Ulangan Matematika

72 15 30
                                    

Mentari pagi bersinar sangat cerah, Icha yang kala itu telah usai sarapan pun bergegas menuju kesekolah karena hari semakin siang. Tepat pukul 07.05 WIB ia sampai, secepatnya ia berlari ke kelasnya karena ia teringat bahwa hari ini ada ulangan matematika yang harus ia ikuti, baru saja ia duduk dan meletakkan tasnya ada seseorang yang menyapanya.

"Hai, Icha...." Sapa seorang laki laki yang sebaya dengan Icha.

"Oh..hai juga Iswa." Jawab Icha sembari mengeluarkan buku catatan matematikanya.

Ternyata laki-laki tersebut bernama Iswa. Iswa adalah sahabat baik Icha sejak dari kecil, mereka selalu menghabiskan waktu berdua susah senang mereka lalui berdua.

"Tumben baru berangkat?" Tanya Iswa.

"Iya, soalnya semalem kan ada konsernya NOAH, kamu tau kan band NOAH itu favorite aku banget dan aku nggak bakalan nglewatin konsernya gitu aja." Jawab Icha.

"Dan itu ngebuat kamu jadi bangun kesiangan kan?, inget nggak sih hari ini ulangan matematika tau." Cecar Iswa kepada Icha.

"Dan sayang nya aku tau kok kalo hari ini ada ulangan matematika, emangnya kenapa? aku juga nggak peduli banget. Paling-paling nilainya juga sama, kaya yang kemarin." Jawab Icha.

Iswa hanya menggelengkan kepala menatap sahabatnya yang begitu membenci pelajaran yang yang sangat di sukai Iswa tersebut.

Tiba-tiba bel berbunyi nyaring, Icha yang baru sempat mempelajari halaman pertama terkejut mendengar bunyi bel tersebut. Ia pun panik karena belum mempelajari semua materi ulangan yang ada di buku catatanya namun sungguh sangat terlambat, guru matematika nya pun datang dan langsung membagikan soal ulangan. Semua mengerjakan dengan sungguh-sungguh demikian juga dengan Icha walaupun belum sempat belajar tetapi dalam hatinya ia berjanji untuk tidak mencontek ataupun bertanya kepada teman-temanya.

Tak terasa waktu mengerjakan telah habis, mereka pun segera mengumpulkan lembar jawab dan bergegas untuk beristirahat.

Icha dan Iswa memutuskan untuk beristirahat di taman sekolah dan berbincang-bincang ria disana.

"Ya ampun tadi soalnya sulit banget sih." Keluh Icha.

"Sulit? Nggak tuh.. Kamu aja yang nggak pernah suka sama Matematika makanya bilang sulit, coba aja kalo kamu dari awal suka sama pelajaran Matematika, beuhh...pasti tadi ngerjain soalnya juga gampang." Kata Iswa.

"Huh, terserah kamu deh Is..lagian dari dulu kan aku emang nggak suka sama pelajaran yang bikin otak jadi pusing itu.." Ujar Icha tak mau kalah.

Iswa tak menanggapi hal itu dan membaca bukunya, Icha merasa kesal karena tak diperhatikan oleh Iswa. Keheningan sempat menyergap mereka namun tak lama Icha pun berbicara.

"Iswa, nggak nyangka ya besok umur aku udah mau 17 tahun." Kata Icha sambil tersenyum. "Rasanya waktu berjalan sangat cepat sekali ya?".

"Ya iyalah... emangnya kamu mau umur kamu jadi 16 terus." Ledek Iswa.

"Ihh..Iswa, bisanya cuma ngledek deh." Jawab Icha manyun.

"Nggak usah manyun gitu, ntar cantiknya ilang lho.." Ledek Iswa lagi.

"Biarinn..."

Icha pun seketika melihat wajah Iswa dan saat itulah ia melihat ada darah mengalir di lubang hidung Iswa.

"Is, hidung kamu kok berdarah, kamu sakit yaa?" Tanya Icha dengan wajah yang panik.

"Hah,,e..eng..nggak kok." Jawab Iswa sambil mengelap darah yang ada di hidungnya dengan telapak tanganya.

"Sini-sini aku bantuin." Kata Icha sambil mengeluarkan tissue dan membantu membersihkan darah di hidung sahabatnya itu.

"Kamu yakin gapapa, aku bawa kamu ke UKS ya?" Tanya Icha.

"Nggak kok cha, gapapa beneran deh. Ya udah kita ke kelas aja yuk." Pinta Iswa.

"Ya udah deh.."

Happy Reading 😊

°° Rahmadhaniwulan °°

Kado Terakhir Untuk IchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang