45. KABAR (1) [REPOST]

363K 25.8K 3.1K
                                    

45

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

45.1 Kabar

Saat Galaksi memasukkan motornya ke rumah. Suasana rumahnya sangat gelap, sepi dan mengerikan. 3 hal yang membuatnya penasaran. Tidak ada tanda-tanda orang di rumahnya. Setelah pamit pada Tante Zahra. Cowok itu langsung berniat pulang ke rumah. Galaksi mendongkrak motor dan mencabut kunci. Kakinya lalu melangkah menuju ke dalam. Rumahnya tidak terkunci. Galaksi saat ini terlihat seperti pengungsi karena memakai kaus biasa—dalaman baju sekolahnya tadi serta membawa tas yang penuh berisi baju juga buku-bukunya.

Semilir angin menusuk kulit. Gelap pekat menyambut ketika ia membuka pintu. Gorden-gorden panjang di rumahnya pun sudah tertutup. Rumahnya persis seperti rumah kosong berhantu yang sudah lama tidak ditempati.

"Bik? Bik Yemi?" Galaksi menghidupkan lampu. Setelah terang ia masuk lebih dalam dan tidak melihat keberadaan Bi Yemi. Galaksi lalu menaruh tasnya di sofa dan berjalan menuju dapur tapi langkahnya terhenti saat melihat Bi Yemi berlari dari dapur menuju ke arahnya.

"YA AMPUN DEN! KENAPA BARU PULANG?!" suara Bi Yemi bahkan terdengar sangat kencang. Baru kali ini Galaksi mendengarnya berbicara dengan nada tinggi bercampur takut seperti itu. "Den dari tadi sore Bibi telpon-telpon nggak diangkat-angkat! Den Galaksi kemana aja?! Bapaknya Den Galaksi masuk rumah sakit tadi sore!"

Galaksi yang mendengar kabar buruk itu langsung terkejut. Seperti ada aliran listrik yang menyengat tubuhnya. Laki-laki itu lalu dengan sergap mengambil ponselnya yang ada di kantong dan ternyata ponselnya memang di silent sehingga ia tidak bisa mendengar notifikasi apapun yang masuk.

72 panggilan tidak terjawab.

"Papa kenapa Bi? Papa masuk rumah sakit?"

Bi Yemi mengangguk. "Komplikasi jantung Den! Paru-parunya juga kata Den Nova rusak. Mending sekarang Den cepet-cepet ke rumah sakit. Udah ada Den Nova di sana. Untung tadi Den Nova pulang. Kalau nggak Bibi nggak tau harus gimana lagi." Bi Yemi terlihat sangat khawatir. "Ayo Den! Bapak dari tadi siang bolak-balik nyariin Den Galaksi udah pulang atau belum ke rumah."

Galaksi melirik jam. Sudah jam sembilan malam. Cowok itu bergegas menuju ke ruang tamu dan mengambil kunci motornya yang tergeletak di atas meja. Galaksi lalu naik ke atas motornya dan menghidupkan kendaraan beroda dua itu agar bisa keluar rumahnya. Dengan gerak cepat Galaksi tidak menyia-nyiakan waktu. Motor itu ia pacu dengan kecepatan tinggi—tidak peduli dengan nyawanya sendiri karena sekarang nyawanya seperti hilang ditelan bumi setelah mendengar berita itu. Setelah mengetahui apa yang terjadi tubuhnya seakan mati rasa karena nyatanya rasa sayang Galaksi lebih besar daripada rasa bencinya pada Ginanjar.

Kemana dia saat Papanya itu membutuhkan pertolongannya?

Satu yang Galaksi pinta; kepada langit luas bertabur bintang juga pada Tuhan agar sekarang Papanya baik-baik saja.

***

Dengan berlari Galaksi masuk ke dalam rumah sakit. Cowok itu bertanya pada salah satu perawat tapi saat mencari ruangan di mana Papanya dirawat Galaksi melihat keluarga kecilnya sedang duduk di kursi. Ada Nova dan juga Mamanya. Lalu ada Kakeknya yang sedang berdiri sambil memperhatikan ruangan ICU di dekatnya. Hanya mereka yang menjaga. Cowok itu melihat Nova yang sedang melamun duduk di sebelah Anggun yang terlihat habis menangis. Galaksi langsung menghampirinya. Cowok itu tidak peduli meski Nova akan marah besar padanya.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang