26

19.1K 911 34
                                    

Kay membelalakan matanya yang semula terpejam, bayangan Marvel dan Irene terus terngiang di kepalanya. Terus terputar seperti klise dalam film, lagi dan lagi tak pernah berhenti.

Kay bingung dengan dirinya sendiri kali ini, kenapa rasanya sakit dan terasa ada batu besar yang berdiam didalam hati nya? Rasanya sesak.

Tak lama, manik caramel itu melirik kearah nakas putih yang ada dikamar nya. Menatap benda pipih dengan case berwarna pink itu masih saja bergeming, tak ada satupun pesan. Apa yang ia harapkan?

Marvel peka dan meminta maaf?

Gadis itu tersenyum pahit, rasanya tidak mungkin. Mungkin Kay menganggap ini berlebihan, dan semua yang dilakukan Marvel kemarin-kemarin hanya sebagian dari kebaikan Marvel karena bisa saja Marvel melakukan nya pada siapapun, bukan hanya dirinya.

"Argh," Kay menggeram seraya mengacak rambutnya.

Cinta memang menyebalkan, cinta memang selalu sukses membuat kepala sakit dan nafas sesak. Terlebih cinta yang Kay anggap bertepuk sebelah tangan.

Kay bergeming, ia mengatur nafasnya sebaik mungkin. Ia lalu meraih tas nya, dan mengambil gantungan kunci yang Marvel berikan, ia menatap nya sebntar lalu memasukan nya kedalam naci lakas.

"Bodo amat, sama aja!" Dengus nya.

Suara pintu yang berderik membuat gadis itu menoleh kearah pintu kamar nya yang sudah minta diperbaiki agar tidak berbunyi lagi setiap dibuka.

"Dek?"

Kay menoleh, dan mendapati Reina melongokan kepalanya. Dengan cepat Kay merubah posisi duduknya menjadi bersila dan merapikan rambutnya.

"Makan dulu, kamu kaya lagi pusing gitu, kenapa sayang?" Tanya Reina lembut

"Makan dulu, kamu kaya lagi pusing gitu, kenapa sayang?" Tanya Reina lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kay hanya menampilkan senyum box nya dan menggeleng pelan. Ia tidak mau membuat mama nya khawatir dengan masalah ini.

"Gapapa Ma," jawab Kay seadanya.

Reina membelai kepala putri nya itu seraya tersenyum, "kalo ada apa-apa kamu bisa cerita sama Mama kok. Kalo nggak bisa cerita sama Kakak, kamu tau kan kamu bisa cerita apa aja ke Mama?"

Kay membalas senyum hangat khas seorang ibu itu, ia meraih jemari Reina lalu memegang nya erat.

"Iya, Kay tau kok Ma. Jangan khawatir."

"Yaudah, buah nya dimakan ya? Mama cuma pulang sebentar buat mastiin kalian baik-baik aja, sama bantuin Bibi masak."

"Pasti Kak Sam sama Key yang minta." Tebak Kay karena ia tahu betul jika Sam dan Key selalu meminta Reina untuk memasakan makanan kesukaan mereka.

"Iya, tahu sendiri kan Kakak kamu gimana?"

Kay mengangguk seraya tersenyum, "iya Ma."

"Yaudah, Mama sekarang harus ke kantor Papa. Kasian Papa kamu lagi mumet liatin tumpukan kertas terus," jelas Reina.

BROTHERS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang