14. Kecurigaan Madam Loly

17.4K 1.8K 101
                                    

Apa mungkin ini merupakan suatu tindak pemberontakan?

• • •

"Mampus lo!" umpat Lukas saat mendapati dirinya dan keempat teman sekamarnya ternyata sudah dikelilingi oleh tiga orang yang paling mengerikan di Lawden Hall. Yakni, Pak Surapto, Pak Hanung, dan Madam Loly yang sedang menatap horor.

"Ckckck," Madam Loly berdecak sambil menggeleng menatap satu persatu lima pasang mata milik lima siswa yang berdiri mengenakan baju tidur berseragam itu. "Kenapa kalian berkumpul di sini? Tahu sekarang jam berapa?"

"Gak tau, Madam. Saya gak pake jam." Dengan kebodohan yang mengakar, Lukas menunjukkan pergelangan tangannya yang polos tanpa balutan jam tangan apapun. Membuat teman-temannya jadi geram sendiri karenanya.

Bahkan saking kesalnya, Adnan sampai menggeplak kepala Lukas yang kebetulan berdiri di sebelahnya. "Dasar bego."

"Tolol emang," cetus Daniel pelan sembari melirik sinis pada Lukas. Kalau saja posisi berdirinya dekat dengan Lukas mungkin Daniel akan melakukan hal yang serupa dengan yang Adnan lakukan pada Lukas.

"Ssst," Yudan berdesis pada Daniel agar menahan emosinya.

Sementara Ethan hanya bisa memijat keningnya yang pusing karena tidak tahan dengan kelakuan Lukas.

"Kalian tahu apa hukuman bagi siswa yang keluar kamar di waktu lewat tengah malam?" sentak Madam Loly sebagai satu-satunya orang yang merasa paling jenuh memberi hukuman pada mereka lagi-mereka lagi.

"Pasal lima, 'Barangsiapa yang berkeliaran di luar kamar lewat dari pukul sepuluh malam, akan dikenakan hukuman sesuai yang diperintahkan oleh pihak tertentu dalam jangka waktu minimal dua minggu penuh, atau empat belas hari berturut-turut'." Hanya Ethan yang bisa menyahut dengan lantang dan fasih. Karena cuma dialah yang hafal pasal-pasal hukum yang berlaku di Lawden Hall di antara mereka berlima.

"Great. Kalau begitu kalian sudah tahu ya, berapa lama kalian akan mendapat hukuman atas apa yang kalian perbuat," ucap Madam Loly seraya menaikkan kedua bahunya, tak acuh. "Lagi pula, saya pikir kalian sepertinya senang mendapat hukuman-hukuman dari saya."

Ethan mengembuskan napasnya sesaat. "Tapi saya habis anter Yudan ke toilet, Madam. Toilet di kamar kami airnya mati," selanya mencoba menceritakan yang sesungguhnya terjadi.

"Baiklah, kalian bisa ceritakan semuanya besok pagi." Sejenak Pak Hanung menengok arloji silver yang menghiasi tangannya. "Sudah larut, lebih baik kalian kembali ke kamar. Jangan lupa temui saya dan Madam Loly di ruang kesiswaan sebelum masuk kelas di ruang kesiswaan," putusnya kemudian.

Tanpa menjawab apa-apa lagi mereka berlima langsung berjalan gontai kembali ke kamar. Meninggalkan Pak Hanung, Madam Loly, dan Pak Surapto yang tak lama kemudian kembali menjalankan tugasnya masing-masing.

🍐

"Eh, besok kita gimana, nih? Masa iya tiap hari kena hukum mulu!" Setelah berada di dalam kamar, barulah Yudan mengekspresikan rasa paniknya yang sejak tadi dia tahan-tahan.

"Ceritain aja yang sebenernya. Emang kita abis dari toilet, kan?" sahut Ethan.

"Iya, juga, sih. Tapi mana ada yang percaya ke toilet rame-rame. Kayak mau tawuran,"

"Siapa yang bilang rame-rame? Yang ke toilet itu kita bertiga doang sama si Adnan."

Mendengar sahutan Ethan barusan, diam-diam Adnan merasa lega lantaran alibinya yang bilang ingin ke toilet langsung dipercayai. Setidaknya hal itu membuat Adnan merasa sedikit aman.

Emerald Eyes 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang