Bagian 13

33.1K 2.7K 507
                                    

"Iya, aku tidak bermaksud bolos kerja. Nanti aku datang ke club" Wonho memutar bola matanya kesal mendengar omelan Luhan ditelepon.

Wonho berjalan masuk kedalam kamarnya lagi yang terlihat redup, diatas tempat tidurnya, Hyungwon sedang tertidur. Wonho sebenarnya ingin mengantar Hyungwon pulang, tapi dia tidak tega membangunkan Hyungwon yang terlihat tidur sangat nyaman dengan guling dipelukannya.

"Bangunkan... tidak?" Wonho terlihat kebingungan sendiri.

"Aku pasti kena masalah besar kalau dia tidak ku pulangkan" Wonho menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Merasa buntu, Wonho menelepon Chae Appa untuk memberitahu keberadaan Hyungwon.

"Tuan maaf menelepon anda selarut ini, ini aku Wonho. Hyungwon, dia ketiduran di apartemenku, b-bisakah tuan mengirimkan supir untuk menjemput Hyungwon ke apartemenku?" ucap Wonho tak enak hati. "Aku harus bekerja malam ini tuan" lanjut Wonho.

"Mwo? Apa tidak apa tuan?" Tanya Wonho memastikan pendengarannya tidak salah. "Baik tuan, besok pagi akan ku antar pulang. Maaf mengganggu tidur anda, selamat malam" Wonho memutus sambungan teleponnya dengan tuan Chae dan menatap Hyungwon yang tertidur diatas tempat tidurnya sekali lagi.

Wonho berjalan mendekat ketempat tidur, memperbaiki posisi selimut Hyungwon dan menggusak rambut Hyungwon pelan. "Aku bekerja dulu. Jangan mengamuk kalau nanti kau bangun masih di apartemenku" guman Wonho pelan dan berjalan keluar kamar.

Saat pintu kamar Wonho terdengar tertutup dari luar, Hyungwon membuka matanya dan terkekeh menang. Dia sudah bagun sejak Wonho meletakkannya diatas tempat tidur. Hyungwon hanya bingung harus seperti apa dia bersikap di depan Wonho saat sedang berduaan, jadi Hyungwon memilih pura-pura tidur saja.

.

.

.

KOI NO YOKAN-2

.

.

.

Bugh!

Satu pulukan dari tongkat baseball di tangan Stella mendarat di wajah samping namja berjas maroon itu.

"Apa ibu-mu tidak pernah mengajarimu sopan santun pada yang lebih tua, huh?" Stella menarik rambut namja itu hingga mendongak dan tersenyum manis padanya. "Sakit?" Tanya Stella pura-pura khawatir.

"S-sakit..." namja bernama Kenta itu merasa telinganya berdenging keras sekarang akibat pukulan yang diterimanya.

Tak jauh dari Stella, Yongguk sedang duduk sambil menghisap rokok. Memperhatikan bagaimana Stella melampiaskan kekesalannya pada pria yang berlutut di depan Stella itu.

"Anak yakuza manja sepertimu lebih baik mati saja" ucap Stella merasa iba. "Kau hanya berlindung pada para bodyguard sampahmu itu. Miris sekali" ejek Stella.

"Katakan, kau ingin segera selesai atau kau masih ingin bertahan? Pistol atau tongkat baseball?" Stella mendudukan diri didepan Kenta dan menatap lurus pada mata yang setengah tertutup karena darahnya yang menetes dari kepala sudah turun kewajahnya.

"Keduanya sama saja, dengan pistol, kau hanya akan merasakan sedikit terkejut dan kemudian kau akan kembali ke rumah Tuhan, jika pakai tongkat, kau bisa menikmati setiap detik dari kematianmu, ini hanya soal waktu saja" Stella merobek gaunnya dan menggunakan robekan itu untuk membersihkan darah yang menetes diwajah Kenta.

"Kau tampan juga" Stella terkekeh.

"Aku mendengar ucapanmu, Queen" Yongguk menyahut dari belakang punggung Stella.

KOI NO YOKAN-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang