14

1.6K 270 16
                                    

Persiapan menikah dilakukan serba cepat. Karena mendadak jadinya harus gerak cepat. Senin dilamar, hari Sabtunya Alya dan Adrian sudah janjian untuk mencoba masakan katering yang mereka pesan.

Di hari Selasanya, Adrian sudah mengerahkan teman-temannya untuk mencari gedung dan wedding organiser. Tapi pada akhirnya Adrian sendiri yang ingin teman-temannya ini menjadi panitia.

Rizky kebagian mencari katering, Daniel kebagian mencari gedung, Agus harus menangani dekorasi ruangan, Jefri diminta untuk mengerahkan temannya semasa kuliah untuk jadi penyanyi nikahan, dan Ryan yang nampaknya agak miris. Dia harus mencari desain dan cetak undangan ditambah souvenirnya.

Dari semua pekerjaan temannya, yang selesai duluan adalah pekerjaan Jefri. Sehari saja dia sudah menemukan penyanyi nikahan yang tidak lain dan tidak bukan adalah dirinya sendiri ditemani adik tingkatnya semasa kuliah yaitu Septian. Jadi ceritanya mereka akan menampilkan musik akustik yang manis untuk kedua pengantin.

Pekerjaan Daniel tidak beres. Dia sudah mencari ke sana ke sini gedung yang kosong untuk tanggal 24 Juni 2018, tapi tidak ada. Apalagi yang sreg di hati. Jadilah Daniel mengusulkan wisata perkebunan milik Adrian untuk dijadikan tempat nikah.

Pekerjaan Agus hampir beres. Ia tinggal mencocokkan tema sesuai yang diinginkan dan juga mencocokkan harga. Agus bisa bernafas lega dan tidak kena omel Adrian yang hampir setiap jam menelponnya. Menanyakan kabar panggung, kursi, dan pelaminan.

Pekerjaan Rizky juga sama hampir selesai. Hari Sabtu ini Alya, Adrian, Rizky dan Hana berencana ke undangan nikahan orang untuk mencicipi makanan dari katering. Keempatnya berdandan rapi layaknya tamu undangan.

"Malu-maluin gak sih kita beginian?" tanya Adrian pada pasangan suami istri di sebelahnya.

"Cuek aja. Gak usah salaman. Kalo di depan ada gentong buat masukin amplop, kasih aja amplopnya," ujar Rizky dan diiyakan oleh istrinya.

"Waktu kita mau nikah juga gini. Kita mah cuek aja. Ikut makan sama yang lain tapi gak salaman. Tapi yaah jangan lupa ngamplop aja sih. Kasian jatah orang malah dimakan sama kita. Lagian ini kateringnya juga sih yang nyuruh," jelas Hana yang cara bicaranya sebelas dua belas dengan sang suami.

"Kamu gak malu?" Adrian bertanya pada calon istrinya.

"Yaah. Ngapain harus malu. Hehe" Tapi apa yang diucapkan Alya berbeda dengan sikapnya.

Alya selalu menunduk, melirik kanan kirinya dan juga melambatkan langkah kakinya. Adrian sadar itu. Jadi, dia tak pernah jauh dari Alya.

Masuk ke tempat undangan bersama-sama, tapi di dalam mereka berpencar. Rizky dan Hana menyerbu makanan berat, sedangkan Adrian Alya mencari makanan ringannya.

"Yaah. Bang Rizky kalap kalau nemu nasi. Gak beda jauh sama istrinya," keluh Adrian.

"Hehehe. Mereka berdua kan hobi kuliner. Aku juga sih. Tapi kalau gak ada uang yah masak aja di rumah." Alya menimpali.

"Nanti, kita kulineran sama-sama. Biar kaya couple goals gitu. Tuh, kaya Bang Rizky sama Teh Hana." Entah itu kata-kata darimana. Adrian pun tak tahu. Jatuh cinta membuatnya bisa bilang begitu.

Alya tersipu mendengarnya. Sebentar lagi akan ada yang menemaninya tidur, makan, dan melakukan aktifitas lainnya yang biasanya ia lakukan sendiri. Sebentar lagi pula, ada alasannya untuknya menunggu seseorang saat di kamar dan alasannya untuk memasak setiap hari.

Selesai berburu makanan, kedua pasangan itu berkumpul lagi di parkiran.

"Gimana tadi hasil icip-icipnya?" Adrian meminta laporan.

"Makanannya enak." Rizky mengacungkan jempolnya.

"Yaah buat abang sih emang semua makanan enak," ejek Adrian.

[Re] If I Have a Husband ⭕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang