LINE TODAY
[DIKABARKAN SEORANG MUSISI MUDA MENGALAMI KECELAKAAN DI DALAM SEBUAH PESAWAT...]
"Hayi?"
"Bangun, Hay. Aku di sini, buat kamu. Jadi tolong bangun."
"Ayo, Hay, kamu pasti bisa."
"Demi masa depan kita. Demi anak dalam kandungan kamu."
Mataku terbuka pelan-pelan, dan terlihat sosoknya yang sudah panik melihatku terkapar.
"CUT!! EKSPRESINYA MANAAA?!?!!"
Duh, ini udah scene yang ke berapa coba? Capek aku. Shot musik video aja kayak shot film. Di bawah tenda, aku liat Hanbin lagi asik duduk sambil mainan mac putihnya. Adem kali ya duduk jejeran sama Hanbin sambil sandaran di pundak dia?
Huhu, pengen.
"Mbak Hay, istirahat dulu aja nggak apa," muka sutradaranya udah betmut gitu. Jadi semua crew disuruh istirahat.
Akhirnya aku ke tenda buat istirahat. Hanbin yang kerasa aku dateng, cepet-cepet ngegeser tasnya dan ngasih aku tempat duduk. Adem. Ngeliat Hanbin.
Hehe.
"Capek?" dia tanya sambil ngasih minuman isotonik ke aku.
"Capek lah. Itu aktornya nyebelin, masa panas-panas gini aku suruh rebahan di aspal melulu. Coba suruh gantian, pasti dia nggak betah."
"Hush, marah-marah melulu deh kamu, Hay," Hanbin kalau gemes itu nggak permah nyubit. Paling juga cuman ngusap kepala, kayak sekarang ini.
"Habisnya nyebelin sih!!"
"Iya, iya. Nanti kalau kamu marah terus, dikiranya kamu lagi hamil loh."
"Emang aku lagi hamil kok!!!"
"Apa, Hay?"
Mampus!! Keceplosan duuhhh!!
Aku emang belum kasih tau Hanbin soal kehamilanku. Ya emang sengaja. Kalau nggak gitu, ini musik video nggak bakalan selesai. Apalagi ada adegan aku pake tiduran karena mati di tengah jalan kayak tadi. Mana diizinin sama dia.
"Eh, Bin, shotingnya udah mulai, aku ke sana dulu ya," mau aku pergi niatnya, tapi kalah cepet sama Hanbin yang udah megang tangan aku duluan.
Tamat nih sampai di sini.
"Bener kamu hamil? Jujur sama aku, Hay. Please. Kamu kok nggak kasih tau aku? Aku berhak tau," kasih tau ngga ya? Ah, engga usah deh.
"Halah aku tuh bercanda, hehehehe. Udah ya aku ke sana dulu. Bye."
"Sini dulu," dia narik aku, bersamaan dia yang berdiri dari duduknya. "Hmm, abis ini kita periksa ke dokter ya. Shotnya hati-hati, jangan petakilan. Kamu kan suka mencak-mencak gak jelas. Aku sayang kamu."
"Iyaaa iya baweell!! Aku jugaー"
Belum sempet selesai ngomong, bibir Hanbin udah ngecup aku. Dalem banget. Kayak ciuman kita yang pertama kali di restoran cepat saji dulu. Aku inget banget. Jelas.
Setelahnya aku kicep.
Aku udah pernah bilang nggak sih kalau setuhan Hanbin itu doping? Bisa bikin meleleh walau aku nggak terbuat dari salju. Duh, jadi receh gini.
Iya, aku sama Hanbin masih jalan, masih menjadi suami istri yang belajar untuk saling ada satu sama lain. Dan kehadiran si mungil mungkin aja bakalan menambah ramainya rumah tangga kami.
Ini kisahku, mana kisahmu?
-FIN
Yeayyy selesai!!! Sorry buat php yang teramat sering wqwq, dan makasih udah baca, maaf ending dari cerita ini sebuah ketidakjelasan yang haqyqy, cuman ya daripada nggak terselesaikan huhu.
Byeee! Sampai jumpa di work selanjutnyaaaaa xoxo
YOU ARE READING
no sense; hanbin ➕ hayi
Fanfictionーkalau sayang benar-benar tercipta karena terbiasa bersama, aku juga benar-benar nggak mau nikah biar nggak timbul rasa ke kamu nantinya, aku nggak mau nyakiti kamu sorry slow update, lagi dalam masa sibuk /.\
