Geng Reihan

133 17 0
                                    

Saat sampai di lapangan matanya kembali bertemu dengan mata Reihan, seperti maling sehabis mencuri ketakutan hebat melanda hebat pada diri Cinta dan ia segera menghindari tatapan itu dan berjalan menuju gerbang. "Jul, gue kejar Cinta bentar nanti lo tolong bilang gue ke toilet." Reihan berbisik kepada Julian dan di balas anggukan senyum dan dengan segara Reihan mengendap-ngendap agar suara langkah kakinya tak terdengar ketika mulai jauh ia berlari secepat mungkin.

"Cinta.." teriak Reihan yang sukses membuat langkah Cinta terhenti, dia paham suara siapa ini sangat paham, Reihan berlari mensejajarkan posisinya dengan Cinta.

"Balik sama siapa?" tanya Reihan.

"Sendiri." jawab Cinta dengan oksigen yang semakin menipis.

"Gue antar" ajak Reihan.

"Jangan, gue bisa sendiri." ucap Cinta dengan sisa nafas yang ia miliki.

"Kalau ada yang tawuran?" Reihan mencoba menggoda.

"Gue cari jalan lain" Cinta menjawabnya ketus.

"Yauda deh, gue balik ke sekolah ya." Reihan mendengus karna gagal mengantar Cinta, Cinta masih terus menatap punggung cowok itu dan tak dia sangka Reihan berbalik.

"Hati-hati, Cin." ucap Reihan, Cinta kali ini beruntung karna saat Reihan mengucapkan itu ia sudah membalik badan, kalau tidak ia sudah kehabisan oksigen dan mungkin akan pingsan menambah daftar menyusahkan Reihan lagi dia langsung berjalan cepat meninggalkan kejadian tadi.

*******

"Kemana si biang keladi itu? kok gak ada?" tanya Bu Monic saat mereka sampai di ruang guru.

"Tadi dia ijin ke toilet, bu." ucap Julian.

"Loh emang yang guru disini siapa? Kamu atau saya?" ucap Bu Monic kesal.

"Namanya kebelet, bu. Panggilan alam." ucap Kevin terkekeh.

"Kalian sama dia sama aja, sukanya bikin saya pulang sore kerjaan saya nambah buat ngurusin kalian." ucap Bu Monic, selain wali kelas 11 IPS 3 ia juga seorang guru bimbingan konseling.

"Yauda bu kita juga gak minta diurusin kok." Kevin berkata seperti tak melihat sikon.

"KEVIN! KAMU INI KELEWATAN!" Bu Monic mengelus dadanya menahan emosi tak terbendung.

"Iya bu saya, nanti puter balik deh kalau kelewatan." Kevin lagi-lagi berkata seolah-olah dengan temannya dan membuat yang lainnya menahan tawa.

"KAMU.. !" kalau di komik-komik seperti ada api yang membakar kepala Bu Monic saking kesalnya.

"Misi bu, maaf saya telat." Reihan masuk dengan wajah tak bersalah.

"Kamu lagi baru dateng, dari toilet kok lama banget?" bu Monic tidak percaya.

"Aduh ibu masa gak percaya sama saya, emang tampang ganteng gini suka bohong?" Reihan makin membuat Bu Monic tidak tahan.

"Kamu memang pembohong kan?!" Bu Monic dengan tegas.

"Tadinya saya ajak ibu aja deh ke toilet biar percaya, saya iklas kalau ibu mau." ucap Reihan seperti tak di saring terlebih dahulu.

"REIHAN..!!!" teriakan Bu Monic menggema di seluruh ruang guru.

Ketika Cinta Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang