11. Langkah Mendekat

175K 8.6K 42
                                    

Pagi hari sudah terdengar teriakan dan tawa dari dua malaikat kecilnya yang pembuat kila bangun dari tidurnya.

Cukup heran saja biasanya pagi hari akan diisi oleh teriakan zia yang mengadu akan zio yang selalu menggodanya itu. Tapi berbeda dengan hari ini.

Bukan teriakan zia yang marah pada abangnya yang didengar kila. Malah suara teriakan dan tawa kedua buah hatinya itu. Karna heran kila segera bangun dari tidur dan mengikat asal rambut panjangnya.

Dia menuju kamar mandi terlebih dahulu untuk membasuh wajah dan menyikat giginya. Setelah segar dia segera turun ke lantai bawah dimana terdengar tawa dua anaknya itu.

Saat turun dia melihat sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya selama ini. Kennan yang tengah bermain games dengan kedua anaknya itu. Sementara papa dan mama yang juga duduk disofa dekat mereka bermain.

"no. Abang ngalah dong biarin zia menang."

"gak mau kamu harus bisa ngalahin abang tanpa abang harus ngalah."

"abang ih udah sih ngalah kenapa. Aku juga mau menang sekali-sekali." gerutu zia menanyunkan bibirnya.

"dih bibir kek bebek gitu makin jelek tau gak kamu dek kalo kayak gitu." ejek zio.

"ayahhh abang yahhh." rajuk zia membuat kennan terkekeh.

"dih aduan." cibir zio

"biarin." zio menjulurkan lidahnya mengejek zio.

"udah-udah sini biar ayah yang lawan abang." kata kennan.

"beneran yah. Yaudah lawan abang yah buruan." kata zia dengan semangat.

"cih! Minta bantuan malahan."

"bilang aja abang takut lawan ayah yaa." goda kennan menoel dagu putranya itu.

"oke aku berani lawan ayah, aku yakin aku bisa ngalahin ayah." kata zio percaya diri membuat zia mencibirnya.

"ahh masak sih bisa lawan ayah." kennan makin menggoda putranya itu membuat zia cekikikan.

"zio bisa ya yaah dan zio yakin zio menang."

"kalo ayah menang gimana?" tanya kennan menggoda putranya sambil menatapnya.

"kalo ayah menang zio kasih satu permintaan deh. Tapi kalo zio menang ayah turutin 3 permintaan zio."

"waah zio gak adil dong kalo gitu. Masa kalo ayah menang cuma satu tapi zio tiga."

"biarin sih yah. Udah tua tuh ngalah dong sama anak kecil." gerutu zio membuat kennan dimas dan nessa tertawa.

"ihh ayah masih muda loh bang. Liat nih ayah ganteng ini tau abang aja kalah ganteng sama ayah." ujar zia membuat zio mencebik kesal.

"emang zio mau apaan sih?" tanya kila menghampiri mereka. Membuat mereka melihat ke arah kila.

Kennan bahkan tersenyum melihat pujaan hatinya itu. Meski kila hanya menampilkan wajah datarnya.

"bundaaaaa." pekik zia senang dan langsung menghambur memeluk kila. Kila berlulut dan mengecup pipi putrinya itu.

"pagi bunda." zia membalas mencium pipi kila.

"pagi juga princess." jawab kila seraya mencium pipi putrinya itu. Kila menatap putranya itu.

"abang minta apaan sih hmm?"

"rahasia dong bun."

"ihh zio udah bisa rahasiaan ya sama bunda."

Zio menyengir dan menghampiri bundanya itu.

My Baby Twins (COMPLETED)Where stories live. Discover now