10. Haruki, Riku, Yui dan satu orang yang tak dikenal

959 109 21
                                    

Fuko menatap Riku dengan lama, matanya tampak berkaca-kaca, sambil menggenggam buku tahunan milik ayah dan ibunya yang ia temukan di rumahnya. Sejak kemarin mengetahui tentang hal jika orangtua nya adalah mahasiswa dari Asrama Shinko, Fuko buru-buru ingin mendapatkan jawaban. Jawaban tentang orangtua nya. Orangtua nya yang telah meninggal empat belas tahun yang lalu.

Riku sendiri hanya diam saat melihat sikap Fuko yang seperti ini, yang tiba-tiba datang menemui dan menanyakan berbagai macam pertanyaan yang tak ia mengerti.

"Riku, apa kau mengenal orang ini?" Tanya Fuko sambil menunjuk ke salah satu foto seorang pria yang sedang merangkul sosok Riku dengan akrab nya.

Riku menatap foto itu dengan seksama,"Aku.. Tak mengenalnya. Itu siapa?apa di foto itu dia merangkul ku?"

Fuko terdiam sejenak, "Apa kau yakin tak mengenalnya?" ucapnya cepat. "Apa kau yakin tak ingat dengan nama Haruki Mizukage?"

Mendengar itu, mata Riku membulat. Tiba-tiba, sebuah gambaran kembali muncul di pikirannya. Dan pikiran itu, membawanya ke ingatannya yang jauh, yang sudah ia lupakan sejak lama.

Riku terdiam dan membawa buku nya di kelas. Tampak beberapa orang sedang memainkan lempar-lemparan pesawat kertas dari balik meja.

Di tengah-tengah itu, ada seseorang yang sedang tertawa, memberi semangat pada orang-orang yang bermain di antaranya.

Pria itu tampak berbeda di bandingkan mahasiswa yang lain. Pria seumurannya, seharusnya bersikap lebih dewasa dan pendiam. Namun dia berbeda. Pria ini sangat kekanak-kanakan, tak pernah sekalipun Riku melihatnya sedang bersedih atau berdiam diri di kelas nya.

Pasti, selalu saja, pria itu mengisi hari-hari kelasnya dengan semangat dan senyuman, yang entah kenapa, ikut menular ke anak-anak lainnya.

Saat Riku sedang asyik dengan buku nya, tiba-tiba pria itu datang menghampiri nya, dengan senyuman yang tak pernah ia lupakan.

"Riku! Kau bisa gila jika menatap buku itu selama berjam-jam! Ayo ikut bermain!" Ucap pria itu sambil merangkul pundaknya.

Rangkulan pria itu begitu akrab, membuat Riku paham bagaimana hangatnya rangkulan itu. Rangkulan dari sahabatnya yang sudah bersamanya lebih dari sepuluh tahun itu.

"Haru! Biarkan saja si Riku! Ayo cepat jadi juri kami!" Seru salah satu orang yang masih asyik bermain lempar-lemparan kertas.

"Tidak bisa begitu! Jika ada aku, maka harus ada Riku!" Ucap pria itu terkekeh.

Kemudian, Riku menuju ke gambaran lainnya. Gambaran tentang kebersamaannya bersama pria bernama Haruki itu, yang hampir setiap hari ia habiskan bersama di Asrama itu.

Namun, mereka tak hanya berdua. Ada lagi dua orang lainnya. Wanita. Ya. Dua orang wanita.

Riku dan Haru sering sekali loncat pagar diam-diam, untuk menemui kedua wanita itu.

Namun ingatannya samar, sehingga Riku tak dapat melihat jelas wajah kedua wanita itu.

Namun yang pasti, Riku sangat mengenali sosok itu.

Ingatan Riku kembali memudar, mengembalikannya pada masa-masa yang sekarang, yang membuatnya kembali melihat Fuko di hadapannya.

"Riku, kau kenapa?" Tanya Fuko cemas, saat tiba-tiba melihat Riku tak bergerak sama sekali.

Riku menatap Fuko kaget, matanya berkaca-kaca seakan ingin menangis. "Haruki.., Haruki..," Panggilnya lembut, sambil menutup wajahnya.

Fuko menatap Riku kaget, "Riku.., apa kau ingat sekarang?" Tanya Fuko hati-hati.

Fuko and the Ghost (Shattered Memories)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora