#Diarasa-1

53 0 0
                                    

"Kau mengapa, Sa?"

"Aku lelah, Jara."

"Karena?"

"Hidup menipuku."

"Mengapa bicara begitu?"

"Kau banyak bertanya, Jara. Aku lelah."

"Aku ingin mendengarkanmu. Bicaralah, Assa."

"Aku kembali gagal. Mimpiku telah hancur, Jara."

...

"Mengapa terdiam?"

"Aku hanya sedang berpikir."

"Tentang apa?"

"Tentangmu."

"Ada apa denganku?"

"Kau banyak bertanya, Assa."

"Ish, kau menyebalkan!"

"Hahaha. Jika aku serius , kau takkan mendengarkanku."

"Sok tahu! Sudahlah, aku lelah."

"Kau mengucapkan 'aku lelah' sebanyak tiga kali, Sa. Itu berarti kau tak mau mendengarkan apapun, dari siapapun."

"Katakan saja, Jara. Aku mendengarmu."

"Aku kasihan padamu,Sa. Kau tak pernah benar-benar menghargai hidup."

"Dia menipuku, Jara."

"Kau tak mengerti dibaliknya, Sa. Kehidupan benar-benar menyayangimu."

"Buktinya?"

"Kau ada dihadapanku. Jika hidup tak menyayangimu. Kau takkan lahir, Sa. Kau takkan pernah benar-benar nyata. Kau tahu kan siapa yang menciptakan kehidupan?"

"Tuhan."

"Nah, apakah Tuhan menipumu?"

"Itu tidak mungkin, Jara."

"Itu kau tahu, Sa. Tuhan menciptakan kehidupan, juga menciptakanmu. Tuhan tak mungkin menipu, bukan? Jika Tuhan saja mustahil untuk menipumu, pun kehidupan yang Dia ciptakan juga takkan mungkin menipumu. Hidup tak pernah bermain, Sa."

"Lalu, apa yang harus kulakukan?"

"Menerima. Lalu berusaha lebih keras lagi. Jangan lupa untuk meminta kepada pemiliknya."

"Itu tak mudah."

"Tapi tak mustahil. Kalau kau benar-benar ingin hidup, Sa. Menerima adalah kelapangan yang nyata. Dan Tuhan menyukainya. Itu lebih dari cukup."

"Maksudmu?"

"Saat Tuhan telah suka. Kau takkan membutuhkan apapun. Tuhan adalah segalanya, Sa. Lebih dari apapun, bahkan lebih dari mimpimu sendiri.Itu artinya, kau akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari yang kau minta."

"Kalau begitu, aku akan menerima."

"Itu bukan pilihan, Sa. Tapi keharusan. Saat ini, Tuhan pasti telah menyukaimu. Bahkan menyayangimu. Tunggulah, Sa. Ada hal menakjubkan yang akan kau dapatkan."

"Kau memang bijak, Jara."

"Aku mencoba memahami, Assa. Bukannya bijak."

"Kau selalu merendah."

...


11 Agustus 2018

-senjanala

Diarasa -Dialog Jara & Assa-Where stories live. Discover now