PROLOG

167 39 103
                                    

Seorang gadis berambut panjang itu kini sedang berjalan menuju koridor dimana papan pengumuman pembagian kelas di pasang. Ia kini resmi menjadi siswi Sma Bakti Negara setelah masa orientasi selama tiga hari telah ia lewati. Di hadapanya kini sudah tertera nama-nama murid Sma Bakti Negara. Segera ia mencari namanya "Agatha Sasmida Bargara" di deretan banyaknya nama tersebut.

Baru saja matanya menjelajah mencari dimana kelasnya nanti, seseorang dari belakang menyenggol bahunya dengan cukup keras.

"Auww," jerit Agatha sambil memegang bahu kananya, kelihatan sekali ia sangat kesakitan. Di tatapnya orang yang baru saja menyenggolnya itu. Dari postur tubuhnya ia cukup tinggi, putih dan ya sangat tampan. Dilihat dari seragam yang di pakainya ia juga siswa baru disini. Tapi tanpa di duga oleh Agatha, cowo tersebut bukanya meminta maaf tapi malah memarahinya.

"Makanya kalo berdiri jangan di tengah-tengah papan pengumuman gini dong. Ngalangin pemandangan tau nggak."

Kenapa Agatha yang kena marah, padahal jelas saja ia jadi korbanya disini.

"Percuma ganteng tapi galak," batin Agatha.

"Heh..suka-suka gue dong gue mau berdiri di manapun juga. Emang hak lo apa nglarang-nglarang gue," protes Agatha. Ia kesal dengan cowo di sampingnya ini. Bisa bisanya ia memarahinya seperti tadi, padahal bukanya dia yang salah karena telah menyenggol bahunya.

"Emang ni sekolah punya nenek moyang lo apa yang dimana lo bisa nglakuin apapun yang lo mau tanpa mikirin orang lain di sekitar lo," balas cowo tersebut, tak kalah sengitnya dengan Agatha.

Jleb. Perkataanya sangat menusuk relung hati Agatha. Ia mulai merasa tidak nyaman berada di samping cowo tersebut. Sesegera mungkin ia mencari namanya. Dan ketemu. Sepuluh satu. Ia menoleh kesamping kananya, melirik sekilas cowo rese yang entah sengaja atau tidak menabrak bahunya. Dilihat sekilas name tag yang ada di seragam cowo itu. Morgan Alle .G

"Kenapa lo liat-liat. Percaya kok gue emang ganteng," ucap cowo yang kini Agatha tahu bernama Morgan.

"Sombong banget sih lo," balas Agatha.

"Jangan nge-fans ya sama gue." Morgan mengacak poni milik Agatha dan setelah mengatakan hal tersebut ia berbalik badan meninggalkan Agatha sendirian.

What?? Tadi itu apa? Habis marah-marah lalu malah ngacak-ngacak poni kesayanganya. Dan itu telah membuatnya kesal setengah mati pada cowo bernama Morgan itu.

Sambil meninggalkan papan pengumuman, Agatha berbicara pada dirinya sendiri.

"Semoga gue nggak sekelas sama cowo rese kaya dia. Bisa gila kali kalo gue satu kelas sama dia. Liat mukanya yang sok ganteng itu serasa pengen gue cakar-cakar tu orang."

Sadar diperhatikan banyak orang karena bicara sendiri, nanti dikiranya tidak waras. Agatha hanya mengulum senyum menatap orang-orang yang sedari tadi memperhatikanya. Dengan cepat ia mengambil langkah seribu menghindari beberapa pasang mata yang memperhatikan tingkah bodohnya tersebut.

¤¤¤




Gimana prolognya???
Semoga suka 🤗🤗
See you the next chapter 😉

[Girls Series] AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang