Memberi Krisar Itu Berat

114 4 1
                                    

PERINGATAN : Dilarang baper sama apa pun yang aku bahas di sini. Karena ini semua hanya opiniku semata. Bagi yang gak sepaham dan sepemikiran sama aku gak usah ngegas. Silahkan dibicarakan secara baik-baik :)
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hallo para penulis pemula, senior, master ... kalian biasanya dapat ilmu kepenulisan dari mana?

Cari sendiri? Dengan serching?

Tanya temen?

Atau dari krisar orang lain di cerita kamu?

Kalo aku sih lebih suka tanya temen & dari krisar di ceritaku.

Bicara masalah krisar, ternyata gak banyak orang yang bisa menerima krisar. Meski awalnya mereka sendiri yang meminta. Saat kita memberi krisar dengan menunjukkan kesalahan tulisan mereka secara teknik, woooh langsung enggak terima.

Aku merasakan sendiri. Berasa dibully.

Kasih krisar dengan meluangkan waktu dan tenaga. Berharap bisa membantu. Tapi malah dibales dengan kata-kata sarkas.

Makasih ya udah kasih krisar padahal ilmunya gak seberapa dan gak ada apa-apanya.

Gimana kalo kalian dapat kata-kata kayak gitu?

Kita udah bela-belain baca, meneliti, eeeh gak dihargain. Dikatain pula. Dibilang ilmu belom seberapa. Emang kalo mau bagi-bagi ilmu harus yang udah berilmu banyak? Gak mau ya sama-sama belajar? Toh krisar yang aku kasih juga udah aku terapin kok di ceritaku.

Sebenernya kalo ada yang minta krisar, gak peduli pun oke-oke aja. Tapi kalo bisa share ilmu kepenulisan meski dikit, aku merasa seneng. Berharap bermanfaat bagi orang lain. Yang kurang paham masalah kepenulisan biar semakin tau.

Oooh ini ternyata salah ....

Oooh yang bener kayak gini ....

Kan bagus jadi penulis yang berkembang. Kalo tau ada kesalahan bisa diperbaiki.

Tapi kan bikin down kak ....

Duh, jangan lebay deh. Belom juga dikatain,

Jelek banget!

Bikin mual!

Bikin kudisan! Panu! Kadas! Kurap!

Krisar masih dengan kata-kata netral aja bikin down. Tolong ya ... penulis top dan sudah terkenal pun masih dapat kritik. Apalagi kita-kita ini yang bukan siapa-siapa.

BTW, krisar yang aku kasih waktu itu bukan masalah alur cerita, plot hole, dll. Cuma awalan dan kata depan di & ke. Hei, itu bukannya teknik dasar menulis ya? Pelajaran waktu jaman SD dulu.

Huuuft gak tau lagi deh mau ngomong apa. Saat sesuatu yang jaman SD kita pelajari, tapi kamu salah menggunakannya sekarang. Terus saat diingatkan, malah marah balik dan sarkas. Pengen gue getok palanya.

Sebagai orang yang berkecimpung di dunia sosial media, khususnya penulis di wattpad, jadilah orang yang lebih rendah hati.

Di saat kamu diingatkan oleh teman sesama penulis, apalagi itu baik juga untuk karya kamu ke depannya, lebih dipikir positifnya. Jangan langsung ngegas.

Kalo enggak percaya karena ilmu si pemberi krisar kamu rasa lebih sedikit, coba kroscek di sumber2 yang lain. Siapa tau emang bener.

Orang kasih krisar juga ada effort. Dengan suka rela baca karya kamu. Mencari apa yang kurang guna membuat karya kamu ke depannya biar lebih baik. Mencari kata-kata yang sekiranya enggak menyinggung.

Janganlah kamu patahkan kebaikan mereka dengan pemikiran kamu yang arogan. Meski pun kamu lebih dulu masuk dunia orange, meski kamu merasa sudah senior, meski kamu udah nerbitin buku. Apa salahnya sih mendengarkan orang lain demi kebaikanmu sendiri?

Toh si pemberi krisar juga gak rugi kalo pun krisarnya gak digubris. Tapi kamu yang enggak memperdulikan ilmu kecil yang terselip itu yang pasti merugi.

Semoga mereka yang enggak mau menerima krisar bisa terbuka pintu hatinya. Gak hanya mau dengar yang bagus-bagus aja. Karna krisar yang sesungguhnya menunjukkan kekurangan karya kita agar bisa kita perbaiki di kemudian hari. :)

Mager Bareng YukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang