33. KITA YANG ASING (1) [REPOST]

436K 25.1K 2.3K
                                    

33

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

33. Kita Yang Asing

"Kejora lo kenapa sih dari tadi salah terus. Salah terus. Balik kanan Kejora mana ada balik kiri."

Kejora mengembuskan napas sebal karena Abraham terus marah padanya. Perempuan itu membuka topi yang ia gunakan dan mengusap keningnya yang berkeringat sementara Abraham juga tampak kesal tapi cowok itu menahan perasaan jengkelnya agar tidak sampai menyakiti perasaan Kejora. Hanya mereka berdua yang melatih adik-adik kelas. Sementara adik-adik kelas itu hanya menatap iba Kejora yang dimarahi Abraham.

"Iya sorry-sorry gue kurang fokus. Kita ulang lagi aja."

"Nggak." Abraham berkata demikian. Kepalanya menoleh pada barisan-barisan panjang adik kelas. "Latian cukup sampe sini. Pertemuan berikutnya nggak ada yang terlambat. Inget nggak ada yang boleh pake make-up pas latian paskib. Kita ini latian bukan mau kondangan." Abraham menyindir sambil melihat adik kelas yang pake make-up di wajahnya. Dia baru saja bergabung di ekskul paskibra. Terlihat ogah-ogahan dengan panas matahari. Kalau sudah tahu ekskulnya panas-panasan. Kenapa ikut?

Kejora juga menyetujui Abraham. Dia juga butuh istirahat belum lagi kelas 12 adalah masa di mana tugas sedang numpuk-numpuknya. Setelah mereka berdoa. Yang lain langsung bubaran hingga tinggal beberapa orang yang sedang duduk dekat lapangan. Kejora duduk di samping tasnya. Perempuan itu mengipasi wajah dengan tangannya. Badannya terasa panas karena bergerak terus-menerus sejak tadi.

"Lo kenapa sih Ra? Capek? Sakit?" kata Abraham duduk di sebelahnya.

"Iya. Capek. Kurang fokus."

"Ya udah kalau gitu lo istirahat aja. Pulang sekarang."

"Ini mau pulang. Gue pengin tidur. Tugas gue banyak."

Abraham diam, sibuk memainkan botol minuman yang sedang ada di sampingnya.

"Gue kira lo bakalan dateng ke ulang tahun gue. Tapi nyatanya enggak." Abraham duduk dengan kedua kaki ke depan. "Apa gue yang terlalu berharap ya?"

Kejora tidak menjawabnya. Kepalanya sibuk mikirin Galaksi.

"Ra," panggil Abraham. "Tadi gue liat lo sama Galaksi lagi berantem deket kantin." Cowok itu tampak berhati-hati memilah topik. "Lo suka sama dia, Ra?"

***

Galaksi belum pulang ke rumah. Sejak pulang sekolah cowok itu hanya nongrkong di warjok menjaga acara bazar yang belum selesai. Cowok itu sekarang masih duduk di taman kota. Pandangannya tidak lepas dari kedua orang yang sedang berbicara itu. Ini adalah hari di mana Galaksi lagi-lagi menyaksikan pemandangan yang tak enak dilihat tapi cowok itu seolah terpaku di sana. Duduk diam tanpa mau datang ke sana atau marah karena apa yang sedang ia lihat.

Mamanya selingkuh. Lagi. Dengan orang yang sama.

Dulu. Kalau diberitahu berita seperti ini. Galaksi adalah orang pertama yang akan tertawa karena berita yang menuduh Anggun berselingkuh itu hanya bualan belaka. Tidak mungkin Anggun melakukan hal itu apalagi selama ini mereka hidup bersama dan Galaksi kenal betul dengan Mamanya itu. Tapi sekarang dia adalah orang pertama yang melihat Mamanya berbuat seperti ini. Di tempat umum. Di depan banyak orang. Galaksi tidak pernah tahu siapa yang duduk di sebelah Anggun.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang