melihat apa yang sedang dilakukan cowok itu.

"Hm. Bauk."

"Hah?"

"Bauk. Sering lo pake ya?"

"ENGGAK!" bantah Kejora. Mungkin itu terdengar berlebihan namun ia sama sekali tidak pernah memakainya ke mana-mana. Baru tadi ia berani memakainya.

"Bauk gini. Gak ada niat buat lo laundry?"

"Laundry aja sendiri!"

"Sering lo pake kan makanya bauk gini? Perasaan bauk badan gue nggak gini."

"Diem kenapa sih?!"

"Oke-oke gue diem."

Mereka berdua masih berjalan di lorong. Sama sekali tidak peduli dengan sekitar. Kejora menatap kedua tangannya lama lalu membawa kedua tangan itu ke hidungnya. Galaksi menoleh sambil mencerna apa yang sedang dilakukan cewek itu. Setelah mengerti, gelak tawa Galaksi mulai berderai yang membuat Kejora menoleh padanya.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang