3. Nebeng

6.7K 410 6
                                    

Alesya memasang earphone putihnya ke telinga dan mencari lagu favorit yang akhir-akhir ini ia dengarkan. You're The Reason milik Calum Scott sukses meredam kemarahannya terhadap sang kakak yang tak menjemputnya. Sambil terus berjalan kaki menuju rumah, pandangannya terus melihat ke depan dengan pikiran yang tak sedang memikirkan apa-apa.

Tiba-tiba..

"Woi, Le!" panggil seseorang.

Alesya menoleh.

"Lah, lo nggak ekskul?" dua gadis itu adalah teman Alesya sambil memelankan laju kendaraannya untuk bisa mengimbangi langkah Alesya.

"Izin pulang. Balik sana! Ada kalian berdua bawaannya pingin makan mie ayam," jawab Alesya berlelucon.

"Kok mie ayam?" tanya Sena bingung.

Dua gadis ini memang sekelas dengan Alesya. Dan kalau kemana-mana selalu berdua.

"Iya, lo berdua kan sumpit bambu, kemana-mana bedua, langsing kaya sumpit bambu," jawabnya berteori.

"Anjing," umpat Aqila tertawa.

"Dah ya, gue duluan, Al!" keduanya pergi.

"Iyaaaaa."

Tak jarang yang melewati Alesya menegur untuk sebatas mengucap duluan.

"ALEEE DULUAN, YAAA!" ucap ria gadis itu, yang diboncengi seorang pemuda. Alesya bisa tebak pemuda itu adalah pacarnya.

"Iya," jawab Alesya santai.

Yang tak lama ada lagi.

"ALEEE-ALEEE RASA JERUK, DULUAN YAAAA MILOOO!" kata laki-laki itu yang menjadi pusat kebobrokan di kelas dengan Alesya.

Dia adalah Raja. Juga dia yang mempunyai tingkah tidak jelas, tapi sukses membuat anak-anak cewek tertawa, heran. Batinnya, kenapa hari ini tidak ada yang ngasih tebengan untuk dirinya.

Gapapa, deh sama si Wendy IPA 3 atau nggak Jaka IPS 3, yang penting sampai rumah.

Tiba-tiba suara sebuah klakson motor yang mengagetkan Alesya. Segeralah ia untuk segera menepi.

TINNN TINNN

Alesya sudah menepi, tapi klakson itu masih terus berbunyi. "Ck, siapa sih?" gumamnya kesal. Karena penasaran sekaligus kesal, Alesya menoleh. Seorang pemuda yang berada di motor itu, tersenyum. Membuat matanya yang kecil menjadi tidak terlihat. Pemuda seperti blasteran Cina dan Sunda.

"Ris..ki?" ucap Alesya takut salah menyebut namanya.

Bukan kah dia sekelas dengan Audrey? 11 IPA 3? Pasalnya Alesya kurang kenal dengan anak IPA. Tapi, beda Riski ini. Di kelas Alesya, nama Riski sangat famous di kalangan cewek-cewek. Bahwasannya, Marisa yang menggilai K-pop, juga menggilai Riski, karena katanya Riski mirip Oppa-Oppa Korea, maka dari itu Marisa menyebut dengan sebutan Oppa.

Juga Elfira, yang ikut-ikutan mengaku-ngaku Riski akan jadi pacarnya kelak. Begitu juga dengan yang lain, harapan mereka pasti sama. Tapi, Alesya sebatas kenal dan pernah sekelompok saat masa orientasi siswa dulu.

"Kok jalan? Naik," suruhnya.

Alesnya mengerutkan dahinya. Menoleh kanan kiri. "Gue?" Alesya bingung menunjuk dirinya sendiri.

"Kenapa? Ya gue nyuruh lo lah Ale-Ale," katanya menyebutkan nama familiar Alesya.

Alesya menganga, tapi ia segera naik ke belakang motor Riski. Syukurlah, setidaknya ia tidak melakukan perjalanan yang cukup jauh menuju rumahnya.

"Pegangan nanti jatuh. Kalo jatih, siapa yang mau bawa lo ke rumah sakit?" celetuk Riski iseng.

"Ck, doa lo nggak bagus, Ki," tukas Alesya mendorong pelan bahunya.

Riski mebenarkan posisi spionnya jadi menghadapkan ke wajah Alesya.

"Paan sih," ucap Alesya menolehkan wajahnya ke sebelah. Riski tertawa.

"Gue bawa lo ke rumah gue aja, ya?" tanyanya lagi.

"Lah, ngapain?" balas Alesya terkejut.

"Ngenalin ke mama," jawabnya cekikikan.

"Hish," jawab Alesya mendorong pelan bahu Riski lagi.

Alesya memaling kan wajah ke arah jalan. Ia mengangguk paham.

Bahwa tak selamanya tampilan luar tak selalu sama dengan isi dalam.

"Nih anak gue pikir dingin, cuek, bakal kaku kalo ngomong, tapi.. jadi aslinya gini, buaya." Batinnya.

ALESYA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang