LIMA PULUH EMPAT : Jalan-jalan

247K 18.2K 2.3K
                                    

Mengapa hatiku memilihmu yang sudah menyakitiku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengapa hatiku memilihmu yang sudah menyakitiku?

Shin Yura

***

"Ajak aku jalan-jalan," rengek Aldrich menggoyang-goyangkan lengan Yura dengan ekspresi seperti anak kecil, meskipun yang dilihat Yura malah terlihat bagai anak anjing yang minta diajak ke taman kota. Ia mendengus kemudian.

"Diam saja di rumah, aku malas keluar dari sini. Aku ingin tidur sepanjang hari," balas Yura sembari menjatuhkan diri di tempat tidurnya.

Aldrich berdecak, lalu mengikuti apa yang dilakukan Yura. "Kalau begitu aku juga ingin tidur, tapi tidur yang lain. Tidur versi Aldrich atau jalan-jalan?"

Yura membelalakkan matanya ketika Aldrich mengembuskan napas secara sengaja di telinganya, sehingga menimbulkan rasa geli tersendiri. Dan ia mengerti apa yang dimaksud tidur versi Aldrich.

"Baiklah! Baiklah!" Yura melepaskan pelukan Aldrich dan bangkit dari sana, berkacak pinggang dan menatap Aldrich kesal, "baiklah, kita akan jalan-jalan."

Wajah Aldrich langsung sumringah seketika, ia duduk di atas tempat tidur dan mengeluarkan ponsel dari saku sementara Yura membuka lemari pakaian.

Aldrich menghubungi seseorang yang merupakan anak buah Jonathan di Seoul, ternyata laki-laki tua itu bisa menguntungkannya. Aldrich jadi lebih mudah dalam mengakses apapun di sini, karena jaringan perusahaan Bale begitu luas. Ia menghubungi seseorang untuk mengirimkan pakaiannya, karena jujur ia memakai pakaian semalam. Kan tidak mungkin ia memakai gaun pendek milik Yura atau hotpants yang pasti akan aneh padanya.

Yura memilih untuk memakai sebuah kaus hangat yang panjang lengannya berwarna hijau, sebuah celana yang tidak terlalu pas berwarna putih, lalu cardigan berwarna senada dengan kausnya.

"Aldrich, keluar," titah Yura mengusir Aldrich dengan kibasan tangannya.

"Kenapa?"

"Aku ingin berganti pakaian."

"Ya tinggal ganti, biarkan aku menonton."

"Dasar gila, ayo keluar dari kamarku." Yura mendorong Aldrich untuk menjauh dengan keluar dari pintu.

Setelah selesai, ia berganti pakaiannya sembari bersenandung pelan. Rambutnya yang sebahu ia biarkan tergerai indah, setelah itu Yura menghampiri meja rias dan mulai membubuhkan make up tipis saja. Yang paling berat pun ia hanya memakai BB cream meskipun tidak terlalu banyak. Lalu lip tint yang membuat bibirnya tidak lagi pucat.

Selesai dengan urusan penampilan, Yura keluar dari kamar dan menguncinya. Ia menolehkan kepalanya mencari Aldrich, mengira laki-laki itu ada di luar kamarnya. Tetapi nyatanya batang hidungnya bahkan tidak terlihat sama sekali.

Namun saat ia sudah menuruni tangga, terlihat Aldrich sedang berganti pakaian. Tepat ketika laki-laki itu sedang memakai pakaian atasnya, Yura memejamkan mata terkejut lalu berdecak pelan. Apa di rumahnya tidak ada tempat pantas untuk berganti pakaian selain ruang tengah? Kamar mandi kan bisa.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang