Ignore Him

2.7K 333 22
                                    

Yoongi sama sekali tak bisa tidur dengan nyenyak tadi malam. Dia terus memikirkan Yan. Setelah semalam dia mengetahui semua kebenarannya, dia langsung pergi ke apartemen Yan berencana untuk meminta maaf pada Yan. Tapi sayangnya sampai berpuluh kali Yoongi memencet bel apartemen itu tetap saja tidak ada jawaban dari dalam. Yoongi juga berusaha menghubungi nomor Yan dan mengiriminya pesan tapi sama sekali tak ada jawaban ataupun balasan singkat dari Yan.

Dia ingin menunggu di apartemen Yan lebih lama lagi tapi dia harus berkumpul dengan BTS karna tadi malam adalah malam Natal. Ya.... itu adalah malam natal terburuk bagi Yoongi.

Pagi ini Yoongi berencana ingin menanyakan tentang Yan pada Jungkook. Tapi belum sempat dia bertanya, sang maknae sudah memberikan tatapan sinisnya lalu pergi meninggalkan Yoongi yang diam mematung di depan pintu kamar Jungkook.

》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》

Yan POV

"Yan...." Samar-samar ku dengar seseorang memanggil namaku. Tapi aku masih terlalu lelah untuk membuka mataku. Perjalanan Korea-Indonesia tadi malam memakan waktu selama 6 jam sungguh bukan main lamanya. Aku putuskan menarik selimutku agar kembali tidur lagi.

*BRAK*

Aku mendengar pintu kamarku dibuka.

"Yan...." Seseorang menarik selimutku.

"Bangun. Bangun. Bangun...."

"Ah tidak.... Aku masih mengantuk." Ucapku dengan mata terpejam

Orang itu menarikku hingga membuatku menjadi duduk. Aigoo -_-

"Yan...."

"Yak. Uhuk... yak!! Lepaskan... aku sesak." Aku meraup udara banyak-banyak. Aku hampir mati konyol akibat di peluk sahabatku sendiri, Merve.

"Yeay!! Akhirnya kau bangun juga." Ucapnya bangga karna telah sukses mengganggu tidurku pagi ini.

"Yan! Jadi mana oleh-olehku?"

Aku menepuk keningku. "Astaga.... sorry Merve, aku lupa."

"Apa?!" Teriak Merve. "Yan!! Tega sekali kau pada sahabatmu sendiri." Merve bersandar pada Jendela. "Aku sudah mengirimu pesan semalam tapi teganya kau sama sekali tak membawa apa-apa." Merve terus mengoceh.

"Ya.... aku kan sudah minta maaf." Ucapku yang benar-benar merasa bersalah. "Lain kali aku akan membelikan sesuatu untukmu, aku janji." Aku menunjukan senyum terbaikku. Dan hanya dibalas dengan tatapan tidak percaya dari Merve.
-__-

"Oh iya Yan. Kenapa kau tiba-tiba pulang mendadak? Bukannya kau bilang kau betah tinggal di negeri para oppa?" Merve mengembangkan senyumnya saat menyebutkan kata oppa.

Pertama, Merve sama sekali tidak tahu apa alasanku pulang ke Indonesia karna memang aku belum memberitahunya dan kedua, hmm ya aku pernah berkata seperti itu pada Merve kalau aku benar-benar suka tinggal di Korea.

"Aku merindukan Indonesia, kau dan juga kak Way." Ucapku.

Kak Way adalah satu-satunya saudara kandungku. Dia empat tahun lebih tua dariku. Kak Way tidak hanya seperti kakak  tapi dia juga seperti sosok ayah dan juga ibu bagiku. Aku kehilangan kedua orang tuaku akibat kecelakaan mobil yang menimpa mereka saat aku duduk dibangku sekolah menengah atas. Well aku masih bersyukur karna punya satu-satunya kakak yang paling perhatian padaku. Walaupun dulunya aku begitu merasa kehilangan tapi kak Way selalu ada disampingku. Setelah beberapa tahun kemudian ketika aku mulai mengenal BTS dan menjadi army. Tuhan mengirimiku 2 sahabat yang paling baik, yang paling tulus dan sama gilanya denganku. Mereka berdua beberapa tahun lebih muda dariku. Tapi walaupun begitu, mereka berdua tidak pernah memanggilku dengan sebutan kakak. Karna memang dari awal sudah begitu _-

Lucky Fan GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang