Nine

6.3K 333 0
                                    


No one knows what I really feel inside.

You just see me so happy in public but it's fake.

------

Waktu sudah menunjukkan pukul 20:30 dan aku hanya bermalas malasan menunggu mata terpejam.

Aku masih memikirkan kejadian kejadian kemarin. Aku tak habis pikir.

Ada apa dengannya?

Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku seolah olah minta di jawab.


Aku pun berjalan menuju balkon dan menikmati semilir angin malam sambil melihat langit malam.

Mataku tertuju pada balkon di rumah seberang, rumah Gilang.

Disana terlihat seorang laki laki sedang memainkan ponselnya.

Aku pun mengambil ponselku dan kembali ke balkon. Ternyata tak ada notif.

Pede banget gue pikirku.

Lalu aku pergi ke dalam kamar dan hendak tidur.

Drrrttt drrttt drrtttt

GilangWardhana: Sa, kok lo masuk sih?

GilangWardhana: woy Sa

aku tak menyangka ternyata ada notif dari Gilang.

Sontak aku pun tak jadi tidur dan malah duduk diatas kasur ku.

Jemariku menari di atas benda persegi panjang tersebut sambil mengetik balasan.

AlyssaNazila: Apa? Kangen?

GilangWardhana: Kok pede banget sih mbak, orang gue mau cerita.

AlyssaNazila: berubah gender lo?

GilangWardhana: Maksud lo apa sih?:

AlyssaNazila: yang biasanya cerita itu kan cewek.

GilangWardhana: cowok juga berhak. Ribet lu tinggal dengerin doang cerita gue abis itu kasih solusi deh, gampang kan?

AlyssaNazila: Jelas jelas disini gue baca Gila!

GilangWardhana: Oke oke kali ini gue salah, maksud gue ceritanya besok aja. Lo gak usah bawa motor biar gue aja yang jemput besok.

GilangWardhana: Gak terima penolakan!

AlyssaNazila: Dasar pemaksa!

Aku pun menaruh ponsel ku di atas nakas dan berbaring memejamkan mataku.

***

"ICAA!!! BANGUN!!" Teriak mama.

"Nghhh iya ma" ucapnya pelan dan mungkin mama nya tak mendengar.

"ICAA!!! BANGUN!!!" Teriak mamanya lagi.

"Astaga, IYAAA MAMA ICA UDAH BANGUN!!!" Teriaknya sambil bangun berjalan menuju kamar mandi.

Setelah bersiap siap aku pun turun menuju ruang makan dan di sana sudah ada mama, papa, kak Ze dan-

Ngapain orang Gila itu ikut sarapan disini juga? Batinku.

"Pagi ma, pa, kak Ze" ucapku pura pura tak melihat Gilang.

"Pagi sayang, kok Gilangnya gak di sapa?" Ucap mama.

"Eh ada Gilang rupanya, ngapain? Stok roti di rumah lo abis ya?" Ucapku dengan nada sok ramah.

"Lo tau aja Sa hehe" ucapnya sambil terkekeh.

"Ica, gak boleh gitu sama tetangga" tegas papa.

"Ica kan gak kenal dia mah pah" ucapku mengelak.

"Bohong mah pah dulu yang nganterin Ica pulang kan Gilang" ucap kak Ze mengompori.

"Kak Ze yang bohong tuh mah" ucapku.

"Udah udah kalian ini apa apaan sih masih pagi juga. Ze, kamu lanjutin sarapan kamu dan kamu Ica cepet sarapan" ucap papa.

Kami pun sarapan dengan hening.

"Mah pah aku berangkat ya" ucapku ketika selesai sarapan dan bergegas jalan keluar.

"Tan, om, aku berangkat ya" ucap Gilang menyalami orang tua Ica.

Dan orang tua Ica hanya mengelengkan kepalanya melihat kelakuan putrinya.

Aku pun menunggu Gilang di luar dan nampak dia berlari lari kecil ke arahku.

"Lama banget sih" ketusku.

"Lo yang kecepetan" ucapnya tak mau kalah.

"Udah ayo buruan nanti telat"

"Ck, yaudah naik" ucapnya sambil menaiki motornya.

Aku pun naik dan pegangan ke bahunya.

"Gue gak tanggung jawab kalo lo jatoh" ucap Gilang.

Spontan aku pun langsung melingkarkan lenganku di pinggangnya karena tak mau mengambil resiko jatuh dari motor.

Gilang pun melajukan motornya dengan kecepatan seperti biasa.

Tak ada pembicaraan selama di perjalanan, bagaimana mau bicara dia bergerak sedikit saja aku sudak ketakutan.

Dasar Gila gerutuku.

***

Hay guys semoga suka. Insyaallah author update tiap hari atau paling lama ya tiga hari 1 part hehe.

Jangan lupa vote & comment

Salam author🐼

Double-You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang