Wattpad Original
Ada 11 bab gratis lagi

Part 28 - Butterfly Effect I

275K 28.5K 1K
                                    


Efek kupu-kupu (Butterfly effect) adalah istilah dalam "Teori Chaos" (Chaos Theory) yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal", di mana perubahan kecil pada satu tempat dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian. Istilah yang pertama kali dipakai oleh Edward Norton Lorenz ini merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian.

Sumber : wikipedia

================================

Dengan kata lain:

Sesuatu yang sangat kecil yang dapat menyebabkan terjadinya hal besar.

___Butterfly Effect___

===============================

Tiga bulan kemudian...

Suara ponsel yang berbunyi sejak beberapa menit lalu membuat Nic menggerutu. Ia tidak bisa memperpanjang tidur.

"Ada apa, Pak?" Akhirnya ia tidak tahan dan mengangkatnya.

"Aku perlu teman."

"Pak...anda tidak perlu teman. Yang selama ini anda perlukan adalah tumbal. Tumbal yang selalu bisa anda permainkan dan tertawakan setiap saat." jawab Nic.

"Kata tumbal itu terdengar menakutkan, Evelyn. Mungkin korban lebih tepat."

"That's it! Anda sudah bisa mengenal karakter diri sendiri rupanya. Selamat, Pak." seru Nic meski matanya masih setengah mengantuk.

"Sudahlah. Jangan terlalu memuji. Bersiap-siap saja. Aku akan menjemputmu sekarang."

"Go to hell. Aku tidak mau menjadi korban anda."

"Aku dalam perjalanan ke tempatmu."

"Itu tidak mungkin. Aku tidak pernah memberikan alamat tempat tinggalku pada anda." sahut Nic santai.

"Tidak perlu. Aku sudah memasang GPS di ponselmu sejak dulu."

Seketika mata Nic terbuka lebar. Rasa kantuknya tiba-tiba menguap entah kemana. "Anda bercanda 'kan, Pak?"

"Mana pernah aku bercanda." Daniel lanjut mengucapkan alamatnya dengan lantang.

"Shit!!" Nic langsung melompat dari kasur. "Anda tidak boleh kemari!"

"Kenapa tidak? Apa kau sedang bersama seorang pria?"

Nic menatap layar ponselnya dengan dongkol lalu membawanya lagi ke telinga. "Ini kos putri! Jika tetangga dan ibu kos melihatku dijemput mobil mewah, anda pasti bisa bayangkan apa yang akan terjadi."

"Mereka akan minta ikut menumpang?"

"Mereka akan berpikir aku cabe-cabean yang dipelihara oleh pria hidung belang!" Nic menggertakkan gigi.

"Oh, hanya itu," Daniel terdengar santai. "Jangan khawatir. Aku akan menjelaskan pada mereka. Aku pandai berdiplomasi."

"Tidak usah. Anda lebih pandai memprovokasi. Tunggu saja di minimarket atau apalah yang ada di dekat sini. Aku akan keluar mencari anda."

"Kaupikir siapa dirimu hingga berani menyuruh-nyuruhku seperti itu?"

"Ya. Ya. Ya...Terimakasih atas pengertian anda, Pak." Nic mematikan ponselnya.

Setelah itu ia langsung melesat menuju kamar mandi.

***

"Apa anda lupa ini hari minggu?!" Nic datang dengan agak terengah-engah karena Daniel ternyata menunggunya sekitar tiga blok dari tempatnya berada. "Hari minggu adalah satu-satunya hari di mana aku bisa terbebas dari anda!"

Daniel mendongak dan tersenyum. "Santai saja. Itu makananmu datang." Ia mengedikkan dagu ke arah belakang Nic.

Nic menoleh. Ternyata seorang pelayan pria membawakannya sesuatu semacam salad, sup, roti bakar berisi ham dengan lapisan keju, dan jus sebagai minumannya.

Darahnya semakin mendidih melihat itu semua. "Anda pikir selalu bisa menyogokku dengan makanan?!"

Daniel mendongak lagi padanya dan berpikir sejenak sebelum berujar, "Apa kau punya usul lain?"

Nic tidak menjawab dan duduk dengan dongkol. Ia mengatur napasnya sejenak lalu mengambil sedotan dan meminum jus lemonnya sedikit. Dengan hati-hati ia mengambil tisu untuk mengelap sendok dan garpunya lalu mulai makan. Sebelum kemari ia sudah mandi jadi Nic merasa tidak perlu mencuci tangan lagi. Selama tiga bulan ini ia agak berhasil menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya yang tidak terlalu steril meski kadang-kadang kambuh sesekali. Sulit merubah kebiasaan lama.

"Aku sudah selesai." ucap Nic sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

"Mau menambah es krim?" tawar Daniel.

Nic menggeleng-geleng lalu mengambil gel pembersih tangannya. Ia melirik Daniel yang mengamatinya.

"Sedikit saja." ucap Nic sambil mengusap-usap tangannya. Lebih baik ia mengucapkan lebih dulu sebelum Daniel mulai memperingatinya tentang kebiasaan bersih-bersihnya lagi.

"Hm."

Hanya itu sahutan Daniel lalu ia menoleh ke arah lain dan tersenyum. Nic menoleh mengikuti arah pandangnya karena berpikir ada orang yang pria itu kenal di sana, tapi ternyata tidak. Daniel sedang tersenyum pada dua orang wanita berpenampilan modis dan anggun yang akan melewati mereka. Wanita-wanita itu membalas senyuman Daniel. Sebenarnya Nic tidak terlalu peduli dengan itu tapi ucapan mereka setelah berlalu terdengar oleh Nic.

"Ya, ampun, kenapa dia mau dengan cewek itu, ya?"

Menyebalkan sekali. Ingin rasanya Nic mendamprat dan mengatakan ia bukan pasangan Daniel, tapi ia mengurungkan niat karena malas mencari keributan.

Hanya saja ia mulai sadar bahwa selama ini ia tidak pernah memperhatikan penampilannya jika bersama Daniel...atau siapapun. Nic menunduk untuk melihat kaus oblong, celana jeans hitam dan sepatu sneaker tanpa tali yang dipakainya. Itu memang yang biasa ia pakai. Daniel juga kurang lebih memakai hal yang sama meskipun lebih terlihat elegan dibanding Nic. Masa bodohlah. Berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

🌸🌸🌸

DANIEL AND NICOLETTE  (SUDAH DISERIESKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang