Pentingnya Menulis Dengan Rapi

48 3 0
                                    

PERINGATAN : Dilarang baper sama apa pun yang aku bahas di sini. Karena ini semua hanya opiniku semata. Bagi yang gak sepaham dan sepemikiran sama aku gak usah ngegas. Silahkan dibicarakan secara baik-baik :)
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ada beberapa orang yang suka bertanya ;

Kenapa sih karya itu viewersnya banyak? Padahal tanda bacanya berantakan.

Satu jawaban yang paling aku ingat adalah ;

Pembaca yang tidak mementingkan kerapian tulisan sebuah karya adalah pembaca yang kualitasnya sama dengan si penulis. Bisa jadi karena para pembaca itu kekurangan ilmu kepenulisan hingga tak tau atau tak mau tau tentang banyaknya kesalahan yang ada di karya tersebut.

Wah, pikiranku jadi terbuka setelah melihat jawaban seperti itu.

Kerapian dalam menulis itu ternyata penting loh. Selain agar enak dibaca, tanda baca yang tepat juga mempengaruhi cara pembaca mencerna makna dari tiap kalimat yang kalian tulis.

Sebelum menulis ini aku lihat ada yang bilang ;

Percuma tulisan rapi tapi aku gak paham sama ceritanya. Mending tulisan berantakan, tapi ceritanya bagus.

Lah lebih bagus lagi kalo cerita bagus itu disertai tulisan yang rapi kan?

Kerapian tulisan juga membantu waktu kalian ikut lomba kepenulisan. Kalo tanda baca berantakan, terus kalian kirim buat ikut lomba, kira-kira apa kata penerbit?

Anggaplah menulis itu melakukan hobi sambil belajar. Kita emang seneng menuangkan ide serta imajinasi. Tapi alangkah baiknya kalo kita juga bisa berkembang. Dengan mempelajari apa-apa aja yang penting dalam dunia literasi.

Bukan buat siapa-siapa kok. Buat diri kita sendiri. Biar karya-karya kita semakin baik.

Untuk mempelajari ilmu kepenulisan banyak banget caranya. Searching di internet, baca buku, tanya teman yang lebih berpengalaman, dsb.

Penulis kan juga manusia. Tempatnya salah. Jadi ya maklum aja kalo tulisannya banyak kesalahan.

Banyak salah wajar kok. Tapi kalo udah tau salah tapi gak mau memperbaiki itu yang gak bener.

Lebih parah lagi kalo gak merasa salah sama sekali. (Tepok jidat)

Ini gayaku dalam menulis. Tiap penulis kan punya gaya sendiri-sendiri dalam menulis.

Mbak, mas, gaya menulis dan teknik menulis itu beda. Teknik menulis (termasuk tanda baca) itu hukumnya wajib. Udah ada aturannya. Gak boleh kita seenaknya aja.

Kalo gaya menulis itu cara author menggambarkan ceritanya. Entah itu dengan kata-kata puitis atau dengan kata-kata yang lugas.

Kalo kamu bilang keberantakan tanda baca kamu itu adalah gaya kamu dalam menulis, wah, itu berarti kamu cuma ngeles aja.

Emang cerita ini masih berantakan. Nanti direvisi.

Lah kalo karyanya udah banyak (hampir 10) dan udah banyak yang tamat, tapi belom juga direvisi, itu namanya apa? Sibuk, males, apa emang gak merasa ada kesalahan?

Think again!

Kalo aku sih pilih cari bacaan lain aja.

Aku suka author yang gerak cepat. Saat tau ada kesalahan langsung perbaiki. Soal part-part yang udah terlanjur, itu direvisi nanti aja. Tapi next part harus lebih baik. Karena aku seperti itu. Kalo ada yang mengingatkan ada kesalahan, aku akan segera perbaiki di next part.

Jangan hanya berfokus pada isi cerita, tapi membuat pembaca nyaman dengan tulisan yang rapi juga sama baiknya. Jadikan 'menulis dengan tanda baca yang benar' menjadi sebuah kebiasaan :)

Mager Bareng YukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang