Convert (the words of a message) into a particular code in order to convey a secret meaning.
“Pengacara?” mata Hyo Jin terbelalak ketika suzy mengatakan pekerjaan Myungsoo. Suzy hanya mengangguk seraya mematut penampilannya di cermin. “Isn’t it cool?” Hyo Jin tersenyum lebar, dan mulai bercerita. “Kau tahu, jika aku menikah nanti aku ingin mempunyai suami yang pekerjaannya dibidang hukum. Aku tidak ingin dibidang seni seperti idols, atau model, atau photographer”
Salah satu alis John terangkat. “Kenapa?”
“Entahlah, pokoknya tidak ingin” Hyo Jin tahu jika John mencibirnya, tetapi ia abaikan. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia berbalik untuk mengambil kotak yang ia bungkus dengan kertas berwarna gold. Ia memberikannya pada Suzy dengan tersenyum malu-malu. Suzy menatapnya heran, tetapi tetap menerima hadiah pemberian Hyo Jin.
“John, kau dipanggil mereka” Hyo Jin menepuk pundak John, dan menunjuk kearah segerombolah gadis yang menyerukan nama John. John menatap mereka sejenak, dan kembali menatap Suzy dan Hyo Jin. “See you later” Ia mengacak-acak rambut Hyo Jin sebelum beranjak pergi.
“Bukalah” Suzy tersenyum lebar dan mengangguk. Dibukanya kotak itu dengan semnagat, dan detik berikutnya senyum itu memudar. “Kenapa? Kenapa?”
“Hyo Jin-ah, lingerie? Yang benar saja”
“Memangnya kenapa? Dia kan suamimu, untuk apa malu? Aku yakin ia akan menyentuhmu jika kau memakai ini. Kau belum melakukan apa-apa kan dua malam ini, dengannya maksudku” Suzy berfikir sejenak. Ia teringat sesuatu, malam pertama mereka. Ketika Myungsoo mengantikan gaunnya dengan baju tidur. Suzy memberitahu Hyo Jin tentang peristiwa itu, dan reaksi Hyo Jin..
“ARE YOU SERIOUSSS?” ada kilatan binar dimatanya. Senyum konyolnya semakin lebar, dan lebar. “Kau beruntung menikah dengannya Suzy-ah. Karena itu, kau harus memakai lingerie ini nantik malam. Oke?” Suzy mengedikkan bahunya. Tetap saja ia malu.
“Aku akan menelfonmu untuk meningatkan tentang lingerie ini jika kau lupa. Kau harus memakainya malam ini. Oke ?” Suzy memilih untuk menghiraukan temannya ini. “Jawab aku, oke?”
“Oke!”
Hyo Jin tersenyum lebar, dan memeluk sahabatnya erat. “Ah, kau bisakan memfoto dirimu ketika memakai lingerie itu, dan kirimkan padaku sebagai bukti. Would you?”
“Kau gila? Ajak John untuk menemanimu ke rumah sakit nanti.” Suzy memasukkan kotak gold itu ke dalam tasnya. Entahlah.
Sorenya, Suzy sudah berdiri di balkon apartementnya dengan pakaian santai. Ia melirik kotak gold yang tergeletak begitu saja di atas meja yang berada di halaman kecil di balkon. Gila, ia tidak akan melakukannya, dan tentu saja Hyo Jin sudah menelfonnya berulang kali hingga ia mematika ponselnya. Apa yang Myungsoo pikirkan jika ia memakai lingerie itu. Jika lingerie yang diberika Hyo Jin untuknya tidak terlalu sexy seperti itu, ia akan memakainya mala mini, dan malam-malam seterusnya, kalau perlu ia bersedia untuk mengirimkan fotonya pada temannya yang kadang-kadang tidak menggunakan otak jika berfikir.
Tapi ini, Panjangnya dua puluh sentimeter diatas lutut, dan satu tali tipis yang mengantung dipundak, dan bagian dada kebawah terbuat dari kain transparan yang terlihat.. menegrikan dimatanya. Tentu saja akan terlihat menggoda di mata pria. Dan satu lagi, berwarna hitam. Kalian tentu tahu jika warna hitam melambangkan kesexy-an. Warna hitam juga mendorong aura sexy pada tubuh kita. Baik pria maupun wanita.
Lagi-lagi kain transparan, ia muak.
“Apa yang kau lakukan di sini?” Myungsoo berjalan masuk ke balkon. Dengan dasi yang longgar, jas yang terselampir begitu saja di pundaknya, dan lengan kemeja yang ia gulung hingga siku. Menampilkan bentuk tubuh maskulin, adan aura sexy Myungsoo.
Suzy menggeleng pelan. Pandangan Myungsoo tertuju pada kotak gold yang ada di depannya.ia mantapnya heran. “Ini apa?” Tanya seraya membuka kotak gold itu. Suzy mendelik, dan berlari ke arah Myungsoo untuk mengambil kotak itu. Terlambat karena Myungsoo sudah mengambil lingerie itu dengan mata terbelalak.
“Kau?”
Suzy merebut lingerie itu, dan memasukkannya lagi dalam kotak. Ia menarik kursi di samping Myungsoo, dan meletakkan kepalanya di atas lengan yang dilipat di atas meja. “Hyo Jin yang memberikannya padaku.” Ia tidak berani menatap Myungsoo yang tersenyum lebar. “Sebagai hadiah pernikahan. Aku tidak akan memakainya. Aarrghh” Suzy berteriak histeris karena malu. Sialan.
Myungsoo mencoba untuk menyembunyikan senyumannya. Ia berdehem pelan. “Kerena dia telah memberikannya padamu, jadi kau harus memakainya.”
Suzy mendongak. Ditatapnya Myungsoo heren. “Memangnya kau takut aku melakukan apa jika kau mengenakan lingerie itu?” Ia tersenyum licik lalu berdiri dari kursinya. Myungsoo mendekat ke arah Suzy dan sedikit membungkuk untuk mengecup bibir istrinya. “Aku mandi dulu” ucapnya sebelum meinggalkan Suzy di taman balkon.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.