PART 8

5.4K 162 27
                                    

"Cheryl."

Kakiku tanpa sadar mundur satu langkah setelah mendengar namaku diucapkan pria yang berdiri di belakang Sarah. Tubuh dan pikiranku sama sekali tidak bisa bereaksi apapun selain melangkah menjauhi pria ini. Pria yang sudah menjadi mimpi burukku selama hampir enam tahun terakhir dalam hidupku. Pria yang selama ini ingin aku hilangkan dalam ingatanku tapi selalu tidak berhasil. Pria yang meninggalkanku begitu saja. Pria yang menjadi ayah putraku.

"Ady." Lirihku.

***

Seperti ada yang menghantam dadaku dengan begitu keras melihat reaksi Cheryl saat melihatku. Tidak jauh berbeda dengan tadi malam saat di acara perusahaanku. Dia tampak ketakutan dan sama sekali tidak terlihat senang melihatku. "Apa yang kau harapkan, Dy. Kau sudah meninggalkannya begitu saja dihari pernikahannya", cibirku dalam hati.

"Mau apa kau di sini?" Cheryl bertanya dengan suara yang sedikit bergetar.

Sungguh aku sangat ingin menarik tubuhnya ke dalam pelukanku. Memeluknya erat hingga tubuhnya tidak bergetar lagi. Tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat. Cheryl bisa saja semakin ketakutan dan tidak akan mau menemuiku lagi.

"Aku ingin bertemu denganmu." Jawabku berusaha tetap tenang.

"Jadi kau masih mengingatku?!" Tanyanya dengan nada tinggi. Matanya memancarkan kebencian dan kesedihan dalam waktu yang bersamaan. Nafasnya sedikit terengah karena menahan emosi dalam dirinya. 

Sarah yang melihat Cheryl mulai terbawa emosi memeluk tubuhnya mencoba menenangkan Cheryl, "Mbak, tenanglah! Ada banyak pelanggan di bawah."

Melihat Cheryl yang terlihat tidak suka melihatku di sini membuat tubuhku terasa sedikit lemas. Apakah seharusnya aku memang tidak kembali ke hadapan Cheryl selamanya?  Membiarkan Cheryl hidup bahagia bersama Mike? Dan merelakan putra semata wayangku menganggap Mike sebagai ayahnya? Tidak! Itu tidak akan terjadi! Putraku harus tahu siapa ayah kandungnya!

"Sarah bisakah kau pergi? Sepertinya aku memang harus berbicara dengannya." Ucap Cheryl yang mulai tenang sembari menatap ke arahku datar tanpa ekspresi.

Namun Sarah tampak tidak setuju, "Apa kau yakin?" Cheryl menganggukkan kepalanya pelan. Sarah pun menyerah dan meninggalkanku berdua bersama Cheryl.

"Duduklah!" 

Aku mengikuti perintahnya dan duduk di salah satu kursi di dalam kantor Cheryl yang terlihat sangat nyaman. Cheryl mengambil tempat duduk di depanku. Sepertinya dia memang ingin menjaga jarak denganku. Tidak apa-apa, duduk berhadapan dengan Cheryl tidak terlalu buruk, aku justru dapat memandangi wajah cantiknya yang telah aku rindukan selama ini.

"Bagaimana kabarmu?" Tanyaku akhirnya karena sepertinya Cheryl tidak berniat bertanya apapun padaku.

"Seperti yang kau lihat." Jawabnya sambil mengedikkan kedua bahu dan tentu saja dengan wajah datar.

Senyumku mengembang mendengar jawaban Cheryl. Tidak ada yang berubah darinya. Aku tahu Cheryl masih belum bisa menerima kehadiranku lagi. Tapi bisa melihatnya secara dekat seperti ini dan dapat mendengar suaranya lagi membuatku merasa kembali hidup.

"Apa kau sibuk hari ini?" Ada banyak yang ingin aku bicarakan dengannya, tapi kalau hari ini dia sibuk akupun tidak bisa menyita waktunya terlalu banyak. Aku sangat tahu jika Cheryl paling tidak suka diganggu saat bekerja.

"Ya." Jawabnya singkat namun matanya mengerling ke arah lain dan itu tandanya ia sedang berbohong. Tapi aku mengerti, mungkin dia masih merasa tidak nyaman berlama-lama denganku.

"Baiklah kalau begitu aku akan mengatakannya dengan singkat." Aku menghela nafasku sebentar sebelum melanjutkan kalimatku. "Maafkan aku karena meninggalkanmu begitu saja." Aku mengatakannya tanpa memalingkan pandanganku dari wajah Cheryl.  Aku ingin melihat semua reaksi Cheryl saat tahu alasanku meninggalkannya dulu. "Aku mengalami kecelakaan, Cheryl. Dan aku sempat koma selama satu bulan." Lanjutku.

Fated to Love YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora