5

2.1K 285 7
                                    

1. Berpegangan tangan






Setelah ia menarik tanganku secara paksa, sekarang ia membenarkan posisinya, jadi.............. Seperti menggenggam tanganku. Apa kami berpegangan tanga sekarang?

"Bentar!!" Yang tadinya kita lari-larian, dia berhenti mendadak. Teriakanku cukup ampuh untuk menghentikan langkah kakinya.

"Kenapa?" tanya Adrian amat sangat polos seperti tanpa dosa.

Dia melepas tanganku. Aku hanya bisa menatap tangan kananku yang sudah terkontaminasi.

"Tangan aku gak steril lagi!!!" teriakku histeris. Sedih bercampur kesal semuanya jadi satu.

Ku ratapi tanganku yang sudah ku jaga baik-baik ini agar tidak sembarangan berpegangan dengan lawan jenis.

"Kenapa tangannya? Udah, buruan ke parkiran."

Tanpa basa basi, dia menggenggam tanganku lagi. Menarikku tapi tanpa berlari. Sebenarnya orang ini kenapa? Tak sadar, aku sudah berhenti di sebelah mobil yang namanya mirip dengan namaku. Nama mobilnyaaa.....

"Salam dulu sama Ayla."

"Heh?"

"Ini mobil gue. Si merah. Ya udah, lo masuk."

Aku masih berdiri di samping mobilnya. Bingung harus berbuat apa. Ada yah laki-laki aneh kaya dia.

Karena mendapat sedikit dorongan dari dia, aku terpaksa masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah ia buka. Setelah aku masuk, dia segera berlari dan masuk juga ke dalam mobil.

"Kita ke kafe deket sini." Untuk meresponnya aku hanya bisa mengangguk.

Semuanya serba mendadak, gerak cepat, sampai aku bingung sebenarnya orang yang ada di sebelah kananku ini sedang berbuat apa.

Selama di perjalanan. Tak ada satupun yang berbicara. Aku masih meratapi tanganku yang tadinya masih suci ini. Sekarang sudah ternodai dua kali. Hancurlah list pertamaku. Kan aku inginnya sama Husband, bukan stranger.

Hanya butuh waktu 15 menit, kita sampai di tempat tujuan. Orang dingin ini turun duluan. Aku masih agak canggung dan bingung. Serius, aku tak tahu harus bagaimana sekarang.

"Turun."

Masih dalam mode dinginya yang tak sedingin udara Bandung saat ini. Sebenarnya dia ini berlaku manis, tapi intonasi bicaranya membuat semuanya itu buyar.

Aku turun dari mobilnya. Agak tersentuh juga diperlakukan seperti ini. This is my first time.

Setelah aku turun, dia langsung mengunci mobilnya dan jalan mendahuluiku. Ingin rasanya memaki. Tapi kenapa juga aku harus mengikutinya? Ah iya. Dia kan yang dijodohkan denganku.

"Duduk!" perintahnya setelah menemukan tempat duduk yang agak sepi. Aku duduk di depannya. Tak berani untuk melihatnya lama-lama.

"Gugup yah? Tangannya sampe keringetan segala. Dingin lagi."

"Eh?"

"Gak pernah dipegang tangannya sama cowo? Oh, sori kalo gitu."

Dengan entengnya ia berkata seperti itu. I'm speechless.

"Hhhhmmm. Sabtu depan, ke rumah gue."

"HAH??"

Serius?

Kita baru sampai di kafe beberapa menit yang lalu. Kita baru duduk di sini beberapa detik yang lalu. Belum memesan apa-apa bahkan pelayan kafe belum datang ke meja kami. Sekarang dia langsung berkata langsung pada intinya, SEPERTI INI??

[Re] If I Have a Husband ⭕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang