Chap 2. Aku akan menjadi korban pembunuhan

200 21 1
                                    

"Bang! Bang! Bang!" Aku memukul pintu seperti aku akan memaksa masuk. Aku sedang tidak mood untuk mengetuk dengan baik. Cukup sudah cukup. Mungkin seorang paman bisa manahannya, tapi bibi ini tidak. "Buka! Cepat buka pintunya!"

Setelah mengetuk beberapa saat tanpa ada respon, aku menaikkan kekuatanku. "Hey! Aku dari lantai bawah. Apa kau punya kolam renang di apartemenmu? Langit-langitku rusak dan terendam karenamu!? Cepatlah dan buka pintunya. Kita harus bicara!"

Masih belum ada aktifitas di dalam. Ada sesuatu yang salah. Aku bertanya-tanya jika terjadi sesuatu di dalam. Jadi aku diam-diam menempelkan wajahku ke pintu.

Pada saat ini, pintu tiba-tiba terbuka. Aku tertangkap basah saat aku terhuyung-huyung menangkap diriku sendiri. Aku hampir terjatuh dengan kepala terlebih dahulu ke dalam ruangan. Pria yang membuka pintu adalah seorang paman dengan wajah penuh jenggot. Dia melepaskan aura kematian saat dia mengamatiku. Tulang punggungku yang menggigil akan menjadi pernyataan yang meremehkanku.

Dia mengingatkanku pada seorang psikopat di acara yang kutonton. Itu adalah acara kriminal psikologis, dan karakternya adalah maniak pembunuhan yang memilikki gangguan mental.

Sebelum aku membuka mulutku, ia mengangkatku seperti anak kecil dan melemparku dengan mudah ke tengah ruangan.

"Hei! Hei! Apa yang kau lakukan?!" Aku bersikap seperti pembulli yang arogan. Tapi jauh didalam, aku sudah memanggil manggil ibuku.

Ketika aku menapakkan kaki di dalam, air sudah setinggi mata kaki. Ketika aku mengamati sekeliling ruangan, aku menyadari bahwa seluruh ruangan 2705 penuh dengan air. Pantas saja airnya merembes ke langit-langit ku!

"Permisi, paman. Tapi apa anda benar-benar mencoba membuat kolam renang? Jika pipa airmu bocor, perbaiki! Seluruh apartemen mu penuh dengan air!!... tunggu. Tidak. Apa anda menyadari kalau air dari apartemenmu merembes ke langit-langitku!? Segera, air akan masuk ke apartemenku!"

Sambil mengeluh, aku masuk semakin dalam ke ruangan itu. Tiba-tiba, kakiku menendang sesuatu yang lembut.

Gorden jendela tertutup rapat, jadi tidak ada cahaya sama sekali di apartemen itu. Karena sangat gelap, sangat sulit untuk melihat. Ada juga bau berjamur di udara.

Seluruh tubuhku membeku. Lalu, aku mundur perlahan sambil menelan air liurku dan menunduk dengan cemas. Aku ingin melihat objek yang baru saja kutendang.

Itu orang. Orang yang tidak bergerak sama sekali. Dia berbaring di dalam air.

Aku tidak cukup bodoh untuk menanggap dia rela berbaring di sana... aku mendengar langkah kaki mendekatiku. Kedua tanganku mengepal dan detak jantungku semakin cepat. Aku ingin lari, tapi dalam tiga langkah, sesuatu menutupi lubang hidungku dan keinginanku untuk menangis dan meminta bantuan tertahan di tenggorokan ku. Kesadaranku semakin menipis dan aku semakin pusing.

Ah... ternyata aku adalah orang bodoh yang dengan ceroboh pergi ke gunung sambil mengetahui kalau ada harimau di sana.

"Mmm... mmmm..."

Tidak ada gunanya melawan. Kelopak mataku menjadi semakin berat. Akhirnya, kesadaranku hilang.

~~~~~~~

Ketika aku sadar, tangan dan kakiku terikat erat di kursi, aku tidak bisa bergerak sedikitpun.

Wow. Aku sangat sial. Aku sangat sial sampai-sampai akan menjadi korban pembunuhan.

Aku masih merasakan efek obat bius, jadi aku sangat gugup.  Paman pembunuh duduk di hadapanku, diam.

Kami saling mengamati. Setelah diam selama dua menit, akhirnya dia tidak tahan lagi dan berbicara dengan suara serak. "Kau tau kenapa aku memperlakukanmu seperti ini?"

Dengan tenang aku mengangguk. Setelah merenungkan hidupku selama dua puluh lima tahun terakhir, aku menyadari kalau hidupku tidak berarti selain bisa berbicara dengan hantu. Wow. Aku selalu menemui hantu. Sekarang, aku juga akan menjadi salah satunya.

Lalu, aku memikirkannya sedikit lagi. Hidupku sangat tidak berarti sehingga hampir tidak ada bedanya antara hidup dan mati.

Tunggu, itu tidak benar! Mungkin aku akan menjadi seperti gundik yang menggantung di jendela!! Aku mungkin akan mengambang kemana-mana. Apa aku masih akan mempunyai kekuatan supernatural ini? Aku tentunya tidak harus khawatir tentang mencari pekerjaan. Aku juga tidak harus khawatir tentang uang. Jujur saja, untukku, tidak ada perubahan besar bagiku untuk beradaptasi.

Memikirkan ini, aku merasa lebih optimis. Aku memberikan senyum manis pada paman itu.

Aku tidak yakin kalau senyumanku 'manis' di mata paman itu. Karena aku belum tersenyum untuk waktu yang lama. Tapi paman itu menatapku seolah dia menginjak kotoran. Kurasa itu tidak semanis yang kupikirkan.

Aii, dia sangat mempengaruhi harga diri seseorang yang mempersiapkan diri untuk mati.

"Kau tau kalau kau akan segera mati, kan?" Paman itu mungkin mengingatkanku karena dia pikir aku tidak mengerti situasinya.

"Aku tau. Anda ingin membunuhku untuk membungkamku. Aku sangat mengerti." Aku menjawab dengan tenang. "Aku punya sedikit permintaan. Aku harap anda menyetujuinya"

"Apa permintaanmu?"

"Aku sangat takut sakit. Bisakah anda membuatnya cepat?"
Paman itu berdiri dan mencengkeram daguku dengan kasar. "Itu kata-kata terakhirmu?"

Ternyata dia tidak puas dengan aku yang menerima kematian dengan cepat.

Aku mengangguk dengan sungguh-sungguh "kumohon dan terima kasih"

"Kamu tidak punya hal lain untuk dikatakan? Tidak ada refleksi? Suasana hati? Tidak ada pandangan yang ingin kamu ungkapkan?" Kata-kata paman itu mengingatkanku dengan profesor universitasku yang menjejaliku dengan kertas... suasana hati? Pandangan? Siapa yang mengatakan omong kosong saat mereka akan mati?

"Baiklah. Karena anda sedang tidak terburu-buru, lepaskan aku dulu. Aku punya permintaan" setelah mendengar perkataanku, paman itu melepas ikatan tanganku.

Aku tidak yakin apa itu akan menyakiti perasaannya. Tapi karena aku memilikki pola pikir orang yang sekarat, jadi aku harus mengatakannya, "Umm...bisakah menjauh dariku? Bau badanmu... sedikit... kuat... "

"Apa?" Paman itu tertegun. Kurasa kata-kataku menyakitinya. Sejujurnya, bukan itu niatku. Aku sudah berusaha untuk berhati-hati.

Tiba-tiba, dia mengulurkan tangan dan meraih rambutku. Dia menariknya sangat keras kulit kepalaku sakit saat dia membungkuk dengan wajahnya yang kotor. "Apa sampah ini semua yang ingin kamu katakan? Gadis muda, ketika kau menjadi hantu kesepian, jangan mencariku. Jika kamu ingin mnyalahkan seseorang, salahkan dirimu karena nasib buruk yang menimpamu. Siapa yang menyuruhmu menelepon..."

Aku mengerutkan alisku. Aku tidak bisa menerima omong kosongnya, jadi aku memotongnya. "Paman, bisakah kamu berhenti dengan omong kosong itu? Jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku. Kau mengatakan terlalu banyak omong kosong.  Jika aku adalah orang yang bertekad untuk hidup atau lari, kau akan kacau! Apa kau tidak pernah menonton TV atau film? Kapanpun orang jahatnya terlalu banyak omong, karakter utamanya akan menemukan cara untuk membuat mereka KO!"

---------
Jangan lupa vote and comment ya! 😁

Supernatural GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang