32

2.6K 388 18
                                    

Eunha Terbangun.

Ia tidak tau ini dimana. Tapi dia merasa ini tak asing.

Pakaiannya indah dengan warna putih.

Tapi rambutnya berubah menjadi pendek.

Tiba - tiba sebuah kupu - kupu berwarna biru terbang dihadapannya. Seolah memanggilnya.

Eunha bangkit.

Dia berlari mengejar kupu - kupu indah itu.

Namun saat ia mengejarnya, kakinya tersandung dan ia terjatuh.

Lalu ia membuka matanya lagi perlahan.

Sinar lampu langsung menyoroti matanya tajam. Pupil matanya sakit. Seakan matanya baru pertama kali menerima cahaya.

Dia melihatnya.

Nyonya Jeon yang memanggil - manggil namanya.

Dia ingin berbicara , tapi alat bantu pernapasan lengket di antara mulut dan hidungnya.

********

Ketukan jemari Nyonya Jeon seakan menjadi bel kematian untuk orang yang ada dihadapannya.

Usianya memang tak muda lagi , namun paras ayu dan elegannya seakan tidak memudar akan waktu.

Tapi paras lembutnya kini tergantikan raut wajah marah dan kecewa.

"Dari awal aku sudah tidak setuju dengan perjodohan ini. Dan ternyata firasat ku benar...."

Kim Yu Ra , ibu dari Yein menatap nyonya Jeon memelas. Raut angkuh yang biasa ia berikan langsung luntur begitu saja.

"Hye Neul...."

Nyonya Jeon tersenyum sinis kala wanita ular didepannya ini memanggil lembut namanya.

"Kau tau aku membembenci mu yura. Lalu apa alasanmu membuat aku terjebak antara kalian lagi?!"

Tidak ada kata lembut dan halus yang biasa dikeluarkan nyonya Jeon lagi. Dia benci dan dia muak.

"Aku pikir akan sangat jahat jika berpikir bahwa anakmu sama liciknya denganmu. Tapi itu memang benar ternyata"

Mata Yura tampak menyalang ketika Hye Neul membawa anaknya dalam permasalahan mereka.

"Dengar nyonya Jeon terhormat! Aku akan terima ketika kau memaki ku apapun. Tapi aku tidak terima kau memaki anakku!! Ini semua salahku! Aku yang jahat! Anakku Yein adalah anak yang baik!!"

Semakin Yu Ra memanas maka semakin pula tarikan sudut bibir Hye Neul membentuk senyum sinis.

"Jadi baru sekarang kau menganggapnya anakmu? Selama ini kemana saja kau? Ahh masih ingat saja aku yang menjadi walinya saat di kantor polisi waktu itu"

Sentakan Hye Neul membuat Yu Ra terdiam dan menyadari sikapnya selama ini.

"Mau kau ataupun anakmu yang jahat aku tidak perduli. Konsekuensi dari kejadian ini , perjodohan maupun kerja sama diantara kita harus berakhir—"

"Kau tau sendiri watak mantan kekasihmu itu kan? Dia tidak akan membuat reputasinya hancur akibat mempunyai menantu seorang pembully"

*******

Sekolah ini tetap seperti biasa.

Siswanya masih sibuk dengan kehidupan masing - masing.

Bahkan kasus kekerasan disekolah beberapa waktu lalu seakan telah hilang dan dilupakan begitu saja.

Eunha duduk dibawah pohon taman belakang.

Tempat yang seakan menjadi tempat kenangan terindahnya.

Tempat ia pertama kali bertemu seorang teman dan tepat dibawah pohon ini 'rezeki' tiba - tiba jatuh.

Eunha terkekeh kecil.

Dan di tempat ini dia sering bertengkar dengan satu teman yang paling berharga.

Oh Satan.

Sedang apa pangeran iblis itu? Apakah dia sangat sibuk hingga sampai sekarang tidak pernah menjenguk Eunha?

Air matanya hampir lolos jika Yoojung tidak menyodorkannya sebuah yogurt.

Eunha tersenyum tipis.

"Gomawo.."

Yoojung duduk disamping gadis bermata cerah itu.

"Bisa kau jelaskan kenapa tidur mu lama sekali eunha-ya? Aku pikir seorang bidadari tidak akan koma..."

Eunha menatap langit. Seperti membayangkan susana di kerajaan sana.

"Jika energi seorang bidadari habis, maka ia akan tertidur panjang untuk memulihkan energinya. Tapi itu akan berlangsung sangat lama dan bertahun"

Yoojung menaikkan sebelah alisnya.

"Aku berpikir telah tidur sekian lama. Ternyata hanya dua minggu. Tapi hal yang tidak aku mengerti , cinta di love note ku sudah hampir semua terhubung...."

"Aku masih belum mengerti....."

"Aku juga tidak mengerti yoojung-ah, aku ingin bertanya pada sehun tapi sampai sekarang dia tidak ada disini—"

"—lucu memang jika mengatakannya. Aku merindukan teman bertengkar ku yoojung-ah"

Eunha tersenyum sangat pahit.

Setetes air mata jatuh dari mata indahnya.

Tanpa gadis itu sadari Sehun berada tepat disampingnya. Tidur sembari menatap langit yang sama dengan Eunha.

Ya , ini lah hukuman untuk pangeran Iblis.

Dia tidak dapat berinteraksi dengan Eunha dan tidak terlihat oleh temannya itu.

Sakit, ketika hanya Eunha yang mau berteman dengannya namun kini gadis itu pula yang tidak dapat melihatnya.

"Bukan kah ini lebih baik? Aku dapat menjagamu dari dekat seperti ini? Jangan rindukan aku bocah"

*********

C

uma dapat berkata. Maaf telat hehehhe.

Sering cek beranda saya deh biar tau berita seputar cerita.

Eh btw akuh mau post cerita baru.

Mau namatin Angel dulu atau post cerita baru sambil namatin Angel??

ANGEL | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang