PROLOG

439 32 1
                                    

Seorang gadis bersama dengan prianya duduk di pinggir lapangan Sekolah Menengah Pertama. "Akhirnya pertempuran di Ujian Nasional kemarin selesai ya, Juna." Gadis dengan balutan seragam putih biru memandang siswa yang sedang memegang mendali masing-masing sambil berfoto sebagai ungkapan kebahagian.

"Cinta, aku pengen ngomong sesuatu." Juna menatap gadisnya dengan pancaran kecewa yang begitu dalam.

"Ngomong aja Jun, aku siap dengerin." Cinta masih tersenyum melihat cowok yang menemani hari-harinya selama 3 tahun ini.

"Aku bakal pindah sekolah." ucapnya menatap ke bawah seakan meminta kekuatan untuk membicarakan hal ini.

"Pindah kemana? Bukan rencananya kita mau masuk di SMA yang satu yayasan dengan SMP kita?" Cinta mulai ragu kemana arah pembicaraan ini. Mereka sudah punya banyak cita-cita yang akan di wujudkan saat SMA yang masih satu lingkungan dengan SMP mereka walau hanya berbeda gedung.

"Aku mau pindah ke Malaysia, Cin." Juna mengatakan hal itu dengan cepat dan membuat samabaran petir hebat yang mengguncang perasaan Cinta sampai membuat badan Cinta bergetar hebat, selaput bening di matanya sudah menimbulkan kesakitan mendalam bagi seseorang di hadapannya.

"Aku, harus ikut papa ke sana, papa tugas dinas. Tapi, aku janji akan balik ke Indonesia. Jemput kamu dan semua impian kita." Juna menggenggam tangan Cinta kuat seperti ada pemisah besar yang menghampiri mereka, Cinta masih diam saja tak bergeming rasanya dunia yang selama ini dia bangun dengan jutaan impian di dalamnya di hancurkan oleh seseorang yang bahkan ikut membangunnya.

"Nanti malam aku berangkat, maaf gak bisa kasih sesuatu yang berharga. Aku janji kalau nanti balik, kita akan berdua selamanya gak akan terpisah seperti sekarang." Juna masih meyakinkan gadisnya, gadis kecilnya yang manis dan akan selalu ada di hatinya sampai kapanpun, Cinta tidak tahu harus memulai darimana dan ini yang ia putuskan yaitu mengulurkan kelingkingnya yang mungil dan menatap dalam manik mata Juna mencari akan kepastian juga kekuatan menjalani tahun-tahun kedepannya tanpa pelindung, penyemangat, juga penghibur.

"Aku janji" Juna mengamit kelingking gadisnya dengan senyum yang paling lebar lalu memeluk gadis yang membuat hidupnya berwarna-warni selama SMP.

Ketika Cinta Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang