Part 40

13.5K 984 23
                                        

3 Tahun Kemudian...

Tak terasa, sudah 3 tahun kehidupan Ali dan Prilly dihiasi oleh tingkah lucu dan jail Rian. Meski umurnya baru 3 tahun, nampaknya Rian mampu mewarisi kepiawaian Daddynya dalam berpakaian. Seperti saat ini, Rian sengaja memadupadankan kaos dengan hoodie biru tua yang baru dibelikan 1 minggu lalu oleh Ali. Tak lupa Rian juga memilih sepatu berwarna biru.

"Lah, abang milih sendiri bajunya?" Tanya Ali ketika melihat Rian berjalan menuruni tangga. Ali dan Prilly sengaja memanggil anaknya dengan sebutan 'abang'.

"Iya, Dad. Bagus kan pilihan abang?" Ucap Rian.

Prilly terkekeh geli dan menyusul anaknya menuruni tangga, "Daddy kalah ya sama abang?"

"Iya." Jawab Rian singkat namun membuat Ali mendengus.

"Yehh style Daddy lebih 'berwarna'. Ga kayak abang yang warna biru mulu dari kemarin." Bela Ali. Rian memukul pelan paha Ali.

"Ehh, kok Daddynya dipukul? Daddy kan cuma bercanda, Sayang. Emang Mommy pernah ngajarin abang kayak gitu? Ga kan? Sekarang minta maaf ke Daddy." Tegas Prilly. Ali maupun Prilly tak segan-segan untuk menegur Rian jika ia melakukan kesalahan. Tak peduli Rian masih kecil, mereka berdua hanya tak ingin Rian tumbuh menjadi anak yang susah diatur.

"Maaf ya, Dad. Abang ndak sengaja." Ucap Rian sambil memeluk Ali.

"Daddy maafin, tapi lain kali, abang ga boleh kayak gitu. Ga sopan namanya." Ucap Ali lembut. Rian mengangguk.

"Yaudah, abang makan dulu yuk. Ga boleh pergi sebelum makan." Ajak Prilly. Rian mengikuti langkah ibunya menuju ruang makan.

"Kamu udah makan belum?" Tanya Prilly ketika Rian sedang sibuk meletakkan nasi beserta lauknya di sendok.

"Udah tadi pas Rian mandi." Jawab Ali.

"Mommy!!" Panggil Rian dari arah ruang makan. Prilly langsung menghampiri anaknya.

"Apa, bang? Kok teriak-teriak? Hm?"

"Abang haus, Mommy." Ucap Rian. Prilly tersenyum lalu mengambilkan minum untuk Rian.

"Nih. Makanya minum disiapin sebelum makan, bang. Biar ga ribet." Ucap Prilly sembari menaruh air putih disamping piring.

Baru ingin berdiri, tiba-tiba saja Ali sudah memeluk istrinya dari belakang dan duduk disamping sang istri.

"Ish kamu!"

"Kenapa?" Tanya Ali pura-pura tidak tau.

"Ada Rian disini." Bisik Prilly. Ali terkekeh.

"Ya gapapa, dong. Dia harus terbiasa." Bela Ali. Prilly mencubit pelan lengan Ali.

"Tapi Rian masih kecil banget. Kamu mah ih!"

Ali terkekeh lalu mencubit pipi Prilly hingga Prilly meringis kesakitan. Hal itu ternyata membuat Rian kesal dan langsung 'menggeplak' tangan Daddynya dengan sendok.

"Daddy ndak boleh ayak itu! Asian Mommy!" Ucap Rian sedikit berteriak.

"Daddy ga sengaja, bang. Niat daddy awalnya nyubit pelan doang, eh kebablasan." Ucap Ali.

"Tapi Mommy cakit!"

Prilly tersenyum haru. Rian ternyata sensitif jika ada orang lain yang 'menyakiti' ibunya.

"Daddy ga sengaja kok, bang. Mommy juga udah ga sakit lagi."

"Benel, Mom?" Tanya Rian memastikan. Prilly mengangguk.

Tak disangka, Rian turun dari kursi makannya, dan mengusap pelan pipi Prilly. Persis seperti apa yang Ali lakukan untuk memastikan bahwa Prilly baik-baik saja.

Till The End (New Version)Where stories live. Discover now