19. Sok Jual Mahal

4.5K 299 1
                                    

Setelah berbincang-bincang sebentar, akhirnya kedua keluarga itu sekarang melaksanakan makan malam.

Alif tampak sedikit bingung melihat Aisyah yang biasa-biasa saja sejak tadi, dan Aisyah pun sengaja memberikan ekspresi sedatar mungkin agar Alif tak berfikir bahwa dirinya sedang menahan debaran hati yang amat bertalu-talu.

Cinta dan bahagia itu datang bersamaan,efeknya ke semua orang.

Setelah selesai makan malam, dua keluarga itu pun duduk di ruang tamu kembali sembari berbincang-bincang.

Sesekali Alif melirik ke arah Aisyah, namun Aisyah tak sadar akan hal itu.
Sampai akhirnya Alif berdehem dan membuat semuanya melihat ke arahnya.

"Ehem, maaf sebelumnya saya ingin menyampaikan sesuatu apakah boleh?" Ucap Alif dengan sopan

"Oh, ya silahkan nak Alif" jawab mama Aisyah tersenyum

"Sebelumnya, mungkin untuk om, tante dan mas Alwi sudah mengetahui maksud saya dan keluarga saya datang kesini, tetapi tidak dengan Aisyah," ucap Alif menggantung sambil sekilas melirik Aisyah yang mulai kebingungan.

"Mungkin saya bukan pria baik seperti idaman para wanita calon bidadari surga kebanyakan, saya masih banyak hal yang buruk. Mengabaikan atau pun tak memperdulikan kehadiran seseorang yang sudah berusaha untuk bisa saya lihat kehadirannya bagaikan poros dikehidupan saya, saya juga bukan si hafiz qur'an yang baik, saya bukanlah ustadz yang pandai berdakwah dan mendakwahi diri saya sendiri dan saya adalah pria yang sedikit cuek, dingin dan juga tidak peka. Dan saya belum bisa menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Malam ini, saya ingin menyempurnakan agama saya dengan melamar Aisyah sebagai calon ibu untuk anak-anak saya di masa depan, apakah Aisyah menerimanya?," Tanya Alif sedikit gugup sambil menatap ke arah Aisyah

Aisyah tampak bingung dan menatap kearah papa,mama dan saudara satu-satunya untuk mendapat jawaban. Dan dengan serentak ketiga orang itu pun mengangguk tanda bahwa Aisyah harus menerimanya.

Kemudian Aisyah memejamkan matanya dan kemudian menghembuskan nafas pelan sambil menatap semua orang yang ada di hadapannya lalu kemudian Aisyah pun menjawab pertanyaan Alif.

"Bismillahirrahmanirahim, saya siap dan menerima mas lamaran mas Alif," ucap Aisyah mantap

"Alhamdulillah," ucap semua yang mendengar jawaban Aisyah dan ikut tersenyum bahagia

"Alhamdulillah,terimakasih Aisyah," ucap Alif bernafas lega

"Yeayyy, mbak Ais jadi kakak ipar Ica deh, mbak ntar pokoknya harus ngajarin Oca ngaji lagi ya,biar Ica gak ngaji ke masjid lagi," ucap Risa sambil tertawa malu-malu

Dan Aisyah hanya mengelus kepala Risa sembari tersenyum

"Ya baiklah, ada baiknya jika 2 minggu lagi acara pernikahannya dilakukan," ucap papa Aisyah

"Maaf pa, Aisyah masih ada ujian akhir jika 2 minggu lagi, mungkin setelah ujian selesai?," Ucap Aisyah meminta sedikit keringanan

"Ya, saya setuju dengan permintaan Aisyah. Pendidikannya dahulu di dulukan untuk acara pernikahannya bisa di tunda dahulu," abi Alif menimpali

"Boleh umi menyematkan cincin ini dijari manis Ais? Sebagai tanda Ais sudah diikat oleh mas Alif" ucap umi Alif sambil tersenyum dan menyodorkan cincin untuk dipasangkan di jari Aisyah

Aisyah pun tersenyum dan menganguk kemudian mama Aisyah ikut merangkul bahu putri satu-satunya itu. Dan setelahnya cincin tanda Aisyah telah diikat oleh Alif pun telah melingkar di jari manisnya.

Alif tersenyum bahagia, andai saja telah sah menjadi istrinya mungkin saat ini Alif telah membawa Aisyah kedalam pelukannya karena bahagiannya dirinya dengan hari ini.

Pria Al-Kahfi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang