14 - Unsolved

2.9K 329 6
                                    

Aku sudah didepan rumahmu.

Sebuah pesan singkat yang membuatku buru-buru. Aku segera turun ke bawah untuk menghampiri seseorang itu.

"Masih pagi, kau tumben sekali," ucap Chanyeol saat aku melewatinya di meja makan. "Kau tidak makan dulu?" tawar Chanyeol.

Aku menggeleng kepalaku mantap, "Hari ini aku berangkat dengan Jungkook, katakan pada Baekhyun aku sudah berangkat," ucapku seraya berlari menuju pintu.

Aku mendapati mobil Jungkook dan segera masuk.

"Bagaimana tidurmu?" ucap Jungkook mengukir senyum tipis dibibirnya begitu aku duduk disebelahnya.

Aku teringat. Semalam, aku tidur diteras disamping Baekhyun. Tapi saat aku bangun aku sudah dikamar, ah tidurku sangat nyenyak.

"Tidurku sangat nyenyak," jawabku santai memerhatikan Jungkook dengan senyum yang terlukis diwajahku.

Jungkook mengangguk mengerti kemudian tersenyum simpul. Satu detik setelahnya ia memandangiku cukup lama, hingga aku merasa gelisah.

"Jangan memandangiku terus," aku menggaruk tengkukku yang sebenarnya tak gatal.

"Sha," panggilnya pelan. Aku mengangkat kedua alisku, "Aku merindukanmu."

Aku bungkam. Aku hanya menatap Jungkook sepenuhnya.

Ini mataku yang salah atau bagaimana? Kenapa wajah Jungkook tiba tiba sangat dekat. Degupan jantungnya bahkan sedikit terdengar.

Aku nyaris tak berkedip. Aku pikir dia--

Aku segera menutup mulutku dengan punggung tanganku, "Aku tidak mau," ucapku menggeleng kuat. 

Jungkook terkekeh kecil. Dia lalu menjauhkan wajahnya lagi, dan mengalihkan pandangannya ke depan.

"Aku tidak akan menciummu tanpa izin lagi," katanya santai masih memandang apa yang didepannya, lalu menyalakan dan melajukan mobilnya

Aku terpaku. Mencerna apa kata Jungkook. Aku ingat, dia menciumku tanpa izin saat di lapangan. Itu sudah lama, tapi kenapa bayangan itu masih jelas di otakku.

---

Jungkook menggenggam tanganku erat. Sepanjang koridor dia tidak pernah melepaskan genggamannya. Dia juga tidak berjalan mendahuluiku. Kita berjalan beriringan.

Tampaknya gadis disini menatapku tajam sambil sesekali membicarakan tentangku.

"Jungkook-ah lepaskan tanganmu," bisik ku.

"Aku tidak mau."

"Lihat, gadis gadis menatapku tajam. Mereka pasti sedang membicarakanku," bisikku lagi.

"Kalau begitu pejamkan matamu. Kau tidak akan melihat gadis gadis disini yang menatapmu tajam, dan yang menurutmu sedang membicarakanmu itu."

Aku mendengus kesal. Dia pandai menjawab ternyata. Aku terpaksa begini. Jungkook benar benar tidak mau melepaskan genggamannya.

"Sampai sini saja, kelasku sudah terlihat," aku melepas paksa genggaman Jungkook dengan sekuat tenaga.

Jungkook melepaskannya, "Masuklah, kau jangan terlalu banyak memikirkanku."

Jungkook tersenyum konyol kemudian berlalu dari pandanganku. Mataku terus mengekor laki laki itu sampai bayangannya tak terlihat lagi. Tapi dia menyempatkan diri untuk mengusap rambutku pelan sebelum pergi.

Aku hanya menatap kosong laki laki ini tak bergeming. Begini, aku selalu saja dengan bodohnya mengikuti alur Jungkook.

---

2U; To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang