XII. Abrielle

3.2K 227 3
                                    

Dia berada di bawah laut. Seperti biasa, dia bisa bernafas secara normal. Dia berada di depan istana Poseidon. Tunggu. Maksudnya sisa - sisa dari istana Poseidon.

"Ayah?" panggil Abrielle.

Tidak ada jawaban. Tidak ada tanda - tanda kehidupan disini. Bahkan para prajurit Poseidon raib. Triton dan Amphitrite juga tidak kelihatan batang hidungnya. Bahkan Tyson, kakak tirinya yang adalah seorang cyclops tidak ada.

Abrielle tidak mengerti apa yang terjadi. Kerajaan Poseidon hancur rata dengan dasar laut. Kuil - kuil yang berkilauan berlian hancur sudah.

Abrielle ingin menangis. Kemana Ayahnya? Kemana Poseidon? Mana bisa seluruh kerajaan raib seperti ini?

Pasti karena raksasa ganggang tadi. Siapa pun yang mengirimnya kesini, dia akan membalas. Aku bersumpah demi sungai Styx! batin Abrielle.

"Abrielle! Bangun!"

Sontak Abrielle bangun sambil mendapati Percy sedang menggoncang - goncang tubuhnya. Mereka berdua ada di Pondok 3.

"Kau tiba - tiba kolaps begitu saja dan-"

"Kerajaan Ayah hancur."

"Apa? Tidak mungkin. Ayah itu dewa-"

"Aku tahu. Aku sudah melihatnya. Lewat sebuah visi. Aku tidak tahu bagaimana caranya tapi entahlah kak, akunjuga bingung."

Percy tertegun, "Tapi Ab itu tidak mungkin!"

"Kalau kau tak percaya, lihat saja sendiri!"

Percy pergi meninggalkan Abrielle sendirian. Abrielle merasa bersalah sudah membentak Percy, tapi kakaknya keras kepala sekali.

Tiba - tiba aa yang mengetuk pintu. Abrielle membuka pintu dan mendapati Apollo sedang berdiri disana.

"Hey." sapa Apollo.

Abrielle tersenyum lemah.

"Ada apa?" Apollo terlihat khawatir.

"Tidak apa - apa. Ayo masuk."

Abrielle berjalan masuk sambil diikuti Apollo di belakangnya.

"Jangan bohon, kau pembohong yang buruk, kau tahu?" canda Apollo.

"Yah istana Ayahku hancur lebur. Aku tidak tahu siapa yang melakukannya."

"Yah soal itu-"

"KAU TAHU SESUATU TENTANG ITU?"

"Ya, sebenarnya Zeus melarangku untuk memberitahukan ini padamu tapi-"

"Masa bodoh dengan apa yang dikatakannya, ada apa dengan Ayahku?"

Guntur menggelegar di langit sore yang cerah.

"Eh Ab hati - hati dengan ucapanmu. Suasana hatinya sedang tidak bagus."

"Lalu untuk apa kau datang kesini jika kau tidak mau membantuku?" bentak Abrielle.

"Ab tenang dulu! Aku yah ingin melanggar perintah Ayahku. Aku harus memberitahukan ini padamu. Poseidon diculik. Tidak ada yang tahu keberadaannya."

Guntur menggelegar lagi dilangit. Lebih keras daripada sebelumnya. Apollo mendongak ke atas drngan cemas.

"Duh bisa kacau nih..." gumam Apollo.

"Lalu?" tanya Abrielle.

"Bagaimana dengan Ayahku? Kau punya gambaran siapa yang menculiknya?"

"Kami para dewa tidak tahu apa - apa soal siapa yang menculik Poseidon. Maaf Ab."

"Gunakan kemampuan meramal mu atau apalah namanya! Kau kan dewa! Apa kemampuanmu itu hanya untuk pamer?"

Rahang Apollo mengeras. Abrielle tahu dia sudah kelewat batas. Apollo masih seorang dewa, yang bisa meledakkan Abrielle menjadi serbuk emas tak berguna. Tapi tatapan Apollo melembut lagi.

"Ab aku bersumpah demi sungai Styx, aku sudah mencoba segala cara yang aku tahu untuk mencari tahu dimana keberadaan Ayahmu atau siapa yang menculiknya tapi tidak bisa. Ada sesuatu yang lebih kuat daripada kekuatan dewa yang menghalangi penglihatanku."

Guntur menggelegar lagi di langit.

"Ab, aku harus pulang ke Olympus. Zeus akan sangat marah padaku. Berdoalah padaku jika kau butuh bantuan, ya?"

Apollo mengecup pipi Abrielle dan meledak menjadi kepulan uap emas yang hangat.

"Aku harus memberitahu Percy."

Abrielle berlari keluar dari Pondok 3 dan bertubrukan dengan seseorang. Ternyata itu Percy.

"Kak maaf aku tadi memben-"

"Semua raib. Kosong." ucap Percy pelan.

"Aku tahu. Tapi-"

"Ayah. Bagaimana dengannya? Apa dia-"

"KAKAK! DENGAR DULU! Apollo barusan mengunjungi ku dan dia bilang eh anu eh Poseidon diculik."

Tiba - tiba ada suara ribut dari arah Rumah Besar.

"Mereka sudah pulang." gumam Percy.

"Siapa yang pulang?" tanya Abrielle.

"Leo, Piper, dan Jason. Ayo!"

Battle Of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang