Calon Raja Hutan

2.2K 34 9
                                    

Oleh: Santyalita Kumara

Di sebuah hutan belantara hiduplah seorang raja hutan yang sangat bijaksana ia telah menjadi raja di hutan ini selama hamper 20 tahun. Raja hutan memiliki seorang anak bernama Singga. Singga sudah sangat mencukupi kriteria untuk menjadi seorang raja umurnya pun sudah mencukupi untuk menjadi raja hutan.

Keadaan di hutan tempat sang ayah memerintah sudah sangat baik karena binaan dari raja hutan mereka memiliki persedian makan yang cukup dan tidak pernah habis. Para hewan di hutan tersebut pu hidup rukun dan saling menolong satu sama lain. Hutan ini juga dipenuhi oleh hutan yang sangat lebat yang membuat hutan tersebut menjadi sangat rindang dan sejuk. Para hewan di hutan ini sangat ramah antar satu sama lain dengan begitu mereka hidup dengan saling menguuntungkan dan mereka hidup dengan penuh perdamaian dan kebahagiaan tanpa pernah merasa kelaparan.

Hutan tempat mereka tinggal juga sudah sangat aman mereka sudah jarang ada hewan dari hutan lain yang dating memburu mereka. Pemburu hutan pun sudah tidak pernah datang lagi karena takut akan auman dari Raja hutan. Akan tetapi raja hutan sudah terlalu lama memrintah dan membuatnya cukup tua sehingga sudah tidak sanggup melanjutkan memerintah. Oleh karena itu, sekarang waktu yang tepat untuk Singga menggantikan sang ayah untuk memerintah hutan tersdebut. Selain sudah lama memerintah sang raja juga mengidap penyakit yang membuatnya sering pingsan padahal sang ratu, sudah membawa sang raja ke Samir si gajah tabib kerajaan tetapi kondisi sang raja tidak membaik.

Maka, dalam 1 minggu Singga akan diangkat menjadi Raja hutan. Singga sudah tidak sabar menanti waktunya akan menjadi raja hutan. Secara fisik maupun mental Singga sudah sangat siap untuk menggantikan ayahnya. Singga sudah bertahun – tahun membantu ayahnya untuk mencoba memerintah. Ayahnya sring menyuruh Singga untuk menggantikan raja hutan ketika beliau tidak bisa / berhalangan. Singga sudah bisa mengatur pemasokan persedian makanan untuk hutan hingga melerai pertengkaran sepale yang terjadi di lingkungan hutan.

Ada saat dimana Singga memecahkan masalah akan kekeringan yang terjadi di hutan tersebut. Sang raja sampai memberi apresiasi kepaadanya. Oleh karena itu.\, Singga sudah merasa percaya diri dan percaya diri kepada dirinya sendiri untuk menjadi seorang raja hutan.

Karena secara fisik dan mental Singga sudah merasa cukup untuk menjadi Raja Hutan akan tetapi ada satu hal yang dikhawatirkan oleh Singga. Singga memiliki kelemahan yaitu ia tidak bisa mengaum dengan baik. Tiap hari ia sudah berlatih mengaum untuk masa depannya mnejadi seorang raja hutan. Singga sudah sering bercerita kepada ibunya tentang hal itu, ibunya sudah membantu dengan mengajarinya tetapi ibunya sudah tidak bida berbuat apa – apa lagi.

Singga setiap malam berlatih untuk mengaum setiap malam sampai – sampai ia dimarahi ayahnya karenea menggangu penduduk hutan. Singga sampai mencari – cari ramuan herbal yang dibuat tabib untuk membuat suaranya menjadi indah tetapi hal tersebut tidak bekerja. Singga sampai hampir ingin menyerah menjadi raja hutan karena hal mengaum ini.

Suatu hari, Singga memutuskan untuk berjalan – jalan berkeliling hutan untuk melihat penduduk utsn dsmbil mencari udara segar. Tiba – tiba ia bertemu dengan Dana, si semut.

"Hai, Dana sedang apa?" kata Singga.

"Äku sedang mencoba mengambil bongkahan gula yang tersangkut ini" balas Dana.

Kemudian Singga bercerita tentang kesedihannya akan dirinya yang tidak bisa mengaum kepada Dana.

"Benärkah kamu tidak bisa mengaum?"kata Dana tak percaya.

"Benar."

"Singga, aku tahu dimana kamu bisa belajar mengaum"

"Benarkah kamu bisa membantuku?"

"Benar, aku tahu dimana para burung berlatih bernyanyi"

"Dimana mereka berlatih?"

"Kamu berjalan saja terus ke hutan lebih dalam, sampai kamu menemukan gua. Nah, disitulah para burung belajar bernyanyi."

Akhirnya Singga bergegas ke tempat yang ditujukan oleh Dana. Setelah beberapa waktu, akhirnya Singga tiba di gubuk kecil tempat para burung bernyanyi.

Tampak depan gubuk tersebut terlihat kurang meyakinkan gubuk tersebut terdapat pintu depan yang letaknya sudah miring dan terlihat reyot. Terdapat plat yang ter buat dari kayu yang tulisannya juga hampir hilang hanya terlihat huruh P K B E. Singga terlihat bingung melihatnya. Disebelah gubuk tersebut terdapat pohon beringin yang sangat besar dan lebat.

Singga pun memutuskan untuk masuk ke dalam gubuk tersebut. Setelah masuk keadan gubuk terlihat normal. Didalam nya terdapat burung beo yang sedang membaca buku.

"Permisi, apakah ini tempat burung berlatih bernyanyi?"

"Benar sekali, ada perlu apa?" jawab Pak Beo.

"Begini sebentar lagi saya akan menjadi raja hutan tatapi..."

"Tetapi kenapa..?"

"Tetapi saya belum bisa mengaum"

"benarkah?"

"Bisakah Pak Beo mengajari saya mengaum?"

"Bisa saja sih, tapi..."

"Tapi mengapa?"

"Cobalah mengaum terlebih dahulu" sahut Pak Beo.

Akhirnya Singga menurut dan memperlihatkan bagaimana Singga mengaum. Pak Beo hanya mengangguk – angguk mendengarnya.

"Sebenarnya kamu sudah bagus sepertinya kamu hanya kurang percaaya diri saja." kata Pak Beo tenang.

"Benarkah?" balas Singga.

Setelah berkonsultasi dengan Pak Beo akhirnya Singga mendengarkan saran – saran yang diberi Pak Beo, Singa pergi dan berterimakasih pada Pak Beo.

Pak Beo juga menyuruh Singga untuk datang setiap hari ke gubuk kecilnya tersebut untuk berlatih mengaum. Singga menurut dan setiap hari Singga datang ke gubuk Pak Beo untuk berlatih.Setelah menurut Pak Beo Singga berterimakasih kepada Pak Beo dan memutuskan untuk bergegas kembali ke Kerajaan. Sesampainya disana ia bercerita tentang penglamannnya yang barusan terjadi kepada ibunya.

"Sepertinya yang dikata kan oleh Pak Beo benar." kata ibunya.

"Apakah ibu udah merasakan hal tersebut dari dahulu?"

"Benar sekali, Anakku"

"Kalau begitu sekarang kamu keluar sana dan tunjukkan kepada masyarakat hutan akan kepercaya dirian mu" sambung ibunya.

Akhirnya Singga memutuskan untuk keluar kerajaan dan berbaaur dengan masyarakat hutan. Singga akhirnya berhasil memiliki banyak teman karena kepercaya diriannya. Setelah mendapat teman Singga memutuskan untuk pergi ke dekat sungai untuk melihat keadaan sungai dalam perjalanannya di tengah perjalanan ia bertemu dengan Bomi si Kodok.

"Hai Bomi, ada yang bisa saya bantu? Kamu terlihat seperti sedang kesulitan" tanya Singga.

"Boleh, bisakah kamu membantuku memindah kan batu batu diatas sans dan gelindingkan kea rah sini?" pinta Bomi.

"Baiklah" sahut Singga riang.

Setelah akhirnya Singga selesai membantu Bomi, Singga pun bercerita.

"Mi, apakah kau merasa ada yang berbeda dariku?" tanya Singga.

"Sepertinya ada sifat mu hari ini cukup berbeda dari biasanya."

"Benarkah, aku lagi belajar menjadi lebih percaya diri dari biasanya"

"Wah, Bagus tuh aku lebih suka kamu yang seperti ini"

"Terima kasih Bomi" balas Singga.

Akhirnya saat – saat yang ditunggu oleh Singga datang juga. Hari dimana Singga akan dijadikan raja hutan oleh ayahnya. Dengan semangat Singga bangun pagi itu, ia langsung mandi dan menyisir surainya dan bergegas menuju ayahnya.

Prosesi pelantikan Singga menjadi raja hutan cukup singkat wajah Singga langsung berseri – seri selama prosesi pelantikannya. Singga sangat senang apalagi ditambah dia akhirnya dapat mengaum. Dalam hati Singga berterimakasih dengan jasa Pak Beo.

25CERPENWhere stories live. Discover now