17. Cerita Lain dan Lamaran Alif

4.6K 290 2
                                    

"Resiko punya suami ganteng dan LDR memang begitu. Kuat-kuatin aja. Yang tulus bakalan bertahan kok segimanapun kamu sikap dan sifatnya. Yang penting saling percaya dan terbuka aja biar hubungannya tetep bertahan, setiap hubungan cekcok itu bumbunya jd jangan cepat nyerah kalo udah berantem juga hati-hati dalam ngelontarin kata-kata, salah kata ntar menyesalnya kalo udah lama-lama hehehe. Bangun hubungan gak gampang, inget-inget aja sih setiap hubungan itu pasti memiliki tujuan dan cita-cita jadi jangan gampang ngucapin kata pisah hanya karna hal-hal kecil yang bisa di sikapi dengan kepala dingin."

Deretan kalimat itu sedang di baca oleh Farah, sahabat Aisyah di kampusnya. Itulah hasil dari jawaban atas curhatannya sejam yang lalu bagaimana hubungannya dengan kekasihnya.

"Hmmm, Aisyah yang gak banyak pengalaman hubungan suami istri aja bisa gitu memposisikan dirinya diposisi orang lain, harusnya aku malu sih cuma hal sepele aja berantem terus sama Devan," gerutu Farah pada dirinya sendiri

Tak lama bel rumah Farah berbunyi, tanda ada tamu yang datang dan Farah pun langsung menuju pintu utama rumahnya untuk membukakan pintu

"Assalamualaikum," ucap sebuah suara

"Waalaikumussalam warahmatullahiwabarakatuh," jawab Farah dan kemudian menyalami sosok orang dihadapannya

"Gak kaget tau aku pulang? Gak kangen nih sama suami?," Tanya orang itu lagi yang tak lain adalah Devan suaminya yang bekerja di sebuah perkantoran di daerah Aceh

Farah hanya diam dan tak dapat berkata apa-apa, baru tadi dia dan Devan cekcok lewat handphone, malamnya Farah sudah melihat Devan ada dihadapannya.

Usia pernikahan Farah dan Devan terbilang masih seumur jagung. Mereka menikah atas perjodohan kedua orang tua mereka dan belum ada pendekatan satu sama lain antara mereka. 4 bulan usia pernikahan mereka dan mungkin karena Farah dan Devan memang belum mengenal satu sama lain maka perdebatan-perdebatan kecil sering mereka hadapi.

Lama tak menjawab pertanyaan Devan, Farah akhirnya tersadar

"Eh, mas pulang kok gak ngabarin? Farah siapin air hangat dulu ya buat mas mandi," jawab Farah menunduk dan berjalan ke kamar mereka untuk menyiapkan keperluan suaminya

Devan yang sebenarnya begitu merindukan Farah merasa di abaikan dengan sikap Farah yang terkesan acuh

Selesai menyiapkan kebutuhan Devan Farah menyuruh Devan mandi terlebih dahulu dan Farah bersiap untuk memasak untuk makan malam Devan.

Sekarang pukul 20.00 malam dan Farah pun telah selesai makan malam bersama adik sepupunya tadi saat datang ke kediamannya dan Devan. Farah akhirnya memilih memasak nasi goreng untuk Devan karena hanya ada bahan-bahan itu saja.

30 menit berlalu, dan Devan sudah selesai mandi bahkan sekarang sedang berjalan menuju ke arah dapur karena mencium aroma maskan yang sedang dibuat istrinya. Dan saat tiba-tiba telah berada dibelakang Farah, Deva pun memeluk Farah dari belakang. Hingga membuat Farah kaget dan kemudian berusaha rileks.

"Kamu masak apa sih? Daritadi mas tanyain diem aja, masih ngambeg?," Tanya Devan karena sudah tak betah di diamkan Farah

"Nasi goreng, enggak Farah gak ngambeg kok," jawab Farah sedikit gugup, padahal ini bukan kali pertama Devan melakukan kontak fisik seperti ini padanya

"Terus, mas kok di kacangin ya daritadi sama kamu?," Tanya Devan kembali

"Mas,lepas sebentar Farah susah nih mau mindahin nasi gorengnya ke piring," ucap Farah tanpa disadari membuat Devan menatapnya dengan tatapan nanar

Setelah selesai dengan nasi gorengnya Farah menaruh ke meja makan dan diikuti oleh Devan.

"Temenin mas makan ya? Sambil di suapin, mas kan kangen sama kamu," pinta Devan sambil tersenyum

Pria Al-Kahfi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang