The Demon Inside

99 17 0
                                    

Aku menatap datar pada kedua adikku yang sedang cekikikan diam-diam di depanku. Keduanya terlihat saling berbisik dan akan tertawa sesekali membuatku menggelengkan kepala karena tingkah konyol mereka.

"Oke, mama harus pergi sekarang," adalah hal pertama yang diucapkan mama begitu dia keluar dari kamarnya, "kalian berjanji tidak akan melakukan hal-hal aneh?" Dia bertanya pada dua monster di depanku itu.

"Ma!" protes Molly sambil berkacak pinggang, "kami selalu bersikap baik." Ashlee mengangguk setuju membuatku memutar bola mata.

"Tentu saja, kalian malaikat kecil mama." Mama tertawa sambil mencium kening mereka satu persatu.

Aku hanya diam saat mama memelukku dari belakang.

"Terimakasih sudah setuju menjaga mereka, mama bakalan telpon begitu pesawatnya mendarat." Aku menoleh kearahnya dan tersenyum.

"Ma, ini bukan pertama kalinya mama harus pergi keluar kota, ga pernah ada apa-apa, dan hari ini pun kita bakalan baik-baik aja." Aku mencoba meyakinkan. Mama mendesah pelan dan melepaskan pelukannya.

"Ugh ... mama cuma ga suka ninggalin kalian gini."

Mama selalu seperti ini setiap kali dia harus pergi meninggalkan kami untuk lebih dari satu hari. Dia tidak pernah suka meninggalkan kami, tapi pekerjaannya mengharuskan mama untuk sering berpergian. Dan sejak ayah meninggal dua tahun lalu, mama harus bekerja lebih keras dan semakin jarang dirumah.

Aku selalu berusaha meyakinkan kalau aku tidak keberatan membantu mama menjaga adik-adik, tapi mama selalu saja merasa bersalah tiap kali dia harus pergi.

"You are the best," akunya sambil mencubit pipiku. Aku tertawa dan menepiskan tangannya.

"Oke, mana Justin?" Mama mencari-cari dan tersenyum saat matanya menemukan adik laki-lakiku yang segera berlari dan memeluknya seolah mereka akan terpisah bertahun-tahun.

"I'll be back soon, yang nurut sama kakak yah," pesannya sambil memegang wajah Justin.

"Iya, Ma." Dia mengangguk.

Mama lalu mengambil tasnya dan keluar setelah berpamitan sekali lagi.

"Well, tunggu apalagi? cepat tidur sana," perintahku sambil beranjak berdiri dari tempat duduk.

"Tapi, Shy ...." Justin mengerang. "Sekarang baru pukul sembilan," protesnya, diikuti oleh si kembar yang juga belum mau tidur.

"Kalian sudah dengar apa kata mama tadi." Aku menatap mereka satu persatu dan mengisyaratkan mereka untuk segera ke kamar masing-masing. Meski tidak setuju, tapi mereka pun pergi sambil menggerutu.

Aku pun segera ke kamarku dan memutuskan untuk beristirahat. Sebuah ketukan halus terdengar sebelum seseorang membuka pintu kamarku.

"Shy, boleh aku tidur disini?" tanya Moly pelan.

"Dan aku?" Timpal Ashlee sambil mengintip dari belakang Moly.

Aku tidak menjawab dan hanya membuka sebagian selimut di sisi kananku. Mereka tersenyum dan segera melompat keatas tempat tidur.

"Terimakasih, Shy."

"Selamat malam."

Mereka berbisik bersamaan.

"Malam," jawabku sebelum menutup mata.

Tidurku terganggu oleh sebuah suara aneh, aku terbangun dan mencoba melihat dari kegelapan kamar. Aneh, aku bahkan tidak Ingan sudah mematikan lampu.

Aku menatap sisi tempat tidur ku yang kosong, kemana Moly dan Ashlee malam-malam begini? melihat pintu kamar yang renggang pikiranku sedikit tenang, mungkin mereka sedang ke toilet atau mengambil minum didapur.

Short Story CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang