"Kamu hamil? Serius? Mantu Mama yang tercantik, tersoleha, terbaik, ter ter pokoknya hamil?"
Sama halnya seperti Ali, Mama Nova sangatlah bahagia. Akhirnya impiannya untuk memiliki cucu di usia yang tak lagi muda akan terwujud.
"Usianya baru 2 minggu, Ma. Sebenarnya 2 minggu ini aku juga ngerasain ada yang beda sama tubuh aku. Yang biasanya aku hiperaktif banget, jadi mendadak kalem. Terus juga yang setiap hari aku rajin banget beberes rumah, tiba-tiba jadi mager banget ngapa-ngapain. Tapi klimaksnya baru kemaren, perut aku sakitnya kebangetan. Dan ternyata bener, di dalam perut aku ini, ada kehidupan." Terang Prilly. Mama Nova mengusap-usap perut menantunya dengan sayang.
"Pokoknya, semua permintaan Ali tadi, kamu harus turutin ya, Sayang. Memang posesif, tapi ini juga demi kesehatan kamu dan si janin." Prilly mengangguk.
"O iya, kamu udah minum susu ibu hamil belum? Udah hampir siang ini." Prilly cengengesan. Ia menggeleng pelan.
"Baru dibeli kemarin, Ma. Masih disegel, males bukanya."
"Astaga.. sampai segitu magernya?" Lagi lagi Prilly mengangguk.
"Yaudah biar Mama aja yang bikinin. Kamu tunggu sini ya."
Sembari menunggu Mama Nova, Prilly pun iseng membaca buku-buku yang tersimpan di laci dekat televisi. Ia yakin semua buku itu milik suaminya.
"Hujan Kesukaanku, Time, Tender, Candy, Malam Pertama, Siksa Kubur?"
"Siksa Perebut Suami Orang, Hidayah Pemain Judi, Penyesalan Wanita Penggoda?"
Semua buku di laci ia bongkar. Kini, laci tempat buku-buku itu sudah kosong.
"Ini punya suami gue atau bukan, sih? Ya Allah.. semoga bukan... astaghfirullah... subhanallah..."
"Kalaupun ini punya Ali, ngapain dia baca buku beginian semua.. dia kan pilot.." Setelah bergumam cukup lama, Prilly pun memasukkan semua buku yang sudah ia bongkar ke laci seperti semula. Tak lama kemudian, Mama Nova datang dengan gelas berisi susu untuk Prilly.
"Lho Prill? Kamu ngapain berdiri deket tv gitu? Mau nonton tv? Ini remotnya disini." Ucap Mama Nova sambil menunjuk remot yang tergeletak di meja. Prilly menggeleng.
"Ga kok, Ma. Tadi.. itu.. hmm.. pegel aja duduk mulu. Biar ga kram, aku keliling-keliling." Mama Nova hanya ber ohhh ria.
"Yaudah nih susunya. Mau di kamar atau disini aja? Kalo ke kamar Mama temenin."
"Gausah, Ma. Disini aja. Bosen dikamar mulu dari kemarin."
"Dari kemarin?" Tanya Mama Nova. Prilly mengangguk.
"Katanya Ali, aku ga boleh capek-capek dulu. Seharian dia nemenin aku dikamar. Aku mau makan pun disuapin sama dia."
Mama Nova menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia baru tau, anaknya yang sangat amat bandel ternyata memiliki sifat posesif juga.
Baru satu tegukan, Prilly sudah merasakan mual yang amat menyiksa.
"Prill? Kamu eneg ya? Yaudah yuk ke kamar mandi. Muntahin semuanya."
Mama Nova pun menggiring Prilly menuju kamar mandi. Sesampainya dikamar mandi, Prilly langsung memuntahkan susu yang barusan ia minum.
"Ma.. hueekk!"
"Muntahin semuanya, Sayang. Biar enak." Ucap Mama Nova sambil mengurut-urut tengkuk menantunya.
15 menit muntah, perut Prilly terasa mendingan. Rasa sakit itu langsung hilang.
"Udah?" Prilly mengangguk.
"Kamu yang sabar, ya. Memang bumil itu diusia kandungan yang masih rentan biasanya muntah-muntah gini. Namanya morning sickness. Wajar aja ini mah. Mama dulu pas ngandung suamimu juga begini, sama persis." Jelas Mama Nova.
"Maaf ya, Ma. Udah ngerepotin banget, padahal masih pagi." Sesal Prilly.
"Siapa yang ngerepotin? Justru Mama seneng bisa nemenin kamu tau. Kan udah Mama bilang, ini tuh wajar. Mama juga kayak gitu dulu, Prill. Stop merasa bersalah gitu ah."
"Sekarang mau ke kamar istirahat atau di ruang tamu?"
"Di kamar aja deh Ma. Lemes banget badan aku." Jawab Prilly. Mama Nova pun mengantar Prilly menuju kamar.
♡♡♡
"Lo kenapa sih, Li? Dari tadi gue liat senyam senyum kayak orang baru dapet doorprize." Ujar Rizky setelah selesai meeting dengan pilot lain.
"Ini lebih dari sekedar menang undian mobil, ataupun rumah, Ky!"
"Lah terus ngapa lo kayak orang gila gini?" Tanya Rizky penasaran. Waktu itu saja gelisah galau merana, eh sekarang bahagia setengah mati.
"Bini gue tekdung, bro!!"
Rizky masih belum connect dengan ucapan Ali barusan. Ia tampak berpikir.
"Lah, lo ga seneng?" Ali balik bertanya.
"Emang Prilly kenapa, Li?"
"Tekdung, Ky. Tekdung."
"Tekdung apaan?"
Ali mengerutkan keningnya. Rizky tidak mengerti apa yang ia ucapkan?
"Bini gue hamil, bro. Di dalem perut Prilly ada generasi penerus gue!!" Ucap Ali sangat bersemangat. Rizky pun baru ngeh.
"Serius lo? Adek-adekan gue hamil? Wuhuu!!" Rizky berjoget ria di ruangan meeting yang kebetulan hanya ada Ali dan dirinya.
"Telat lo, telat!!"
"Bodo!"
Ali baru ngeh dengan ucapan Rizky tadi. Adek-adekan?
"Eh duduk! Tadi lo nyebut istri gue apa? Adek-adekan?"
Rizky cengengesan. Ia mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sehingga membentuk 'peace'.
"Adek, Li. Adek. Ya kali gue mau rebut bini lo. Gue kan juga sering tuh baca buku-buku hidayah and siksa kubur punya lo. Ngeri."
"Lo tuh kalo ngomong yang itu dipelanin napa!"
"Emang kenapa? Nih ya gue kasih tau. Reputasi lo ga bakal turun. Justru orang-orang awam malah muji lo. 'Ih Ali alim banget sih' 'eh liat deh ada pilot alim banget' 'Ali takut banget sama Tuhan. Cucok deh' nah jadi lo ga cuma dikenal sebagai pilot keren, tapi juga lelaki yang taat sama agama. Wuih cucok meong!" Ucap Rizky dengan nada centilnya.
"Bukannya gitu, tapi takut aja ketauan kalo gua juga nyimpen buku 'ena-ena'." Ceplos Ali.
"Sumpah kolot amat sih lo. Jaman udah berubah, teknologi makin maju, dan lo masih beli buku begituan? Lo kalo mau manjur ya tinggal searching. Gaji lo jadi pilot juga cukup buat ngebiayain makanan masyarakat Afrika tau ga. Istigfar, Li. Buset dah."
"Dan gue taruh buku itu deket buku hidayah. Dosa ga ya?"
"Astaghfirullahalazim Ali... sampe bini lo tau, abis udah." Mendengar perkataan Rizky, Ali teringat pada satu hal. Ia pun menepuk keningnya.
"Kenapa lo?" Tanya Rizky.
"Gue lupa kunci itu laci, bro. Bini gue sering bolak-balik ruang tamu pula."
Hanya satu kata yang Rizky ucapkan "Mampus!"
Garing banget ya? Awalnya aku baca ini ngakak, tapi setelah baca ulang kok garing ya:v
Yaudah lah ya gapapa.
Btw mau curhat deh, sebenernya ini cerita udah kelar dari tadi siang, eh lupa ke save jadi setengahny lagi ilang. Ingin rasanya author berkata kasar.

YOU ARE READING
Till The End (New Version)
FanfictionPrilly Ayyara Yuan Nisaka, adalah anak perempuan kesayangan keluarga. Kebahagiaan selalu dilimpahkan pada gadis ini sejak kecil. Inilah yang menjadi alasan Prilly tumbuh menjadi anak gadis yang manja. Kemanjaan Prilly membuat sang ayah ingin menjodo...