Lucky Fan Girl

Cute Friendship

Previously...

Aku membuka pesan yang kedua

'Ada banyak wanita disana tapi yang aku lihat hanya kau Yan'

Aww so sweet

Aku bingung membalas pesannya

Hp ku bergetar lagi dan sebuah pesan dari Yoongi lagi.

'I miss you Yan'

Aku juga....

Aku ingin membalas pesannya sampai hp ku bergetar lagi.

Yoongi is calling

Aaaa kenapa dia tiba-tiba menghubungiku >//<

Aku menjawabnya "Hallo."

"Hai Yan, kau sedang apa sekarang?"

"Hmmm tidak ada hanya berbicara denganmu tapi sebelum kau menghubungiku, aku mendengarkan musik."

"BTS?" Aku terkekeh mendengarnya.

Duh memangnya siapa lagi.

"Iya BTS."

"Hmmm Yan, kau cantik jika tersenyum seperti itu."

Huh? Bagaimana dia bisa tahu.

"Ah a-aku tidak sedang tersenyum." jawabku bohong.

"Benarkah, bahkan sekarang pipimu merona."

Aku memegangi pipiku yang memang telah merona sejak tadi.

"Yoongi berhentilah menggodaku." Ucapku kesal.

Aku mendengar dia malah terkekeh di ujung sana.

"Baiklah, baiklah."

"Kau sedang apa sekarang?" Tanyaku.

"Hanya berjalan dan ingin menemui seseorang."

"Pacar?" Tanyaku keceplosan.

Aku memicingkan mata dan mengeratkan gigiku memaki diriku sendiri dalam hati. Kenapa aku menanyakan pertanyaan bodoh seperti ini.

"Haha pacar? Hmm masih belum tapi sepertinya akan."

Deg

Entah kenapa aku sedikit kecewa mendengarnya, apa sekarang aku merasa cemburu karna ia akan menemui seseorang dan aku takut akan kehilangannya. Takut dia tidak akan menganggapku sebagai temannya lagi.

"Yan!"

"Ah ya aku masih di sini."

"Oh kalau begitu aku tutup dulu telponnya.  "Annyeong."

-Clik-

Aku membuang hp ku sembarang arah di tempat tidur. Aku masih memikirkan perkataan Yoongi. ahhh kenapa aku cemburu dan kenapa juga sebelumnya aku berpikir kalau dia tak mempunyai kekasih. Dia tampan, terkenal, berbakat ya dia bisa melakukan segalanya bahkan dia bisa menunjuk wanita mana saja yang ingin ia jadikan kekasih.

Tapi tunggu!

Bukan kah dia tidak diperbolehkan mempunyai kekasih karna dia adalah seorang idol, itu berarti....

*ding dong

Aku tersadar dari lamunanku saat mendengar bel pintu berbunyi.
Tapi siapa yang datang malam-malam begini.

Apakah Yo-

Ah tidak mungkin. Dia kan pergi menemui seseorang. Lalu siapa?

Aku buru-buru membuka pintu dengan rasa penasaran yang tinggi.