43. DETAK (2) [REPOST]

400K 26.3K 5.4K
                                    

43

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

43.2 Detak

Kejora dan Galaksi sedang berada di UKS. Berduaan. UKS sedang sepi meski diluar sedang ramai-ramainya karena baru jam istirahat. Setelah mengobati tangan Galaksi yang merah, perempuan itu menaruh obat yang tadi ia ambil ke tempatnya. Dari sini kedua mata Galaksi terus bergerak mengikuti pergerakan Kejora. Cowok itu sedang bersender di kursi dekat meja—masih dengan keringat yang menggenang di cekungan dekat lehernya. Ditatap seintens itu oleh Galaksi membuat Kejora salah tingkah.

"Udah selesai. Sekarang gue mau ke kelas. Gue belum nyelesaiin tugasnya Bu Dayu."

"Ntaran aja." Galaksi meraih tangan halus itu dan menyuruh Kejora duduk di depannya. Kejora menurut namun dia tidak mengucapkan apa pun dari mulutnya. "Mau makan ke kantin nggak?"

"Nggak deh. Lo udah baikan?"

Galaksi membalas bergumam. Melihat interaksi Kejora yang masih tampak takut padanya membuat Galaksi memajukkan kursi yang ia gunakan pada tubuh perempuan yang ada di depannya ini.

"Kenapa ngeliatin gue kaya gitu? Gue bukan setan kali. Tenang aja." Kejora merasa kikuk saat Galaksi menyadari apa arti pandangannya. "Gue nggak bakalan nyakitin lo. Kalau itu yang lo takutin. Mana mungkin gue main tangan sama pacar gue sendiri." Galaksi merubah posisi duduknya jadi lebih dekat. Satu tangan cowok itu tiba-tiba naik dan menyentuh helaian rambut Kejora yang terbang dibawa angin lalu membawanya ke belakang agar wajah perempuan itu bisa ia lihat dengan jelas. Satu rahasia baru yang Galaksi temukan; memperlakukan Kejora seperti ini pasti membuatnya diam.

Kejora berdehem salting. "Gue mau buka pintu dulu." Kejora berdiri dan membuka pintu ruang UKS dengan lebar-lebar karena tadi pintu itu setengah tertutup oleh angin. Kejora lalu kembali duduk di depan Galaksi. Galaksi yang mengamatinya tidak bisa melepas setiap gerak-gerik Kejora di matanya.

"Sumpah, kenapa lo cantik banget?"

Tubuh Kejora langsung meremang panas mendengar itu. Panas itu juga menjalar ke debaran jantungnya hingga berhasil membuat wajahnya bersemu. Jantungnya berdetak. Detakan yang menyenangkan dalam ukuran kecil alam semesta yaitu manusia; makrokosmos. Perempuan itu tidak juga menjawab tapi Galaksi terus saja melancarkan aksinya.

"Jujur aja dulu gue nggak suka sama cewek yang jenisnya kaya lo. Tapi sekarang kayanya udah nggak...." Galaksi sengaja menggantungkan kata-katanya yang membuat Kejora menunggunya menyelesaikan ucapannya. "Ternyata gini rasanya tergila-gila sama satu cewek."

"Lebay," kata Kejora.

"Serius." Galaksi mengucapkan dengan nada berat yang terdengar sungguh-sungguh. Ternyata begini rasanya suka pada perempuan yang memang benar-benar bisa membuat Galaksi pusing seharian karena memikirkannya. Ternyata begini rasanya suka pada perempuan yang bisa membuatmu luluh hanya dengan kata-katanya. Pantas saja Bams tidak pernah putus asa mengejar cinta Fifi. Ternyata begini rasanya suka pada cewek yang membuatmu tergila-gila sampai bisa senyum-senyum sendiri mikirinnya.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang