Chapter 48

1.4K 80 8
                                    

Niall's POV

Harry dan Louis duduk didepanku menungguku selesai telefon dengan Lena.

Niall: "Aku sudah muak dengan sandiwara dan berita ini!" (Melemparkan hp kedinding. Memeluk kedua kakinya diatas kasur)

Harry: "Niall, tenang. Ada apa?" (Memegang tangan Niall)

Louis: "Apa yang Lena katakan?"

Niall: "Aku bahkan tidak berpacaran dengannya. Bagaimana aku bisa melarangnya dekat dengan Joe?!" (Menangis. Mulai gemetar)

Harry: "Apa kata Lena?"

Niall: "Dia.. aku tidak bisa berada disini. Aku harus menemuinya." (Berjalan kekoper. Memasukkan barang-barangnya)

Louis: "Niall, kita berada jauh dari Lena."

Niall: "Memangnya kenapa? Aku punya jet pribadi. Aku bisa pergi kapan saja." (Berteriak pada Louis)

Harry: "Besok kita ada pertunjukan."

Niall: "Kalian kira aku peduli?" (Mata Niall mulai berair)

Louis: "Kamu gila ya?!" (Louis memanas)

Niall: "Kalau kalian tidak mendukungku, kalian tidak perlu ikut aku kesana!" (Louis dan Harry terkejut melihatnya seperti itu)

Harry: "Niall! Sadar!" (Menggoyang-goyangkan tubuh Niall)

Niall: "Lepaskan aku, Harry!" (Mendorong Harry sampai jatuh)

Harry: "Panggil Liam!" (Harry meminta Louis)

~

Netral POV

Louis dan Harry berada di ruang tamu sedang menunggu Liam yang sedang berbicara dengan Niall di dalam.

Liam: "Besok kita berangkat." (Keluar dari kamar Niall)

Louis: "Kamu gila?!" (Louis berdiri dari tempat duduk)

Harry: "Ini tidak professional."

Liam: "Aku dan Niall, besok berangkat." (Berusaha tetap tenang)

Louis: "Kamu fikir ini ide yang bagus kalau aku sama Harry tampil hanya berdua?"

Harry: "Bahkan kita tidak bisa menatap satu sama lain diluar sana, Liam! Bagaimana kita bisa mengobrol?!" (Harry dan Louis mulai merasa takut)

Liam: "Kalian bisa lakukan apapun. Aku tidak akan meninggalkan Niall sendiri."

Liam ada benarnya juga. Harry atau Louis tidak akan bisa menangani Niall. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi. Melihatnya berontak barusan, hanya Liam yang dapat membuatnya tertidur seperti anak bayi yang dihipnotis.

~

Keesokan harinya

Niall's POV

Niall: "Maafkan aku teman-teman." (Niall menarik kopernya sambil melewati Harry dan Louis tanpa berani menatap mata mereka)

Harry: "Kita akan pergi bersamamu." (Niall terkejut)

Niall: "Bagaimana show-nya?"

Louis: "Semuanya dibatalkan. Kita ingin berada di sana bersamamu, Ni." (Louis memeluk Niall.)

Niall: "Maafkan aku ya."

Harry: '"Sudah ayo berangkat."

Hari ini aku terbang kembali ke London bersama Harry, Louis dan Liam. Aku meminta bantuan mereka untuk menyelesaikan ini semua. Menyelesaikan teka teki antara aku dan Lena.

Kita sudah semakin dekat dan aku tidak mau membiarkannya menghilang begitu saja tanpa ada kepastian. Jika memang ia memilih untuk menjauhiku, aku akan terima itu semua. Lebih baik sekarang daripada nanti. Sebelum rasa sayangku semakin dalam dan akan meninggalkan luka yang lebih parah dari ini.

Niall: "Aku ingin kamu siapkan hiasan bunga berbentuk love yang sangat besar di semua sisi." (Berbicara pada asistennya)

Louis: "Jangan lupa photobooth!" (berteriak dari kursi depan)

Liam: "Aku boleh ajak Sophia kan?"

Niall: "Iyaaa Louis dan Liam!" (berteriak menjawab)

Harry: "Berada di pesawat jet sekecil ini kalian tidak perlu berteriak satu sama lain." (Menguburkan dirinya dalam selimut karena mencoba untuk tidur)

Niall: "Aku tidak sabar untuk melakukan ini semua." (Niall berlari di dalam pesawat)

Liam: "Kamu sudah siapkan cincinnya?"

Niall: "Shit."

To be continued...

Maaf yaa kalian harus tunggu lama banget ):

Next chapter adalah chapter terakhir lohhh! Siap kan? (((:

They Don't Know About Us - One Direction FanFiction - IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang