Wattpad Original
Ada 19 bab gratis lagi

Part 20 - My Name is Nicole

262K 21.7K 1.9K
                                    

Nic merasakan cahaya matahari yang bersinar dari balik kelopak matanya yang tertutup. Ia tahu karena ia bisa merasakannya meski belum membuka mata seperti pagi-pagi sebelumnya yang biasa ia jalani. Perlahan-lahan ia membuka mata dan tercengang.

Ia berada di dalam kamarnya.

Maksudnya ini benar-benar kamarnya. Kamarnya di rumah. Nic menatap sekeliling dan semua tidak berubah. Dinding kamarnya masih bercat putih dan ia sedang tidur di tempat tidur bergambar kartun Rapunzel. Ia tidak suka Rapunzel, tapi ibunya yang mengidolakan Rapunzel. Dan ia juga berharap rambut Nic bisa sepanjang Rapunzel, makanya ia tidak pernah memotong rambut merah putrinya hingga tumbuh sepanjang punggung seperti sekarang.

"Nicole sayang. Sarapan sudah siap di bawah. Sana cepat mandi dan bersiap-siaplah." ibunya memasuki kamar Nic tanpa mengetuk pintu seperti biasa.

Seperti biasa pula, ibunya yang sudah tua tapi tetap kuat itu menjalankan pekerjaan rumah tangga membereskan kamar Nic mulai dari meja dan nanti setelah Nic selesai mandi, ia akan mendapati kamarnya sudah rapi dan bersih. Nic jarang melakukan pekerjaan rumah tangga karena ia terlalu dimanjakan.

Kaki Nic turun dari tempat tidur menapaki lantai perlahan-lahan berjalan dan langsung memeluk punggung ibunya dengan perasaan bahagia.

"Nicole..." ibunya setengah menoleh ke belakang karena Nic tidak melepaskan pelukannya.

"Mama...Mama..." Nic menangis lega sambil terus menyebut ibunya. Ternyata semua yang terjadi hanyalah mimpi buruk. Tidak ada Raina, Livia, Pak Warno, Dilan...dan juga Daniel Fernandez Wiraatmaja.

Mereka semua hanyalah tokoh fiktif yang menghiasi mimpinya itu. Ia mengeratkan lagi pelukannya karena terlalu bahagia sampai ia mendengar suara kesakitan Daniel.

Daniel?

Nic refleks membuka mata. Ternyata ia tadi bermimpi. Mimpi di dalam mimpi? Bukan, bukan...tadi ia bermimpi. Oh, sial!! Mimpi buruknya itu adalah kenyataan dan kamar beserta ibunya tadi adalah mimpi. Dan ia sekarang sedang tidur sambil memeluk Daniel.

Tunggu dulu...memeluk Daniel?

OH TUHAN! TUHAN! TUHAN!! Ia memang memeluk Daniel bahkan dengan posisi sebelah kakinya juga menimpa pria itu seperti memeluk guling.

TIDAKKKK!!!!

Secepat kilat Nic langsung melepaskan pelukannya dan mundur menjauh dengan panik tanpa memedulikan bahwa ia sudah berada di ujung tempat tidur. Akhirnya ia jatuh terjungkal ke belakang sambil menjerit karena terkejut.

Tuhan, apa yang terjadi padanya? Di mana ia berada? Kenapa ia bisa tidur bersama Daniel?

Semua pertanyaan itu muncul bersamaan di kepala Nic. Ia tidak ingat apapun sejak ia minum es teh di pesta itu.

"Kau sedang bermimpi apa sampai membuatku tidak bisa bernapas?" Daniel bangkit ke posisi duduk dengan santai di tempat tidur seakan-akan tidak ada sesuatu yang aneh sedangkan Nic menatapnya seperti baru saja melihat Sadako merangkak keluar dari layar televisi.

"Di...di mana ini?!" teriak Nic dengan nada panik. Ia masih terduduk di lantai ruangan sambil melihat sekeliling dengan gemetar. Ruangan itu lebih mewah dibandingkan hotel.

"Ini rumahku. Aku membawamu kemari karena tidak tahu dimana kau tinggal."

"Apa?!" jawaban itu hanya makin membuat Nic makin nelangsa. Nic menekan tangan ke dada untuk menenangkan jantungnya yang berdegup terlalu kencang. Ia merasakan baju jubah handuk. "Kemana pakaianku?!" Nic meraba-raba dengan kepanikan melebihi sebelumnya. Di balik jubah itu ia hanya mengenakan celana dalam!

"Aku menggantinya karena sudah kotor dengan muntahanmu."

"Anda...melihat tubuhku?!" pekik Nic tak percaya.

DANIEL AND NICOLETTE  (SUDAH DISERIESKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang