Prolog

29.3K 1.2K 37
                                    


"Seandainya waktu bisa kuputar kembali. Aku tidak akan melakukan hal yang membuatnya terluka yang secara tidak langsung turut melukaiku dan menghancurkanku secara perlahan."

Happy Reading!

♡♡♡♡

Hari itu tepat di hari kelulusan para siswa siswi kelas XII. Terjadi keributan di salah satu atap gedung sekolah internasional terbesar di Jakarta itu. Sudah banyak kerumunan para siswa yang sedang menyaksikan sebuah pertunjukan yang sangat tidak pantas di lakukan oleh seorang pelajar.

Di mana kini terlihat seorang siswa laki-laki yang tengah berlutut dengan wajah yang penuh luka akibat pukulan-pukulan dari siswa lain. Tidak hanya itu, mereka juga menyerukan kata-kata tidak pantas untuk siswa laki-laki yang di kenal pendiam dan berasal dari kalangan bawah. Hingga sebuah suara seorang perempuan datang menghentikan kepalan tangan seorang siswa yang hendak memberikan pukulan untuk ke sekian kalinya.

"Aika! akhirnya kau datang juga," sambut Alex -siswa yang terkenal akan reputasinya yang buruk- sambil merentangkan kedua tangannya hendak memeluk gadis itu yang tidak lain Aika. Namun, pergerakannya terhenti ketika ia melihat Aika yang sama sekali tidak menatapnya melainkan tatapannya tertuju pada Jonathan si siswa yang kini sudah berlutut tak berdaya.

"Kau keterlaluan Al," desis Aika seraya menatap tajam Alex yang sedang menyeringai di hadapannya.

"Bukankah sudah kuperingatkan padamu Ai, tapi kau sama sekali tidak menghiraukannya," balas Alex dengan santainya.

"Apa maumu?"

"Kau sudah tahu apa yang kumau sayang," ucap Alex sambil mengelus pipi Aika.

Aika yang mengerti apa maksud Alex pun hanya bisa mengepalkan kedua tangannya menahan kemarahan yang sudah menggunung.

"Sekarang kau jelaskan pada semua teman-teman yang ada di sini, penjelasan yang sudah seharusnya kau jelaskan," bisik Alex lirih tepat di telinga Aika yang membuat Aika ingin sekali melayangkan sebuah pukulan di wajah Alex. Namun ia tidak bisa.

"Baiklah teman-teman! sepertinya ada yang ingin Aika ucapkan kepada kita semua!" seru Alex sambil mengedarkan pandangannya kepada para kerumunan siswa yang sejak tadi hanya menyaksikan dengan pandangan kasihan ada juga yang tidak terlalu peduli.

Alex mengedikan dagunya seolah mempersilah kan Aika untuk melakukan apa yang ia minta. "Ingat kata-kataku Aika," desis Alex.

Dengan langkah beratnya Aika menghampiri Jonathan yang masih menunduk seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Hingga kini Aika berdiri tepat di depan Jo.

Jonathan yang menyadari kehadiran seseorang pun akhirnya mendongak dan mencoba tersenyum menatap Aika yang kini juga tengah menatapnya tanpa ekspresi sama sekali. Sebelum akhirnya Aika yang memutuskan untuk mengalihkan pandangannya dan itu berhasil membuat Jonathan tertegun.

"Belakangan ini banyak gosip yang beredar tentangku." Aika memulai ucapannya. "Perlu aku jelaskan bahwa aku dan Jo tidak ada hubungan apa pun!" tegas Aika tanpa keraguan.

Sakit, itulah yang Jo rasakan setelah mendengar pengakuan tegas Aika. Ya! meskipun mereka sudah sepakat untuk menyembunyikan hubungan mereka. Tapi tetap saja hal itu menyakitinya ditambah kini Aika seolah enggan menatapnya sama sekali. Dan hatinya semakin hancur mendengar ucapan Aika selanjutnya.

"Seperti yang kalian tahu siapa aku. Aku siswi terpopuler di sekolah ini, jadi mana mungkin aku memiliki hubungan khusus dengan siswa rendahan yang jadi target pembullyan sepertinya."

"Cukup," gumam Jo yang mulai tak tahan dengan ucapan Aika. Namun Aika tidak menghiraukannya.

"Aku mendekatinya hanya untuk kepentinganku sendiri dengan memanfaatkan kepintarannya, karena aku ingin lulus dengan nilai yang memuaskan dan aku menjadikannya sebuah taruhan dengan sahabatku!"

"CUKUP AIKA!" sentak Jo dengan emosinya. Dirinya sama sekali tidak menyangka Aika tega mengatakan itu semua. Atau mungkin semua yang diucapkan gadis itu benar adanya? Apa hubungan yang selama ini dijalaninya dengan Aika hanya sebuah kebohongan semata? Jika itu memang benar maka ia akan menobatkan dirinya sendiri sebagai pria paling bodoh.

"Kalian semua sudah tahu bukan? sekarang bubar dan pergi dari sini sekarang juga!" ujar Aika dingin mengusir para kerumunan siswa yang langsung membuat mereka membubarkan diri sambil berbisik bisik.

Kasihan sekali si Jo.

Aika benar-benar kelewatan.

Jonathan terlihat seperti pecundang sekarang!

Itulah kata-kata para siswa yang Jo tangkap oleh pendengarannya yang membuatnya mengepalkan kedua tangannya erat.

"Kenapa kau melakukan ini?" tanya Jo dengan lirih sambil menatap Aika yang juga sedang menatapnya datar.

"Aku tidak perlu menjelaskan apa pun lagi, karena memang itu yang terjadi, suka atau tidak kau harus menerimanya," jawab Aika dingin dengan suara yang sedikit bergetar.

"Jadi semua itu benar? Kau ... tidak pernah mencintaiku sedikit pun?" gumam Jo seraya masih menatap Aika dengan tatapan terlukanya, dan jawaban Aika selanjutnya sekali lagi sukses membuatnya hancur dan jatuh begitu dalam.

"Ya, sedikit pun."

Setelah mengatakan itu, Aika pun berbalik pergi dari hadapan Jonathan dengan luka yang telah ia torehkan begitu dalam pada lelaki itu.

Air mata Aika mengalir begitu saja seiring dengan langkahnya yang semakin menjauh dari Jonathan.

"Bohong Jo! Itu semua bohong! Maaf," batin Aika pedih mengungkapkan penyesalan yang begitu dalam yang ia rasakan.

♡♡♡♡♡

To be continued!

Terima kasih buat kalian yang baik sudah membaca, jangan lupa kasih ☆ Vote dan komentarnya sebagai dukungan!

See you!😍😍

Return (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang