Chapter 60: Pelahap (2)

1.2K 112 8
                                    

"Kirin!"

"Fenrir!"

Tanpa aba-aba lagi keduanya memanggil monster terkontrak mereka. Dengan geraman rendah Kirin dan Fenrir melesat maju menuju musuh mereka. Kecepatan Kirin jauh lebih cepat dibandingkan Fenrir, maka dari itu dalam sekejap mata Kirin sudah sampai di hadapan Neil.

Seperti kilatan petir, Kirin melaju lurus hendak mencabik-cabik tubuh Neil. Namun Chimera telah menyadari niatan Kirin dan memposisikan tubuhnya di depan Neil.

Bang!

Tabrakan yang terjadi di antara keduanya menimbulkan gelombang kejut yang menyapu debu-debu berhamburan. Kedua monster itu sengit berjuang mencoba mengalahkan satu sama lain.

Memanfaatkan kesempatan tersebut, Fenrir mencul di hadapan Neil dengan cakar yang terayun layaknya sebuah kapak.

Boom!

Di detik-detik akhir sebelum cakar hendak mencabik-cabik tubuhnya, Neil berhasil menghindar. Cakar tersebut mendarat di tanah serta menimbulkan tanah di bawahnya hancur. Debu-debu bertebaran setelah serangan itu, menyisakan Fenrir yang menatap Neil geram karena serangannya berhasil dihindari.

Fenrir melolong dan hendak menerkam ke arah Neil kembali, namun tubuhnya terhantam oleh Kirin yang menyebabkan keduanya terlempar mundur. Kedua monster itu bangkit setelah tubuh mereka menghantam tanah. Kirin memberi tatapan permusuhan kepada Chimera setelah dirinya dilempar tadi.

Kirin dan Fenrir, keduanya menatap sengit Chimera. Makna dari kedua tatapan itu penuh dengan permusuhan dan niat membunuh yang sangat jelas. Keheningan sempat terjadi di antara pertarungan di antara monster tersebut. Namun keheningan itu tak berlangsung lama setelah lolongan Fenrir memecahkan suasana.

Seakan lolongan itu sebuah tanda akan dimulainya kembali sebuah pertarungan, Kirin yang sebelumnya berada di sisi Fenrir menghilang menjadi kilatan cahaya. Lalu dengan cepatnya Kirin telah sampai di depan Chimera. Dengan ganasnya serangan demi serangan Kirin lancarkan. Di sisi lain Chimera juga tak mau kalah dan membalas setiap serangan yang Kirin lancarkan. Dan tak tinggal diam, Fenrir melangkah ke dalam pertarungan.

Satu lawan dua, tiga monster yang beradu menimbulkan medan di sekitarnya hancur bagaikan telah dilanda bencana.

"Ha!"

Neil yang sesaat mengalihkan perhatiannya langsung mengambil gerakan mengelak. Pasalnya, sedetik saja dia terlambat mengelak, mungkin kini kepalanya sudah tak ada lagi pada posisinya semula.

Meskipun dia berhasil menghindar, namun goresan pada pipinya menandakan jika dia tak mampu mengelak dari serangan sebelumnya. Neil menyentuh goresan pada pipinya yang kini mengeluakan darah. Disekanya darah tersebut dengan jarinya. Lalu dia menjilat jarinya yang masih menyisakan darahnya sendiri dengan wajah maniak.

"Ha, hahaha..."

Tertawa. Dia tertawa karena merasakan jika lawannya bukanlah lawan yang mudah untuk dihadapi. Gadis berambut hitam yang sebelumnya melancarkan serangan kepadanya memiliki kecepatan yang sangat cepat. Dan gadis berambut pirang platina yang saat ini sedang mempersiapkan serangan untuknya memiliki kontrol yang baik dengan kemampuannya.

"Baik, baik, sangat baik... aku tidak menyangka akan menemukan lawan yang menarik di tempat seperti ini. Oh, kalau tidak salah kalian juga yang telah mengalahkan senior, kan? Tapi sayangnya saat itu senior sedang tidak serius melawan kalian. Meskipun begitu kalian cukup hebat mampu memusnahkan tubuh sementara senior."

Ketika Neil sedang berbicara seperti itu, Alisa sudah siap dengan persiapannya. Ribuan serpihan-serpihan es berjatuhan, meskipun mereka kini berada di dalam sebuah gua, namun serpihan-serpihan es itu jatuh layaknya hujan salju. Ketika serpihan-serpihan es itu mendarat di tubuh Neil, menggigil segera menjalar melalui seluruh tubuhnya. Perasaan bahaya segera membuatnya membungkam mulutnya.

Monster TamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang