Chapter 22

7.8K 769 18
                                    

maaf untuk semua typo-typo yang ada didalam chapter kali ini,
selamat membaca!
----------

Suasana kota Pennsylvania memang jauh berbeda dari Korea. Tapi walau begitu, Yuri tetap tidak bisa berhenti kagum dan juga menikmati suasana baru yang akan menemaninya sampai --mungkin, beberapa tahun kedepan.

Kali ini Yuri tengah berada di balkon kamarnya. Menikmati sejuknya angin sore sembari sesekali dia mengusap perutnya yang sudah terlihat buncit, tidak lupa juga untuk menyelipkan rasa kasih sayang yang begitu banyak disetiap elusan yang dia beri.

Terkadang anaknya ikut menendang dari dalam, seolah-olah merasa sangat nyaman dan tahu kalau ibunya tengah mengajaknya berkomunikasi. Yuri tersenyum saja menanggapi tendangan sang anak yang cukup keras dari dalam perutnya.

"Hey sayang, kau baik didalam?" tanya Yuri pada jendulan perutnya. Senyum manis tetap bertahan diwajahnya, bahkan sampai sang bayi kembali membalas ucapan ibunya dengan sebuah tendangan.

Meski begitu, Yuri tidak pernah mengeluh, dia malah sangat menikmatinya. Di usia kandungan Yuri kini mulai memasuki 7 bulan, bagi Yuri artinya memang wajar kalau si bayi tengah aktif bergerak didalam perutnya, dan tandanya juga anaknya sehat sekali didalam sana.

"Sebentar lagi Daddy pulang, ingin memasak apa untuknya?"

DUG!

"Kau tidak mau memasak untuk Daddy?"

DUG!

"Baiklah-baiklah sayang, mari kita telfon paman Kyungsoo untuk menanyakan sebuah resep."

Sedikit informasi lagi untuk kalian; sejak awal menginjakan kaki kedalam Mansion ini, Yuri langsung meminta Sehun untuk tidak mempekerjakan para Maid satu hari penuh.

Entah karna hormon hamil atau bagiamana, Yuri bisa menjadi sangat keras kepala kalau bagian dapur dan kamar utama hanya bisa diusik olehnya seorang. Tidak boleh ada campur tangan orang lain, termasuk para Maid disana.

Dia juga langsung bertitah dengan sangat angkuh, kalau yang boleh tinggal di Mansion hanya Kepala Maid, Kepala Keamanan, dan beberapa petugas keamanan Lain yang memang tidak bisa pulang karna rumah mereka ada di kota sebrang.

Sehun sih hanya mampu mengiyakan saja, dia memang sangat patuh pada Ratu-nya. Walau kini si Ratu mendadak berubah menjadi wanita angkuh dalam sekejap. Well, setidaknya itu membuktikan sekali kalau Yuri memang tengah mengandung anak dari Sehun.

Benar-benar anak dari seorang Oh Sehun.

Baiklah, mari kita kembali pada cerita semula, pada Yuri yang kini tengah terlihat senang karna berhasil menemukan ide untuk menu makan malam kali ini.

Kaki jenjangnya berjalan perlahan-lahan untuk beranjak dari sana, menutup pintu balkon saat sudah kembali masuk kedalam kamar lalu menguncinya dengan rapat.

Senyuman manisnya kemudian mengembang lagi. Yuri mendudukan tubuhnya dipinggir ranjang sembari meraih ponsel diatas nakas dengan tangan kanannya.

Dengan tidak sabaran dia mengetikan sebuah nomor didalam kolom Dial, yang bisa menghubungkannya dengan Kyungsoo yang kini berada di Korea.

Tuutt.. Tuutt.. *Nada sambungan telepon*

Klik!

"Hallo?"

"Hallo, Kyungsoo-ya? Apa kau tau resep untuk membuat sup kacang merah?"

-o0o-

Pada pukul 7 malam, Sehun sudah kembali sampai di Mansion. Hal pertama yang Sehun lakukan adalah mengendus sebuah aroma khas masakan dari arah dapur.

[1] That Bitch Is Mine (ft. Oh Sehun) ✔Where stories live. Discover now