Part 05

56K 7.5K 512
                                    


___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Semua yang Shareen lihat tak lepas dari matanya saat sekolah yang penuh dengan warna putih dan abu-abu itu makin dekat. Para siswa berjalan di tepi jalan. Ada yang sendiri. Ada yang berjalan lebih dari satu orang. Tak jarang Shareen melihat siswa-siswi datang berboncengan di atas motor. Ada juga yang berlari tergesa melewati gerbang saat sekolah itu makin dekat.

Shareen memandang semuanya dengan takjub. "Kenapa nggak asing? Aku kayak pernah lihat sekolah ini. Tapi dalam mimpi," kata Shareen saat melihat bangunan bertingkat lewat kaca jendela yang terbuka. Dia terkekeh. Dia benar-benar pernah bermimpi tentang sekolah.

Kaca kendela tiba-tiba tertutup dan membuat Shareen terkejut disertai suaranya yang memekik. Jarinya hampir saja terjepit di sana. Matanya melotot ke arah Kenzie, ingin bertanya apa yang terjadi barusan, tapi urung.

"Lo emang kebanyakan halu." Kenzie membalas cuek. Sudut bibirnya sedikit naik saat tadi dia melihat ekspresi cewek di sampingnya yang kaget karena ulahnya-yang dia sengaja.

"Andaikan aku sekolah di sini," Shareen melupakan hal tadi dan kembali menatap gedung sekolah Kenzie sambil berkhayal, "pasti rame! Aku boleh masuk, ya?" tanyanya, menoleh kembali kepada Kenzie dan memohon lewat mata dan raut penuh pengharapan.

"Nggak."

"Cuma pengin lihat-lihat...."

"Gue bilang nggak."

Shareen menunduk pasrah. "Ya udah, aku di halte aja."

"Emang tujuan lo ke halte, kan?" Kenzie memelankan mobilnya saat dekat dengan halte. "Turun!"

Shareen mengangguk dan segera membuka pintu, tapi terhalang oleh suara Kenzie.

"Jangan ke mana-mana, paham?" perintah cowok itu. "Bentar."

Kenzie mengambil sesuatu di dalam tasnya. Dia mengeluarkan sebuah uang kertas berwarna biru, lalu diberikannya kepada Shareen. Shareen menerimanya dengan sedikit kebingungan.

"Apa ini?" tanya Shareen sambil membolak-bolakkan kertas itu.

"Uang."

"Buat?"

"Lo mau kelaparan?" Kenzie menatap Shareen agak kesal. Dia menunjuk sebuah toko yang ada tak jauh dari halte, ada di seberang. "Ingat, ya, lo bisa ke toko di depan itu aja. Ingat, toko yang ada di depan. Jangan ke tempat lain oke?"

Shareen mengangguk agak kaku. "Kalau ke tempat lain memangnya kenapa?"

Kenzie mendekat. Dia membuka pintu mobil. Shareen menahan napas saat wajah cowok itu berada sangat dekat dengan wajahnya. Kenzie mundur sedikit dan menatap mata Shareen dengan serius.

"Kenapa?" tanya cowok itu balik. "Karena kalau lo pergi entah ke mana, gue susah nyari lo yang pada dasarnya emang nyusahin."

Shareen mengerjap. "Maksudnya?"

Can I Meet You Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang