Part 26

759 68 0
                                    

"Jeonghan!" sebuah suara mengagetkan pria bermarga Yoon itu. Ia sampai melupakan hitungan soal matematika yang sedang dikerjakannya.

"Sial!" gerutu Jeonghan. "Ada apa kalian pagi-pagi sudah menggangguku?" tanyanya pada dua orang teman cowok yang sudah duduk di hadapannya.

"Benar kau sudah resmi pacaran dengan Kwak Myunghee dari kelas SS-1?" todong lelaki berkacamata.

Jeonghan mengangguk. Wajah kesal pria itu menghilang, digantikan dengan rasa bangga yang menghinggapi dirinya. "Tentu saja. Setelah dekat selama enam bulan, akhirnya kami punya hubungan resmi sebagai sepasang kekasih."

"Terus, bagaimana dengan sahabatmu yang satunya itu?" kali ini cowok yang mengenakan jaket yang bertanya.

"Nari maksudmu?" tanya Jeonghan memastikan.

"Iya. Kalau kau bersama dengan Myunghee, aku boleh mendekati Nari kan?" tanya cowok itu lagi. Mukanya tiba-tiba tersipu malu. "Dibandingkan Myunghee yang sangat feminim, aku lebih suka karakter Nari yang kuat dan tomboy. Kau tahu, sikap dinginnya itu sangat manis menurutku."

Jeonghan memukul kepala temannya dengan buku matematika di tangan. Senyum lebarnya menghilang, berganti dengan ekspresi kesal. "Jangan bermimpi! Dia tidak akan mau denganmu!" Jeonghan kembali membuka bukunya. Tangannya bergerak mengambil pensil untuk melanjutkan soal hitungan yang sempat tertunda. "Kau menggangguku, pergi saja sana!"

Baik pria berkacamata maupun yang mengenakan jaket saling tatap dengan dahi berkerut. Keduanya kemudian bangkit dari hadapan Jeonghan.

"Kau rakus sekali. Sudah mendapatkan Myunghee tapi tetap memonopoli Nari seperti itu," komentar pria berjaket sebelum benar-benar pergi dari sana.

Jeonghan mendengus kesal. Mereka kira ia tuli hingga tidak bisa mendengarnya? Cowok itu berusaha fokus mengerjakan soal di depannya tanpa mempedulikan omongan dua orang teman sekelasnya tadi.

---

Nari bersenandung senang dengan sekaleng kopi dingin di tangannya. Gadis itu berjalan menghampiri meja Yoona. Baru kali ini ia tidak mendapati sang sahabat mengusik pekerjaannya dengan mampir untuk bergosip.

"Ya, kau mengagetkanku," seru Yoona ketika akhirnya sadar Nari sudah berdiri di belakangnya. "Kau sudah disini dari kapan?"

"Baru saja," jawab Nari sambil terkekeh kecil. Gadis itu menarik sebuah kursi hingga duduk tepat disamping Yoona. Ia melirik kertas-kertas yang terserak di atas meja Yoona. "Ini kasus menyangkut penggelapan dana rumah sakit itu kan?"

Yoona mengangguk lemah. "Kenapa kasus ini tiba-tiba diberikan padaku sih? Memang kau tidak bisa menyelesaikannya sendiri?"

Nari mendelik. Ia bisa saja menabok kepala temannya kalau mau, tapi gadis itu menahan diri. "Ya! Kalau mau, protes saja sama Mr. Park," komentar Nari. "Aku lebih memilih menyelesaikan kasus itu dibandingkan harus melakukan investigasi kasus sulit seperti sekarang."

"Rencana bulan maduku....," erang Yoona.

Nari meringis. Sebenarnya kasus yang dipegang Yoona sekarang adalah tanggung jawabnya. Namun, belum sempat Nari melakukan pemeriksaan lebih dalam, Dongwoo malah memberikan pekerjaan itu pada Yoona. Nari sendiri diberikan kasus yang lebih sulit lagi. Bayangkan saja, ia harus melakukan penyidikan besar tentang gembong penjualan senjata tajam ilegal di Korea Selatan. Sepertinya Dongwoo berniat menyiksanya dengan membuat waktu tidur Nari tersita banyak untuk menyelesaikan kasus itu.

Sebenarnya Nari tidak masalah kalau ia harus melakukan investigasi kasus berat seperti itu. Ia hanya kasihan pada Yoona yang jadwal cutinya terpaksa tertunda karenanya. Nari merasa bersalah. Karena Dongwoo yang membencinya, rekan kerja Nari yang lain ikut kena imbasnya. Seperti yang terjadi pada Yoona sekarang.

[SVT FF Series] You're My Last DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang