Part 1 [Pomade Berlapis-lapis]

14.9K 375 56
                                    

Semoga lagu di mulmet bisa bikin hari kalian lebih berwarna ya gengs, happy reading <3

*

"Adaw! Kampret! Pagi-pagi kepala gue udah digetok sangkar burung, gimana gue nggak bego coba!"

Desvano Mahisa, tak bisa menahan diri untuk tidak memaki sekarang. Kepalanya yang sudah dihiasi jambul klimis yang ia tata rapi dengan pomade berlapis-lapis malah menghantam keras sangkar burung yang digantung papanya di atas teras rumah. Nyeri langsung menghinggapi kepalanya sesaat setelah sangkar burung dengan bahan dasar kayu jati itu berciuman dengan kepalanya.

“Kenapa coba ini sangkar burung harus digantung di sini? Harusnya digantung di jemuran, biar kering sekalian!” gerutu Desva sadis. Tak henti-henti ia mengusap kepalanya yang mungkin sebentar lagi akan muncul benjolan segede kepala upin ipin.

Lelah menggerutu Desva kemudian menegapkan badan. Dirapikannya seragam putih abu-abu yang sebenarnya sudah sangat rapi. Iya, dia lagi pencitraan gengs. Diliriknya ke bawah dimana sepasang sepatu converse chuck taylor all star berwarna hitam sudah terpasang sempurna. "Gara-gara ngiket lo nih, kepala gue kejedot sangkar burung!” makinya sekali lagi. Kemudian ia menginjak-injak sepatu tersebut secara bergantian. Menginjak sepatu kiri dengan kaki kanan dan menginjak sepatu kanan dengan kaki kiri. Kalau menginjak sepatu kiri dengan kaki kiri ya mana bisa.

Setelah hatinya tentram sentosa dan puas memaki sangkar burung (juga sepatu coverse-nya), Desva segera berlari kecil menuju pagar rumah. Sebuah ransel hitam dengan ukuran sedang tersandang di salah satu bahunya. Dengan langkah ringan namun berat, ia memulai perjalanannya ke sekolah dengan bismillah.

SMA Pelita Bangsa, tempat Desva menuntut ilmu hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya. Jadi demi menghemat biaya transportasi Desva diwajibkan berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Lumayan sekaligus olahraga kata mamanya saat ia dulu merengek minta antar ke sekolah di hari pertamanya masuk SMA.

Ah. Sudah tak terasa, hari ini adalah gerbang menuju tahun ketiganya di sekolah tercinta. Padahal baru kemaren rasanya ia menangis-nangis tidak ingin melanjutkan sekolah dan ingin menjadi pemulung saja. Karena menurutnya profesi tersebut sangat mulia dalam berkontribusi menjaga bumi dari sampah-sampah plastik yang kini semakin memenuhi bumi.

Bukan, Desva bukan cowok gemulai a.k.a mba mas banci cuco yang hobinya merengek dan menangis-nangis manjalita. Desvano, ia adalah sesosok cowok tulen dan asli yang sayangnya agak sedikit mellow hasil mewarisi gen mamanya.

Mamanya, Tante Sitty Jubaydah (dipanggil Tante Tty, ingat 't' nya double) adalah sesosok emak jaman now yang sangat lebay dan super duper mellow. Jadi entah kenapa Desva selaku anak cowok semata wayang malah mewarisi gen yang tak seharusnya diwariskan kepada anak cowok nan ganteng. Mungkin karena dulu saat Tante Tty mengandung, beliau sangat mengharapkan anak perempuan tapi yang brojol malah Desva ya jadilah begitu. Jadi tolong maklumi saja.

"Aelah tega amat sih punya nyokap, masa cowok terganteng dan tertampan 2k18 ini disuruh jalan kaki si ah!" gerutu Desva sambil terus melangkahkan kakinya ke depan. Tak lupa ia bersiul-siul gaje sebagai rutinitasnya di kala berangkat sekolah, yang kadang siulan tersebut terdengar fals seperti bunyi bebek kejepit karena ia masih anak bawang dalam dunia persiulan dan per-badboy-an.

Sesekali ia akan menyipitkan mata jika ada pengendara motor atau mobil yang memandanginya heran. Tapi banyak juga anak cewek dari yang seragam merah putih sampai putih abu-abu (sama seperti dirinya) yang memandanginya sambil tersenyum malu-malu kemudian menyenggol teman di sebelahnya. Bagi Desva hal tersebut sudah biasa. Inilah resiko jadi abang idola yang terpopuler, terganteng, terkocak, termanis, terimut, dan ter ter lainnya.

Tapi karena hari ini dirinya terlanjur kesal dengan peristiwa pagi tadi, Desva hanya membalas senyuman-senyuman tersebut dengan senyuman tipisnya bukan senyuman maut andalannya yang bahkan bisa melelehkan besi (jika dipanaskan ke dalam api).

Batu di jalanan pun juga ikut jadi sasaran empuk untuk menyalurkan emosi yang meletup-letup di kepalanya. Bayangkan bagaimana rasanya jika kalian sudah menata rapi rambut dengan pomade selama satu jam dan berakhir benyek seperti tai ayam. Batu-batu yang tak bersalah tersebut pun diunyek menggunakan kaki, ditendang, dilempar, dan untungnya nggak dikunyah. Kan nggak lucu kalau ada berita di line today dengan judul headline news; ‘Viral! Cogan pengunyah batu!’ Wah bisa-bisa terkenal dia.

"Dan kuberharap nanti, smoga pacarmu mati. Aku tak sampai hati kau terus disakiti.." Desva bersenandung gaje dengan suara yang, ya.. lumayanlah.

Cuaca pagi ini yang sedikit berangin membuat rambut berjambul (yang sudah gepeng) milik Desva sedikit berantakan. Disisirnya rambut tersebut dengan jari-jari panjangnya. Ia pastikan setelah ini akan mampir dahulu ke toilet untuk berkaca dan menyisir rambutnya. Karena bagaimanapun, berantakan bukan ciri khas Desvano Mahisa a.k.a kembaran Sungjae BTOB.

Setelah beberapa menit berjalan kaki dari rumah, akhirnya ia sampai di dekat gerbang sekolahnya yang berukuran besar dan tercetak jelas nama sekolahnya dengan ukuran segede gaban. Di saat kakinya ingin melangkah mendekati gerbang tersebut, Desva dikejutkan dengan bergerombolnya orang-orang di sekitar selokan yang tepat berada di samping gerbang. Desva memandangi gerombolan itu dengan sedikit bingung. Ada apaan nih? Ada mermaid larut di selokan? batinnya bertanya-tanya. Karna sedikit kepo, segera ia berlari menghampiri orang-orang tersebut. Dibelahnya kerumunan menjadi dua bagian. Kalau beberapa bagian nanti dikira pembagian wilayah lagi.

Desva terjengat kaget saat dirinya berdiri di depan selokan tersebut dan menengok ke dalam selokan. Imajinasinya tentang mermaid sudah lenyap entah ke mana. Pemandangan yang ada di depan matanya sekarang ini sukses membuatnya tertawa terbahak-bahak. Perutnya mungkin akan kram dan sedikit sakit nantinya akibat terlalu banyak tertawa. Kalau kata netizen sih, pengen ngakak tapi takut dosa!

Tbc.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abang IdolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang